05: Her Secret

212 26 5
                                    

"Irina, ayo cepat bangun!"

"Irina, kita harus cepat pergi."

Tubuh kecil yang sedang tertidur pulas itu digoncangkan dengan terburu-buru. Memaksa sang gadis untuk terbangun dari nyenyaknya. Sayup-sayup terdengar suara keras dari ruangan depan rumahnya.

"Jangan sembunyikan istri dan anakmu, Carlen. Mereka—"

"Tutup telingamu, Irina. Jangan mendengarkan apapun. Ayo ikut Ibu."

Tangannya ditarik paksa oleh wanita paruh baya itu. Menarik anak gadisnya yang masih polos tidak mengerti ada apa sebenarnya. Keluar melalui pintu belakang dan terus berlari menyusuri jalan gelap sambil sesekali memastikan keadaan aman tidak ada yang mengikuti mereka.

Laju lari mereka terhenti. Ada seseorang yang menghadang di depan mereka sambil menodongkan senapan panjang. Siap menembak mereka kapan saja. Seorang Levi Ackerman yang menghadang mereka dengan tatapan tajamnya.

Tidak lagi diberikan waktu bernapas, ledakan senapan yang menulikan telinga begitu nyaring terdengar. Wanita paruh baya itu jatuh tertembak. Menyisakan gadis kecil di sana. Pria itu menarik pelatuknya lagi lalu...

Leony terbangun.

Hanya mimpi.

Leony masih sering bermimpi buruk tentang Ibu dan Ayahnya. Walau tidak sesering dulu. Gadis itu mengerjapkan matanya dan mengumpulkan kesadaran sepenuhnya. Peluh keringat bercucuran di dahinya. Mimpi itu serasa nyata.

"Kau baik-baik saja?"

Leony berjengit kaget ketika tiba-tiba ada yang bertanya padanya. Leony kira tidak akan ada orang di ruang makan di waktu-waktu begini. Ternyata di samping ia tertidur tadi sudah ada Kapten Levi di sana dengan teh dan cara duduknya yang khas.

Di mimpinya juga ada Kapten Levi tadi.

"Sedang apa kau di sini, Kapten?" Tanya Leony. Levi mendengarnya pun menatap kesal pada gadis itu.

"Harusnya aku yang bertanya. Kau memang suka tertidur di tempat seperti ini, ya?" Nadanya jelas sekali ia setengah marah.

Leony tidak menjawabnya dan hanya menghela napas pelan. Ia mengusap keringat yang sedari tadi bercucuran di dahinya.

"Sudah berapa lama kau di sini?" Tanya Leony lagi.

"Apa susahnya menjawab pertanyaanku, Leony? Aku tidak butuh pertanyaanmu itu." Tegas Levi. Matanya menatap langsung pada Leony yang membuat gadis itu terkejut.

"Kau juga tidak menjawab pertanyaanku." Ucap Leony santai sambil melepaskan pandangannya dari Levi.

Levi tidak menyangka Leony akan menjawab seperti itu. Gadis ini benar-benar. Semakin berani saja rasanya pada Levi. Menyesal dulu ia tidak memarahi Leony langsung dan malah melakukan tindakan bodoh sok manis pada gadis pembangkang itu.

"Lain kali tidurlah di kamarmu. Tidur di tempat seperti ini sering membuatmu bermimpi buruk." Pesan Levi lalu bangkit dari duduknya.

Leony menatap Kaptennya lagi. Bagaimana ia tahu kalau Leony terkadang kedapatan mimpi buruk? Oke, kalau tadi Leony bisa mengerti kenapa pria itu tahu Leony bermimpi. Karena keringat yang bercucuran selama ia tidur dan mungkin melihat kegelisahan tidurnya. Tapi tadi Kapten Levi mengatakan sering pada ucapannya.

"Cepat mandi dan bersiaplah. Kita akan menghadiri sidang hari ini." Ucap Levi lagi yang masih berdiri di ambang pintu.

"Sidang? Sidang apa?" Tanya Leony.

"Eren."

"Siapa Eren?"

"Bocah titan itu. Jangan banyak tanya dan jangan diam terus di sana." Ujar Levi sambil melengos pergi.

IKIGAI | Levi Ackerman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang