Mungkin

26 12 12
                                    

Ini tentang dia,dia yang menjadi tempat paling nyaman dari apapun -Angkasa

Tepat setelah 1 bulan libur semester berlalu kini sekolah mulai dibuka, peraturan mulai di terapkan kembali dan mahasiswa/i baru pun telah berdatangan begitu juga dengan kakak tingkatan sekolah yang kini sudah berembus dari sana untuk melanjutkan pendidikan mereka lagi.

Hanya butuh beberapa waktu akhirnya Amaa gadis berambut sebahu itu sampai di sekolah,dirinya yang memiliki aura positif membuat siapa saja selalu merasa nyaman di dekatnya.Amaa atau lebih tepatnya Amaa Leuzenia gadis blasteran indo-eropa.Seperti namanya gadis itu memiliki wajah yang imut,pipi yang berisi membuat hidungnya terlihat tenggelam,mata yang tidak terlalu sipit dan tidak pula terlalu besar dan terakhir bibir nya yang berwarna pink alami yang mana bibir atasnya tipis sedangkan bibir bawahnya yang sedikit tebal sangat indah untuk dilihat atau bahkan dicium.

Tidak pas jika kita tidak membahas sifat amaa, amaa memiliki humor yang sedikit receh terkadang hal yang tidak lucu bagi beberapa orang menjadi sangat lucu bagi amaa. Dia cantik dan lucu tidak heran sebagian besar dari kakak tingkatannya yang sekarang banyak yang nyinyir pada amaa apalagi jika bukan karna iri yang tak kunjung sirna dari hati mereka.

Amaa baru saja sampai di sekolah tepat pukul 07.10 sedangkan pembelajaran dimulai pukul 07.15 bearti ia masih memiliki waktu sekitar lima menit lagi sebelum pembelajaran dimulai.

Ama masuk ke pekarangan sekolah melangkahkan kaki kecilnya dengan bersenandung ria, seperti nya mood Ama sedang baik dirinya yang memiliki kepribadian ramah,tidak heran selama ia di koridor banyak adek kelas atau bahkan kakak kelas yang menyapa dirinya.

Butuh sekitar 3 menit akhirnya Amaa sampai di XI- MIPA 1 kelasnya sendiri,tanpa ba-bi-bu Ama masuk dan mendarat kan bokongnya di kursi yang sebulan terakhir ini di anggurinya.suasana kelas masih ramai tentu saja alasannya karna bel belum berbunyi.

"Amaaa makin tinggi aja nih selama liburan" ucap amper -sahabat Ama.

"Yaiyalah tinggi,kalo makin montok kan itu lo" balas Ama yang membuat mulutnya tersenyum bangga

Amper memegang pantatnya, mendekatkannya pada amaa, "gue kan Kylie muntuk kedua"  bangganya ke Amaa.

Amaa mendelik jijik seraya memukul pantat Amper agar menjauh dari badan suci miliknya. "Kylie ndasmu,buriq gitu bentuknya"

"Yeuuu tai, bilang aja kalo mau pantat  unyu unyu kek gue" balas Amper

"Unyu unyu bapakmu Jamaluddin"

Amper melempar kertas yang ia bulatkan ke belakang,tepat mengenai wajah Amaa. "Emang Jamaluddin bapak gue setan"

"Bukannya bapak Lo sederatih?" Tanya Ama dengan wajah sok kebingungan

"Itu mama gue anjir,Ama tuyul minus akhlak lo" kesal Amper membuat Amaa tertawa tanpa merasa berdosa.

Sedetik kemudian bel berbunyi menandakan pembelajaran mereka akan di mulai,siswa/i yang masih diluar sekarang sudah masuk, menunggu guru mapel untuk datang, sebenarnya sekolah Garuda ini lumayan ketat,banyak murid elit juga disini,maka dari itu kesopanan ataupun kedisplinan sangat utama tapi tidak mungkin juga tidak ada murid yang perilakunya 11 12 seperti si setan.

Jam pertama- Jam ketiga akhirnya selesai

"Kringggg"

"Baik semuanya,kita lanjut Minggu depan" ucap wanita yang lumayan sudah ber umur di depan kelas Amaa,dia Buk nuni +Guru kimia.

"Cepetan,cacing gue minta makan nih"  ucap Amper menepuk-nepuk perut.

Amaa menyusun bukunya kemudian memasukkannya ke dalam laci di bawah meja "duluan aja per,gue ke WC bentar" jawab Amaa yang langsung di angguki Amper.Amper ya gitu soal makanan selalu nomor satu walaupun makannnya banyak tapi berat badan Amper selalu seimbang,dirinya rajin fitness juga.

Setelah melihat Amper pergi menuju ke kantin,Amaa buru buru ke toilet untuk memenuhi panggilan alam yang ia tahan sedari tadi

"Uhh,lega banget kencing"

"Eh pipis" ucap Amaa meralat kata-katanya barusan, "anak cewek haru ngomong yang soft kata mama" ucap Ama pada dirinya sendiri

Selesai dari wc,Amaa berjalan keluar belum selangkah ia berjalan,tiba tiba lelaki berambut brown menarik tangannya menuju bawah tangga,bukan maen jantung Amaa serasa copot,siapa yang tidak kaget di perlakukan seperti itu.

