Chapter 1

12 2 0
                                    

"Selesai!" Yeri bersorak setelah selesai mendandani Hyemi. "Buka matamu, Hyemi-ya." Perintahnya. 

Hyemi mengangguk. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya. Menatap pantulan wajahnya di cermin rias, dan Yeri yang tengah tersenyum lebar di belakangnya. Cushion, blush on, eye shadow, maskara, liptint, terpoles secara sempurna dan tidak berlebihan. Membuat paras wajah Hyemi semakin cantik. Rambut panjangnya yang Yeri biarkan tergerai rapi, serta anting cantik yang Yeri pasangkan di kedua telinga Hyemi. Hyemi masih terdiam memandang wajahnya yang tampak sangat berbeda dengan ia biasanya. Senyuman mulai terukir di wajahnya kini. 

"Pakailah jam tangan ini." Ucap Yeri sembari menyodorkan sebuah jam tangan pada Hyemi. "Warnanya sama seperti warna gaunmu."

Hyemi melirik jam tangan yang Yeri sodorkan padanya. Senyumnya luntur. Raut wajahnya menjadi murung. Jam tangan itu...

"Aku... aku tak yakin memakai jam tangan itu, Yeri-ya." Ucapnya pelan. "Apa kau sudah lupa jika jam tangan itu dari dia? Aku berusaha melupakannya seperti apa yang kau bicarakan. Jadi tolong, jauhkan barang-barang darinya." Lanjutnya. Suaranya bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca. 

"Shhh." Yeri mendesah. Tangannya ia lingkarkan ke tubuh Hyemi, memeluk Hyemi dari belakang. "Uljima. Aku tau aku menyuruhmu untuk melupakannya. Tapi, aku sadar. Kau tak akan bisa melupakannya." Ucap Yeri. 

"Aku merindukannya." Lirih Hyemi. Dia memejamkan matanya. Perlahan, bahunya mulai bergetar seiring dengan air matanya yang mulai mengalir di pipinya. 

Yeri semakin mempererat pelukannya. "Aku yakin, dia punya alasan yang kuat sampai dia bisa meninggalkanmu. Aku yakin dia akan kembali. Percayalah." Bisiknya. "Dan mungkin, dengan memakai barang-barang darinya, bisa membuatmu merasakan kehadiran dia di sekitarmu." Lanjutnya. 

Hyemi mengangguk pelan. Dia membuka matanya dan tersenyum. Yeri memakaikan jam tangan itu di pergelangan tangan Hyemi. Matanya beralih menatap Hyemi setelah dia selesai memakaikan jam tangan itu. 

"Dan sekarang, aku harus kembali mempoles lagi wajahmu." Keluhnya.

***

Kedua lelaki kembar identik ini tengah berjalan dengan santai di sekitar ballroom hotel yang digunakan untuk mengadakan pesta. Jeno dan Mark. Mereka terlihat begitu tampan dengan pesonanya yang berbeda. Jeno dengan gaya coolnya yang memandang datar ke sekitarnya, sedangkan Mark dengan ekspresinya yang ramah dan tak jarang dia mengumbar senyum kepada orang yang melempar senyum padanya. 

"Boys!" Suara lelaki dari arah depan berteriak bermaksud memanggil mereka. 

"Finally! Akhirnya kau datang juga, Jeno." Ucap laki-laki itu dengan senyumannya yang mengembang. 

"Ya. Aku bahkan harus membujuk dulu Mark-hyung agar menemaniku kesini." Jawab Jeno.

"Annyeong, Mark-hyung."
Sahabatnya datang pada pesta yang memang sengaja diadakan oleh Renjun. Tanpa ba-bi-bu, Renjun menarik lengan Jeno dan membawanya kemanapun yang Renjun inginkan. Yap, memang Renjun lebih dekat dengan Jeno daripada Mark. 

Mark mendengus sebentar. Dia menyapu pandangannya. Mencari sosok perempuan yang mungkin akan ia jadikan seseorang yang ada di hatinya, atau bahkan sebaliknya. Pandangannya terhenti pada dua orang perempuan yang baru saja memasuki ballroom hotel. Mark mengenal salah satu diantaranya. Matanya berbinar melihat perempuan dengan dress selutut berwarna peach. Sangat cantik, batin Mark. Mark segera melakukan apa yang kini berada di otaknya. Semoga berhasil, gumamnya.

***

"Ramai sekali." Bisik Hyemi. 

Yeri mendelik. "Namanya juga pesta." 

End Of Us [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang