Sakit rasanya
Ketika kita sedang berusaha mempertahankan sesuatu
Namun dia malah menghancurkan nya
~Kaira~Namun belum sempat Riski menampar Kaira ada sebuah tangan yang mencekal lenganya, yang membuat dirinya harus mengurungkan niatnya itu.
Riski langsung menepis tangan yang mencekalnya dan menghadap kearah sang pelaku. Kaira yang merasa tidak ada pergerakan dari Riski langsung membuka matanya.
Dan betapa terkejutnya dia saat melihat seseorang yang asing baginya ada disampingnya sekarang. Lelaki berparas tampan, berkulit putih, dengan baju yang dikeluarkan, kerah tanpa dasi dan tak lupa sebuah bandana hitam yang bertengger dikepanya, yang membuat lelaki itu terlihat lebih tampan.
Aril? Kenapa dia ada disni?
Batin KairaKairapun langsung mengalihkan pandangan pada sang pacar yang sudah terlihat jelas jika dia sedang sangat marah.
"Mau apa lo hah? Mau jadi pahlawan? Iya?" Aril tersenyum mendengar perkataan Riski.
"Nggak usah kasar sama cewe bro, kalo ada masalah lo selesain baik-baik bukan malah lo main fisik!"
Lagi-lagi Kaira terkejut mendengar perkataan dari Aril. Dia baru tau jika Aril bisa berkata bijak seperti itu, karena yang Kaira tau Aril adalah lelaki yang kocak dan tidak bisa serius.
"Apa urusannya sama lo? Toh dia juga nggak keberatan kok gue gituin, jadi lo nggak usah ikut campur urusan gue!" Maki Riski.
"Jelas urusan gue, karena siapapun yang berani main tangan sama cewe dia bakal berurusan sama gue!" Riski tertawa mendengar ucapan Aril.
"Hahahha, masa sih? Jadi pahalawan para kaum wanita nih ceritanya? Biar banyak dikagumin iya? Pantes sikap Kaira kayak gitu orang temen satu jurusannya aja kayak lo!" Setelah mengatakan itu Riski langsung pergi meninggalkan Aril dan Kaira.
Disisi lain Kaira dan Aril masih mematung ditempat. Aril yang merasa jika situasinya menjadi hening dan canggung, akhirnya memilih membuka suara.
"Ekhem, Kaira nggak papa kan?"
Kaira yang tadinya sedang menatap kepergian Riski akhirnya mengalihkan pandangannya pada Aril.
"Eh? Ng-nggak papa kok," ujarnya terbata-bata.
"Yaelah, Aril bukan Bara kali yang garang! Selo aja ngomongnya, nggak usah gerogi gitu,"
Kaira terkekeh pelan.
"Kamu lucu!" Ujar Kaira yang membuat Aril tertawa.
"Hahaha Kaira bisa aja! Eh Kaira mau kemana tadi? Kok bisa lewat sini?"
Kaira menghela nafas pelan.
"Niatnya sih mau keperpus tapi dijalan ketemu Riski terus dia bawa aku kesini," jelas Kaira sendu.
Aril yang ingin menanyakan perihal kejadian yang terjadi pun seketika mengurungkan niatnya melihat wajah sendu Kaira.
"Yaudah lupain aja kejadian tadi! Temenin Aril makan dikantin mau?"
"Sebenernya aku udah makan sih dikantin tadi, tapi sebagai ucapan terimakasih aku ke kamu, boleh deh! Ntar aku traktir,"
Aril tersenyum kegirangan.
"Serius Kaira mau traktir Aril?"
"Iya serius lah masa boong sih!"
"Akhirnya! Rejeki anak soleh! Yaudah yuk perut Aril udah laper banget nih!"
Arilpun menggandeng tangan Kaira dan pergi menuju kantin.
Sesampainya dikantin mereka memilih duduk dibangku paling depan.
"Kaira mau pesen apa nih biar Aril yang pesenin sekalian,"
"Emmm, aku pesen es jeruk aja deh masih kenyang soalnya,"
"Okeh, Aril pesenin dulu yah," Aril pun pergi menuju warung bakso pa apla.
Sedangkan Kaira masih duduk manis sambil memperhatikan suana sekitar kantin yang terlihat sangat sepi karena memang ini belum waktunya istirahat.
Namun pandangan Kaira berhenti saat melihat dua sejoli yang sedang bermesraan di meja belakang deretan sebrang mejanya, tepatnya didekat pintu masuk kantin. Kaira berfikir jika mereka adalah sepasang kekasih. Memang wajah sang lelaki tidak kelihatan karena memang mereka duduk berhadapan dan sang lelaki duduk membelakangi Kaira, namun terlihat jelas dari raut wajah sang wanita yang sangat bahagia. Dan tak lupa tangan wanita itu yang digenggam oleh sang lelaki. Itu pun sudah membuktikan jika mereka adalah sepasang kekasih yang sedang kasmaran.
Kaira tersenyum pedih. Ia teringat akan sikap Riski padanya, berbeda sekali dengan sikap lelaki itu. Dulu memang Riski adalah lelaki yang sempurna menurut Kaira namun semenjak 3 bulan terakhir dia sikapnya menjadi berubah, dia lebih mementingkan citra baiknya dibandingkan Kaira dan diapun menjadi kasar kepada Kaira.
Aril yang sedang berjalan membawa sebuah nampan yang berisi 1 mangkok bakso dan 2 gelas es jeruk, seketika mengerutkan dahinya. Dia bingung mengapa wajah Kaira menjadi sendih, dan mengapa dia melamun? Padahal saat dia tinggal tadi Kaira terlihat baik-baik saja.
Aril meletakkan nampan itu dimeja, namun Kaira belum menyadari kehadirannya.
"Kaira?" Ucap Aril seraya menepuk bahu Kaira. Kaira yang merasa bahunya ditepuk akhirnya tersadar dari lemunannya.
"Eh, Aril? Udah balik yah?" tanya Kaira kebingungan.
"Dari tadi kali ra! Kamu sih nglamun jadi nggak nyadar kalo aku udah disini," Aril pun duduk disebelah Kaira.
"Hehehe maaf yah," cengir Kaira.
"Kaira ada masalah yang ganggu pikiran Kaira makanya Kaira nglamun kaya gitu yah?"
"Masalah? Nggak kok nggak ada. Cuma bosen aja gitu nungguin Aril jadinya nglamun deh,"
Aril tersenyum simpul.
"Syukur deh kalo nggak ada mah, jadi Aril bisa makan dengan tenang," ucapnya lalu melahap bakso yang telah dipesannya.
Kaira pun tertawa
"Hhaha, bisa aja kamu! Yaudah gih cepet diabisin keburu rame ntar, soalnya sebentar lagi istirahat nih,"
Aril hanya mengangguk dan melanjutkan aksi makan baksonya yang hanya tinggal setengahnya saja. Tak butuh waktu lama satu mangkok bakso habis dilahap oleh Aril.
"Udah?" Tanya Kaira.
Lagi-lagi Aril hanya mengangguk.
"Yaudah yuk kita balik kekelas, udah mau bel nih," ucap Kaira lalu bernjak dari duduk nya. Tak lupa dia meninggalkan selembar uang berwarna hijau untuk membayar makanan dan minumannya.
Kaira berjalan beriringan dengan Aril. Mereka berjalan tanpa sepatah katapun. Namun saat sampai di meja dekat pintu kantin, langkah kaki Kaira seketika terhenti. Dia melirik pasangan dimeja itu dan betapa terkejutnya Kaira melihat siapa yang sedang duduk dimeja itu. Orang yang sedang bermesraan itupun tak kalah kagetnya dengan Kaira. Dia pun berdiri daru duduknya.
"Loh Kamu!" Ucap Kaira kepada orang dihadapanya.
Hai guys, gimana buat part ini?
Kalian suka nggak?Kira-kira siapa orang yang membuat Kaira terkejut yah?
Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih banyak buat kalian yang masih stay nunggu cerita ini up. Dan makasih banyak karena kalian udah baca cerita aku sampe sini.
Jangan lupa kasih★ dan komen kalian mengenai part ini yah, dan jangan lupa rekomendasiin cerita ini ketemen-temen kalian.
Dan buat kalian yang nggak sabar nunggu aku up kalian bisa dm aku biar aku cepet up!
Tetep semangat yah baca cerita Air dan Api♥
Love you all♥♥
Resti♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Air dan Api
Ficção AdolescenteKita ditakdirkan untuk saling membenci Lantas mengapa kita malah saling mencintai? Dunia memang tak adil. Membuat seseorang saling mencintai namun harus berusaha saling membenci. Sulit? Tentu! Hidup dalam sebuah topeng permainan yang membuatnya ter...