"Bangsat,gada otak Lo megang megang tangan suci gue" bentak Amaa menghempaskan tengannya agar terlepas dari genggaman lelaki itu.

Amaa memegang lengannya yang sedikit kemerahan,lalu beralih menatap lelaki yang lumayan tinggi darinya

Sedetik...

Dua detik...

Mata Amaa membola, melihat siapa lelaki didepannya.Angkasa jelas itu angkasa apa apaan lelaki ini kurang waras atau apa, menarik Amaa sembarangan kemudian menatap Ama dengan tatapan datar seolah olah tidak ada yang terjadi.

"Ngapain narik narik gue?" Tanya Amaa berusaha santai.

"Ah kenapa juga ketemu mantan,bener ya kata orang kalo udah jadi mantan nambah ganteng" batin Amaa

Bukannya menjawab Angkasa malah memajukan kakinya yang membuat Ama mundur semakin maju langkah angkasa,langkah Ama juga semakin mundur sampai mentok punggungnya berhenti karna tembok.

Angkasa menatap Amaa lalu menunduk, menyenderkan kepalanya pada bahu Ama,lalu memejamkan matanya

Ama hanya diam menunggu kata apa yang akan angkasa lanturkan, terkejut pastinya tapi tidak tahu efek apa yang angkasa bawa, diri Amaa tidak menolak sedikitpun dari apa yang angkasa lakukan.

"Gue sakit Amaa,demam tinggi" ucap angkasa menggeser sedikit dahinya keleher Ama, bertujuan agar Amaa merasakan panas dari badan angkasa.

Amaa berusaha tidak peduli,menjawab dengan sesantai mungkin.

"Gada hubungannya sama gue dan gue ga peduli" jawab Amaa menatap ke arah lain walaupun di dalam hatinya ingin membawa angkasa ke UKS agar sakitnya membaik. Angkasa tidak bohong buktinya Amaa benar-benar merasakan panas yang tertempel di lehernya,Ama yakin demam Angkasa cukup tinggi.

Angkasa menghembuskan nafasnya kasar,lalu mengangkat kepala nya untuk tegak kembali,menatap Amaa yang memalingkan matanya ke arah lain

"Obatin gue biar sembuh" angkasa mengelus rambut Amaa, "Lo tau ama,gue ga bakal mau di sentuh sama siapapun kecuali lo, semakin parah pun sakit yang gue rasain kalo bukan Lo yang ikut turun tangan gue lebih baik mati".

Amaa menatap angkasa datar,lalu menjauhkan kepalanya dari usapan Angkasa "Angkasa Lo sadar kita udah selesai gada hubungan apa apa kalo Lo lupa gue ingetin sekarang.

"Mau Lo mati,makin sakit,atau apapun itu gue ga perduli,urus hidup Lo dan gue urus hidup gue" sambung Amaa tegas.

Mata Angkasa menajam, membuat hati Amaa sedikit menciut,amaa tau aura ini adalah kemarahan Angkasa tapi Amaa tidak pernah merasa salah akan ucapannya tadi,Ia berbicara fakta memang benar dirinya yang menjadi kekasih Angkasa itu sudah selesai kemaren malam dengan Angkasa.

Angkasa memukul tembok disampingnya,semakin kuat pukulan itu semakin keluar cairan merah dari jarinya, "gue udah bilang ga bakal pernah ada kata putus antara gue sama Lo Amaa,kenapa lo ga paham bangsat"

Amaa berusaha pada pendiriannya, membiarkan Angkasa melukai dirinya sendiri,sekeras apapun usaha Amaa dirinya tahu akan tetap gagal,cukup sekali ini saja Amaa akan menolong Angkasa,anggap saja sebagai sesama manusia.

Amaa memegang lengan Angkasa yang kemudian berhenti menonjok tembok,lalu beralih mengambil sapu tangan di sakunya, mengikatkannya pada jemari angkasa. "Temboknya ga salah apa-apa jangan nonjok sembarangan"

Angkasa terdiam, membiarkan Amaa selesai dari aktivitas nya, mengamati Amaa dengan jarak yang lumayan dekat, jujur baginya Amaa sangat berarti. Ama itu sebagian dari nafas Angkasa jika Amaa pergi maka nafas itu akan terhenti dan jika nafas itu terhenti maka bagaimana Angkasa bisa tetap hidup?tanpa nafas?atau tanpa Amanya?

"Sapu tangan gue cuman satu,jadi bisa nya cuman ngiket satu tangan Lo doang,lagian yang satu nya ini ga parah ga bakal kerasa sama orang batu kayak lo" ucap Amaa melepaskan tangan Angkasa.

"Balikan sama gue" Angkasa meraih tangan Amaa, "dan yang Lo tau,gue gasuka penolakan" tekan Angkasa memeluk Amaa erat tanpa memperdulikan sekitarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang