prelude

5 0 0
                                    

Suasana di sekitar taman kota sore ini terlihat ramai seperti biasa. Kumpulan anak laki-laki masih dengan riangnya bermain sepak bola di bagian belakang taman, beberapa keluarga melakukan piknik kecil-kecilan di bawah pohon rindang, para lansia sedang duduk melingkar setelah melakukan senam bersama, dan beberapa remaja tampak menikmati damainya taman sore ini. Termasuk Inara, seorang perempuan yang sudah cukup dewasa berdasarkan umurnya.

Duduk saat sore hari menjelang tenggelamnya matahari di salah satu bangku kecil yang disediakan pada setiap pojok taman kota merupakan kegiatan rutinnya setiap hari Kamis. Jika tidak ada hal mendesak yang mengharuskannya pergi, Inara tidak akan absen untuk mengunjungi spot kesukaannya itu. Bagi Inara, duduk di taman kota saat matahari mulai menghilang dari pandangan merupakan serotonin booster-nya.

Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa Inara hanya mengunjungi taman kota pada hari Kamis, ia hanya suka. Hari Kamis itu sendiri adalah hari kelahirannya, tetapi itu tidak ia jadikan alasan juga. Sekali lagi, Inara hanya menyukainya.

Sedikit tentang Inara, nama lengkapnya Inara Zayya Anuradha. Orang-orang memanggilnya Inara, tetapi tidak dengan keluarga dekatnya. Inara dipanggil dengan nama Aya, lebih singkat dan mudah. Ayah, ibu, dan adik laki-lakinya tinggal di kota yang berbeda dengannya. Saat ini Inara tinggal sendiri karena harus bekerja. Ia bersama dengan dua temannya yang lain sedang menjalankan usaha dalam bidang fashion. Saat ini, mereka sudah memiliki satu toko utama dan 2 toko cabang di daerah yang berbeda.

Sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun usaha bersama temannya, Inara sempat bekerja di salah satu perusahaan media cetak, ia berada di bagian redaksi. Sayangnya, Inara tidak bekerja dalam waktu yang lama karena ada satu dan lain hal.

Jika kembali mengingat masa-masa di mana ia harus bekerja di bawah tekanan atasan yang menyesakkan membuatnya mengedikkan bahu, rasanya terlalu menyesakkan dan tidak ingin ia ingat kembali. Hal itu membuatnya kembali kesal. Untung saja saat ini Inara sedang berada di taman kota, setidaknya hal itu dapat mendinginkan suasana hatinya.

Saat Inara masih dengan tenangnya menikmati keindahan langit dari taman kota, ponselnya bergetar menandakan bahwa ada panggilan dari seseorang.

"Assalamualaikum, iya, ada apa, bu?"

"Iya, bu. Aya masih di sini, 10 menit lagi Aya balik ke kontrakan."

"Aya baik-baik saja. Ibu juga, kan?"

"Syukurlah. Ibu ada keperluan apa sebenarnya?"

"Oh, ya sudah. Kalian juga hati-hati. Aya tutup ya, bu."

"Iya, Waalaikumussalam."

Panggilan tadi ternyata dari ibunya yang mengabari kalau akhir pekan keluarga mereka-ayah, ibu, dan adik Inara jadi pergi mengunjungi kediaman pamannya di luar pulau. Ibu hanya mengabari saja karena ia sudah tau Inara tidak bisa ikut bersama mereka. Pekan lalu Inara telah memberitahu ibunya kalau hari Minggu ini akan ada pameran yang diadakan oleh temannya.

Sudah cukup lama Inara duduk di sini. Langit birupun perlahan mulai berganti jingga, seakan memberi tanda bahwa sebentar lagi malam akan tiba. Inara yang setia duduk dalam diam menikmati sorenya hari ini merasa enggan untuk kembali ke rumah. Kamis-Kamis sebelumnya juga sama, pesona taman kota menjelang malam memiliki daya tarik yang tidak dapat ia abaikan begitu saja.

Sungguh, Inara sangat menyukai langit menjelang matahari mulai menghilang sepenuhnya dari pandangan. Baginya, tempat ini merupakan titik terbaik untuk menikmati keindahan dan kedamaian yang diberikan Tuhan di tengah hiruk pikuknya ibukota.

Perlahan taman kota yang tadinya ramai juga mulai sepi seiring menggelapnya langit biru. Kegiatan sore Kamis minggu ini sepertinya harus berhenti sampai di sini.

Sebelum meninggalkan taman kota, Inara berdiri sambil menikmati tiap hembusan napas yang ia tarik dan juga lepaskan. Sambil melirik ke berbagai sudut taman kota, memerhatikan setiap inci, seperti merekam keadaan sekitar agar tidak ada memori yang terlupakan.

Perlahan langkahnya mulai menjauh dari bangku kesayangannya. Kamis sore minggu ini telah berakhir. Sampai bertemu lagi pada pekan depan.




-meet me before sunset-

Hai, semua!

Ini cerita kedua yang aku publish di akun ini. Aku bawakan sedikit pengantar sebelum memaca tulisan yang aku sendiri juga tidak begitu yakin akan selesai.

Drop your feedback biar aku bisa belajar dan semangat lanjutin cerita ini. Thank you.

-Lafya!<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meet me before sunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang