Satu

1.1K 61 0
                                    

Love poem

Tentang tawan, yang setiap hari menemukan surat aneh di lokernya tanpa tau siapa pengirimnya. Akankah Tawan tau sosok yang selalu mengirimkan surat itu?

.

.

.


Hari ini Tawan berangkat ke kampus pukul 8 pagi. Seperti biasa dia akan menyimpan barang bawaannya di sebuah loker yang di khususkan untuk mahasiswa kampus itu. Tawan Vihokratana tertera di depan loker itu. Segera Tawan membuka lokernya untuk memasukkan barang-barangnya.

Mata Tawan tiba-tiba tertuju pada sebuah amplop kecil berwarna merah muda yang jatuh tepat setelah Tawan membuka pintu loker. Ia pun mengambil amplop tersebut. Tertera di bagian depannya To Tawan.

Tawan tersenyum menemukan namanya di sana. Siapakah yang mengirim surat cinta ini? Pikirnya. Sudah pasti surat cinta melihat dari warna amplop yang merah muda. Ia lalu menimbang-nimbang siapakah sosoknya? Apakah orang yang dia kenali? Atau bahkan orang yang sama sekali tidak ia kenali.

"Weits.. Apaan tuh peng?" Jumpol tiba-tiba muncul dari arah belakang Tawan dan merebut surat itu dari tangan Tawan.
"Ciee dapet surat. Dari siapa nih?"

"Apaan sih peng. Ga tau itu dari siapa belum baca gue"

Jumpol dengan semangatnya membuka surat itu untuk mencari tau siapakah sang secret admirer yang diam-diam mengirimi sahabatnya itu sebuah surat cinta. Tapi sebelum sempat membaca isinya, Tawan segera merebut kembali surat tersebut dari tangan Jumpol.

"Kepo banget lo, punya gue ini harus gue duluan yang baca" Kata Tawan sembari melipat kembali surat tersebut dan memasukkannya ke salam tasnya.

"Ga seru lo, padahal gue penasaran banget sama isinya. Ntar kasih tau gue ya?"

"Liat ntar deh tergantung hasil presentasi lo gimana. Tugas sebelumnya lo bikin hancur nilai kita ye sat. Awas aja kalau berulang"

"Ahh ancaman lo jelek"

Mereka hanya terkekeh dan kemudian buru-buru menuju ruang kelasnya karena sebentar lagi kuliah akan dimulai dan hari ini adalah waktunya Tawan dan Jumpol mempresentasikan tugas mereka.

...

Kelas telah usai. Di sinilah Tawan dan Jumpol duduk, di kantin fakultas sosial, untuk makan siang. Jumpol selalu membanggakan hasil presentasinya yang secara ajaib mendapatkan pujian dari dosennya yang killer itu. Padahal sewaktu presentasi ia hanya menjawab asal.

"Oh iya karena dapat pujian, berarti gue bisa baca dong surat lo itu. Mana sini" Jumpol tiba-tiba mengingat tentang surat cinta tadi.

"Oh iya bentar, gue baca dulu. Habis itu gue kasih"

"Ah elah. Baca barengan aja napa. Keburu mati penasaran nih gue"

Tawan tidak menghiraukan Jumpol langsung merogoh kantung tasnya mencari surat cinta itu berada. Dikeluarkannya surat itu, sedikit lecet karena tertindih buku-buku yang dibawa Tawan. Ia lalu membuka surat itu mengabaikan Jumpol yang tiba-tiba pindah duduk ke sampingnya untuk mengintip isi surat tersebut.

Dear Tawan.
Hai. Duh gugup banget nulis surat begini.
Melalui ini aku mau bilang kalau aku kangen. Rasanya udah lama banget ga ketemu Tawan. Pengen ketemu langsung tapi ga bisa ☹

Tawan apa kabar? Baik-baik aja kah? Semoga gitu ya Wan. Aku ga mau soalnya kamu kenapa-kenapa.

Udah gitu aja Tawan. Besok-besok aku kirim surat lagi deh. Mau nge-chat tapi malu hehe. Aku emang cupu, maaf ya. Nanti juga kamu bakal tau kok aku siapa.

Semangat kuliahnya Tawan ♡♡

Dahi Tawan mengkerut membaca isi suratnya. Dia bingung memikirkan siapa yang kira-kira mengirim surat ini? Tidak satu pun nama orang terlintas di pikirannya.

"Lo tau siapa dia? Kangen katanya. Jangan-jangan mantan lo. Ciee... Bentar lagi CLBK nih" Jumpol yang sedari tadi juga ikut membaca surat itu meledek Tawan.

"Mantan pala lo. Mantan gue satu-satunya udah nikah ya kalau lo lupa. Udah pindah overseas juga. Ga usah ngaco"

Mild, satu-satunya mantan Tawan yang berpisah karena Mild dijodohkan oleh orang tuanya. Tidak mungkin Mild, karena Tawan tau kalau Mild sudah bahagia dengan suaminya sekarang. Dan Tawan juga tau kalau Mild sekali pun tidak pernah benar-benar mencintainya. Lalu siapa?

"Udah lah ga usah dipikirin. Katanya kan ntar kita bakal tau" Tawan lalu mengumpul barang-barangnya dan bersiap meninggalkan kantin berhubung mereka telah selesai makan.

"Yuk ah cabut" Kata Tawan lagi mengabaikan Jumpol yang belum selesai membereskan barangnya.

...

LOVE POEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang