prepare

12 1 0
                                    

"Gimana? Semua udah lengkap?" Regard meneliti semua barang yang di bawa teman-temanya. Yang dihadiahi anggukan dari mereka.

"Inget disana kita bukan buat holiday!" Ervan memandang satu persatu teman-temanya.

"Dan bukan cuman adventure doang." Revano menatap nyalang bedan di hadapanya,seolah dia tengah mengintimidasi benda tersebut.

Pria itu menghela nafas dan mengalihkan pandanganya "kita nyari damai,bukan nyari masalah."

"Iya gue juga tau" Vivi ikut menyelam dalam pembicaraan kaku ini.

Pandangan Regard teralih pada muka Vivi yang balas menatap heran.

"Disini lo yang suka ngeracau. Lo itu cewek,feminim juga tapi sikap lo yang urakan selalu ngebahayain kita"

"Kali ini kalau lo sampe lagi,gue. Kita gak bakalan bawa lo lagi di misi ini." Helaan nafas kasar terdengat di akhir kalimat Regard, seolah cambuk yang membuat suasana semakin kaku tanpa suara.

"Lo juga Vee,gak usah urusan mahluk astral yang selalu ganggu lo! Lo juga selalu ngebahayain kita karena sikap lo yang selalu ngelamun." Kini Regard mengubah arah duduknya mengintimidasi Vee yang ternyata tengah melamun.

Apasih yang mereka mau,terus aja ganggu gue. Gak pernah ngebiarin gue tenang. Gue tau kalian butuh tapi please gue lagi sibuk sekarang.

"Veeronica Rusadi,lo dengerin Regard ngomong bisa gak sih. Autis banget sih lo! Kayak orang gila tau gak ngelamun terus ngomong sendiri gak jelas." Vivi yang ikut jengkel melihat Vee yang tengah mendelik tajam entah kemana,kepada siapa.

"Hm ia. Tenang kali gue udah siap packing juga" setelah nyawanya kembali memberi setengah kesadaran padanya Vee dapat mendengar apa yang di teriakan Vivi padanya. Meskipun jawaban yang ia beri sama sekali ngelantur.

'Bug' satu pukulan keras diterima Vee,dari bantal keras yang sengaja di arahkan padanya oleh Regard yang tengah kesal sampai mengepul di ubun-ubunya.

Akhirnya seluruh kesadaran Vee menguasai dirinya. Memandang teman-temanya yang sudah memasang wajah kesal.

"Gue gak janji kalau gue bakalan bisa gak ngelamun secara mahluk sialan itu terus ngeganggu gue" akhirnya omongan Veeronica dapat tersambung dengan koneksi obrolan yang tengah teman-temanya bicarakan.

"Pesawat kita setengah jam lagi take off" Revano yang memang dari dasarnya sangat dingin bahkan jika dibandingkan dengan salju mungkin akan terkalahkan olehnya,menyela perdebatan yang sangat tidak penting baginya itu.

Pria itu berjalan membawa ranselnya meninggalkan teman-temanya menuju mobil yang sengaja telah disiapkan untuk mengantar mereka ke airport.

Tanpa berkata merekapun mengikuti langkah Revano. Karena mereka tau imbasnya jika menimpali pria kaku itu.

Bosankah? tenang masih jauh dari kata 'adventurenya' happy reading!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

karstWhere stories live. Discover now