Cover Bukan Gambaran Cerita (bagian 1)

16 1 0
                                    

Dengan wajah yang masih berantakan Kayla membuka matanya terbangun dari tidur. Tengannya meraba meja samping tempat tidurnya, hendak mengambil ponsel.

Grup PMR 2018

Kak Rendi (ketua PMR)
Jangan lupa teman-teman hari ini ekskul PMR pukul 14.00 di UKS.

Rita (anggota PMR sahabat Kayla)
Siap kak

Kak Chika (anggota PMR sekaligus pacar dari Rendi)
Iyaa siap

Kak Destin (anggota PMR dan sahabat Rendi)
Siap Ren

Siap

....

**


Kayla bergegas mandi untuk mempersiapkan diri ke sekolah.

"mah Kayla berangkat yaa..."
"iya hati hati.", sembari mencium tangan ibunya.

Sesampainya di sekolah, Kayla bertemu Rita di koridor sekolah. Mereka kemudian menuju kelasnya viii A, melewati kelas IX A, yang dihuni oleh Rendi, Destin, Chika, dan teman-temannya. Tanpa sengaja mereka melihat Rendi dan Chika yang sedang mengobrol, dengan Rendi yang duduk menghadap belakang agar bisa setatap mata dengan Chika.

"lihat deh mereka serasi banget ngga si? Bucin semua.", pikir Kayla.
"iyaa... mungkin", Rita menjawab dengan ragu.
"kok mungkin?"
"ya..."
"ya karna tidak semua cover akan sama seperti isinya.", destin tiba tiba menyela.
"kak destin? maksud kak destin apa?", Kayla bingung apa yang sebenarnya terjadi.
"lama lama juga kamu bakal tau, udah sana ke kelas udah mau masuk juga baru berangkat."
"hehee, ayo Rita."
"yok, duluan kak."

Kayla terus memikirkan makna dari perkataan Destin, yang harusnya bukan menjadi urusannya. Namun kata itu terus saja mengusik. Hingga jam sekolah usai, dan berlanjut dengan exkul PMR.

" Okey teman-teman, hari ini untuk exkul kita hanya akan adakan pembagian kelompok untuk observasi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Setiap kelompok terdiri dari 3 anggota, jadi nanti akan terbentuk 7 anggota, nah untuk hasilnya nanti di buat dalam bentuk kliping, boleh digital atau manual. Boleh mencari sumber dari mana saja. Nanti boleh dikumpulkan ke dari saya akan di koordinir ke pembina. Sejauh ini ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak..."

"okey berarti langsung ke pembagian kelompok ya, kelompok 1 Chika, Didi, Safira; kelompok 2 Destin, Kayla, putri; kelompok 3 Saya, Putra, Lisa; kelompok 4...(hingga kelompok ke 7). Silahkan boleh membentuk kelompoknya masing-masing. Oh iya tidak harus selesai hari ini ya, jadi ngga usah buru-buru, berikan hasil yang maksimal"

Destin, Kayla, dan Putri masuk dalam satu kelompok, mereka membahas tugas yang di berikan satu jam kedepan. Hingga putri harus izin pulang karna sudah di jemput ayahnya.

"emm maaf, kayanya aku harus pulang dulu deh udah di jemput soalnya, eee boleh ngga yang bagian aku di kerjain di rumah?", bertanya kepada anggota kelopoknya.
"Boleh kok, hati-hati yaa," jawab Destin.
"makasih ya kak."
"izin gih sama ketuanya dulu."
"iya kak."

**

"permisi kak Rendi, saya izin pulang dulu ya, ayah udah jemput,"
"oh iya ngga papa, buat yang lain kalo mau pulang dulu ngga papa, bisa di kerjain di rumah tugasnya."
"iya kak"

Kelompok 2 kini hanya Destin dan Kayla yang masih mengerjakan.

"kamu ngga pulang juga?", tanya Destin.
"ntar aja kak, kak Destin mau pulang dulu?"
"engga, aku hari ini piket exkul."
"oh iya."

Melihat kayla yang kerap kali melamun Destin mulai mengajaknya ngobrol.

"kamu kenapa si kok kaya keliatan ada yang janggal di pikiran kamu? Yang lain aja pada ngobrol biasa."
"aku? Engga kok kak, cuma masih ngga ngerti aja sama ucapan kak Destin tadi pagi."
"ha? Yang mana?"
"itu yang pas ngomongin kak Rendi sama kak Chika."
"ya ampun sini deh, coba kamu perhatiin Chika." Kayla mengubah pandangannya menuju Chika.
"liat, apa ada wajah senyumnya? Dan liat sorot matanya pasti selalu menuju Rendi. Karna apa? Karna ada Lisa di kelompok Rendi. Chika itu selalu mengekang Rendi, Rendi sebenernya udah capek tapi karna rasa cintanya, dia siap nerima Chika apa adanya.", lanjut Destin.
"oh gitu, tapi dipikir-pikir aneh ya, secara kan masih pacaran kok sampe segitunya."
"Yaa itulah cinta, butain segalanya. Aku denger denger juga mereka lagi marahan si, karna sifat protektifnya Chika"
"Ooo, bisa gitu ya?"
"iya gitu deh, udah ngga bingung lagi kan sekarang?"
"iya makasih kak."
"iyaa."

....

OpiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang