Cover Bukan Gambaran Cerita (bagian 3)

6 0 0
                                    

Kabar kedekatan Rendi dan Kayla pun sampai pada telinga Chika. Chika langsung menghampiri Kayla tanpa berpikir panjangan seusai jam pelajaran.

“kayla tunggu.”
“iya kak chika, kenapa?”
“aku pengin ngomong sama kamu.”
“ya udah kayla aku duluan ya.”, peka Rita meninggalkan Kayla dan Chika berdua.

“denger-denger lagi deket sama rendi?”, pertanyaan Chika membuat kayla membisu.
“kalo iya ngga papa si, emang dia.. dia bukan jodoh aku, dia sukanya sama kamu. Tolong aku minta jagain dia ya…, walaupun jujur aku masih suka banget sama dia.”, rintih Chika dengan meneteskan air mata.

Kayla yang tak tega melihat orang menangispun tak bisa berkata apa-apa.
“Inget aja dulu, dia bucin banget sama aku. Sayang banget sama aku, sekarang kamu yang ada di posisi aku. Selamat ya… dan hati hati buat ambil langkah.”
Chika pergi meninggalkan Kayla dengan rasa bersalah yang Kayla rasakan.

Kayla pun memutuskan untuk menghindari Rendi. Beberapa hari dengan sifat kayla yang menjauh, Rendi juga merasakan akan kelakuan Kayla, dia pun meminta kejelasan. Karna di sekolah dia tidak bisa mendekati Kayla, Rendi pun menghubungi Kayla lewat Whatsapp.

Kayla

Assalamu’alaikum Kayla, kamu apa kabar?

Wa’alaikumsalam, baik kak

Kamu kenapa?
Marah sama aku soal yang nulis nama kamu itu?

Aku minta maaf, besok engga lagi.

Engga kok kak.

Trus kamu kenapa kaya ngehindar gitu?

Kak Chika kemarin nemuin aku, dia cerita tentang kamu, dia nangis.

Udah lah kamu ngga udah mikirin chika, chika itu dulu, sekarang baru kamu.<3

Ha?

Udah ngga usah mkirin itu lagi, dia emang gitu, aku tau betul dia gimana.

Tenang aja ada aku yang selalu mihak kamu

Hehee

Kamu udah makan?

Udah barusan. Kak rendi sendiri?

Belum

Ya udah makan gih

Suapin

Yee, manja.

….

Seperti biasanya, percakapan terus belanjut hingga larut malam. Pendekatan terus saja terjadi, kedua belah pikah seperti membuka pintu masing-masing.

Suatu pagi, ketika kayla baru saja berangkat sekolah Rendi memanggil Kayla.

“kayla tunggu.”
“mau nanya dong, ayo sambil jalan aja.”
“nanya apa?” sembari jalan menuju kelas.
“satu tambah satu itu tiga kan ya?”
“nglawak ya? dua lah, gimana si…”
“oh iya, makasih ya udah di benerin, semoga kedepannya kamu juga bakal benerin semua kekurangan aku.”
“dih apaan si, hahaa.”
“serius, emm kamu sebenernya suka ngga si dipanggil Kayla?”
“suka lah, orang nama aku sendiri juga.”
“tapi aku ngga suka.”
“lho kenapa?”
“ngga suka aja, boleh ganti ngga?”
“ganti apa dong? Awas ya jangan yang jel…”
“sayang.”, Rendi menyela dan membisikan jawaban di telinga kayla seketika itu juga Rendi pergi berlari menuju teman temannya.

Kayla yang di buat mematung seketika, akhirnya salting sendiri dengan jawaban Rendi. Rendi yang sudah bersama teman-temannya berbalik badan dan tersenyum.

**

Beberapa jam berlalu, waktu istirahat pun dimulai. Rendi kembali menemui Kayla di kantin.

“hai, nanti sibuk ngga?”, duduk di kursi kantin depan Rita dan Kayla.
“engga si, kenapa nanya gitu?”
“aku jemput kamu ya, jam 3.”
“mau kemana?”, tanpa menjawab pertanyaan Kayla, Rendi pergi begitu saja.

“tuh kan kebiasaan Rit, nyebelin banget ngga si.”
“halah nyebelin gitu kamu juga suka kan.”
“ih apaan si.” Wajah kayla memerah.
“aku sebenernya dari awal itu ada feeling dari waktu yang kamu disamperin kakel itu.”
“dih apaan si, sok tau kamu.”
“wait, trus kak Chika gimana? Aman? Dia kan kalo ngomong ga pernah bisa di saring,”
“engga, kek gitu lah.”

Suatu kebetulan Chika lewat dengan menatap sinis pada Kayla dan berlalu begitu saja tanpa menyapa.
“hih panjang umur tuh orang, pengen banget aku nyolok matanya tadi.”
“ya udah sana colok. Besok tinggal nama kamu aja yang ada di dunia, hahaa.”

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OpiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang