Gadis yang memiliki nama Adinda Savitry adalah penyebab utama terjadinya keributan di ruang perpustakaan. kini ia terlihat sedang berjalan menuju kantin, sedangkan waktu istirahat sudah tinggal beberapa menit lagi.
sesampainya di kantin, Dinda melihat teman - temannya yang duduk meja tengah. Tanpa berlama-lama ia pun segera menghampiri agar bisa bergabung bersama mereka.
" Hello gengs ..., " sapa dinda yang langsung duduk membuat teman-temannya terkejut.
" Kemana aja lo baru dateng? bel masuk udah bentar lagi noh. " tanya Elma.
" Biasa anak ambis, belajar nomer satu yang lain mah lewatin dulu. " sahut Gista.
" yee... Rese lo Gis. " Dinda menggumpalkan kertas tisu kemudian dilemparkan ke Gista.
" Lo mau makan apa, Din? biar gue pesenin. " kata Elma.
" Serius nih? " tanya dinda tak percaya.
" Iya buruan elah. " ucap elma kesal.
" Batagor sama es jeruk. "
Elma beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju salah satu penjual yang menyediakan batagor.
Elma bersikap seperti itu bukan tanpa alasan. ia melakukan itu agar diberi tau jawaban soal ulangan fisika yang akan diadakan setelah bel masuk berbunyi.
Dinda mengeluarkan ponsel dari sakunya. Namun, tanpa disengaja matanya menemukan seseorang yang baru saja dibuatnya murka pada saat di ruang perpustakaan tadi. Dinda segera menyembunyikan wajahnya dengan buku yang dibawanya.
' Mati gue! kenapa harus ada itu cowok. ' batin Dinda. keringatnya mengalir begitu deras disekujur tubuhnya. jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.
" Lo kenapa, Din? " tanya Gista heran.
" Ha... ngga... gapapa kok. " elak Dinda. padahal dirinya sedang dilanda ketakutan sekarang.
Dinda terus memperhatikan pria yang dicemaskannya itu, khawatir jika pria itu melihat keberadaannya. sesekali Dinda mengintip dengan satu mata dibalik bukunya. Gista yang penasaran pun ikut memperhatikan kemana mata Dinda memandang.
" Nih pesenan lo, Din. " ucap Elma kemudian menaruh sepiring batagor dan segelas es jeruk ke hadapan Dinda. Namun, yang punya pesanan malah sibuk menatap ke arah meja ujung dengan buku yang menutupi wajahnya.
" Lo pada liatin apa sih? " tanya Elma yang sama penasarannya dengan Gista sebelumnya.
Tiba - tiba saja pria itu beranjak dari kursinya dan seketika membuat Dinda panik tidak karuan. Spontan Dinda langsung bersembunyi di bawah meja yang membuat Gista dan Elma terpelonjat kaget.
" jangan liat, jangan liat. " Dinda berbisik karena pria itu kini berjalan tepat di sebelah mejanya. Ia berharap pria itu tak menyadari keberadaannya.
Gista dan Elma tersenyum kaku saat pria itu dan dua temannya menatap aneh ke arah mereka. Tapi pria itu tak memperdulikannya, ia masih tetap berjalan yang nampaknya akan kembali ke kelas.
" Woi Din, keluar. orangnya udah ngga ada. " Seru Gista setelah pria yang dicemaskan Dinda sudah tak lagi terlihat.
Dinda pun keluar seraya menghembuskannya nafasnya lega. " Hampir aja. " ucapnya.
" Emangnya ada apa sama itu cowok? sampe keliatan panik gitu. " tanya Elma.
" iya, kayak dikejar - kejar debt collector tau ga lo. " sambung Gista.
" Tadi tuh waktu diperpus ada masalah sama dia. "
" masalah apaan? " tanya Elma.
" Gue ngga sengaja jatohin buku terus nimpa kepala dia. terus dia marah bahkan sampe mau bales. untung aja perjaga perpus cepet dateng. " jelas Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Saat Berjumpa
Teen FictionMasa lalu yang buruk membuat Bagas trauma dengan yang namanya cinta. Trauma dimasa lalu juga membuat Bagas jadi pribadi yang cuek dan bersikap dingin pada setiap gadis disekitarnya. Suatu hari, Bagas bertemu seorang gadis yang sangat menyebalkan. S...