12. Break

371 66 20
                                    

Selamat membaca!

————-—-

     
      SEOKJIN menyesap minuman berperisa kopi itu dengan pelan. Hari-hari menemani Jina berbelanja keperluan adalah hal yang melelahkan. Seokjin bahkan merasakan kakinya yang pegal karena Jina terus mengajaknya untuk berjalan menyusuri rak demi rak. Jadi, sembari menunggu Jina selesai karena ada yang harus ia beli-sebab lupa akan satu hal-Seokjin memutuskan untuk mengistirahatkan kakinya dengan singgah di sebuah kafe yang berada di mall tersebut.

Ada beberapa kepingan yang membuat semuanya begitu jelas. Diantara Jina yang sudah mengetahui bahwa Ibunya masih bernafas dengan baik di dunia ini, Ayah Jina yang sudah meninggalkan daksa dan berjalan diantara alam baka, serta Jina yang memiliki keterkaitan dengan Yoongi.

Awalnya Seokjin yang akan membeberkan semua yang ia ketahui selama Jina pergi dari panti asuhan Ayahnya. Namun perempuan itu ternyata sudah bergerak lebih awal saat keganjalan dari orang terdekat mengguar memberinya rasa penasaran.

Agaknya Seokjin pun harus mengatakan kepada Jina bahwa ia tahu semuanya. Supaya Jina tak merasa dibodohi selama ini walau memang itu kebenarannya.

Saat maniknya berpendar keseluruh keadaan Kafe. Ia lantas menemukan presensi Goo Yoongi bersama Hyeojin dengan tangan yang saling bertaut. Mereka berdua pantas disebut sebuah amplop dengan perangko.

Terbesit dalam pikirannya, bahwa Seokjin harus menyapa keduanya. Namun itu masih ayal, Seokjin sendiri takut bila presensinya nanti akan mengganggu keduanya.

Tapi kemudian pikirannya pula yang mendorong Seokjin agar segera merealisasikan semuanya dengan cepat. Bahkan seperti ada yang berbisik dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan tak akan ada yang merasa terganggu. Baiklah, sepertinya Seokjin memilih untuk menghampiri kedua eksistensi yang sudah memilih tempat duduk. Dekat kaca, Seokjin tahu persis jika itu mungkin adalah keinginan Hyeojin sendiri.

Dengan langkah kaki yang menapak percaya diri. Seokjin semakin dekat dengan kedua insan yang tengah berbincang penuh atmosfer romansa.

"Yoongi! Kau di sini juga? Oh, ada Hyeojin juga. Apa kabar?" Sapa Seokjin dengan riang serta merta menampilkan senyuman lebar khas dirinya.

Sapaan itu sukses membuat keduanya teralihkan dan menatap Seokjin dengan senang.

"Seokjin hyung, aku baik. Dengan siapa ke sini?" Tanya Yoongi pada Seokjin.

Seokjin terkekeh, karena pria yang bertanya padanya terlihat melirik ke kanan dan ke kiri untuk memastikan dengan siapa dirinya ke sini. Baru hendak ia melempar jawaban, Yoongi terlebih dahulu melanjutkan obrolan dengan bumbu gurauan di dalamnya.

"Jangan-jangan kau sendiri, hyung? Yang benar saja, aku tahu kau masih lajang... Tapi tak usah menggambarkannya dengan jelas."

Suara kekehan diakhir kalimat membuat Seokjin ikut terkekeh. Lagipula Yoongi hanya berbicara omong kosong, buktinya saja ia datang kemari bersama Jina.

"Ahahaha, kau ini."

"Duduklah Hyung, aku mengijinkan pria sendiri duduk bersama kami, benarkan Hyeojin?"

Hyeojin mengangguk kecil dan tersenyum kikuk.

"Tidak usah, sebentar lagi aku akan pulang. Aku hanya tinggal menunggu seseorang, kok." Seokjin menyela, dan menolak tawaran Yoongi untuknya.

POSITIONS (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang