Dosen💛Cahya?

16 6 0
                                    

Ga pake lama Marsel turun dari mobil nya dan mulai memasuki gedung rumah sakit itu.

Mencari ruangan Ikke cukup rumit baginya, mungkin lebih dari rumus fisika dan semacamnya.

"Hallo bebbbbbzzz" teriak Marsel pada ke dua sahabatnya itu.

"Brisik tau ga!" Sewot Cahya dan Ikke bersamaan.

"Nih pesenan nya, cuci tangan dulu kalo mau makan" ujar Marsel.

"Kamar mandinya jauh" jelas Ikke.

"Pake ini aja" perintah Cahya sambil menggenggam botol AQUA yang cukup besar. 1,5 L.

Marsel pun mengikuti apa yang di perintahkan oleh Cahya.

Tapi Ikke?

Dia di suapin oleh Cahya, karena tangan nya di infus.

"Berdoa dulu we" perintah Marsel agak sewot.

"Udah lah dalem hati ekhem" Sindir Cahya pada Marsel.

"Owh iywah pwut, twadi gwe kewtemwu swama pwak twengwil"
Aduh Marsel, kalo ngomong Telen dulu itu tulang ah.

Glek glek
Cahya meminum segelas air putih sambil melirik ke Marsel.

Dengan se gelas air putih bebeb langsung di sembur bur.....
Eh bebeb? Emang kalian punya bebeb? Beli dimana?

"Kalo ngomong yang jelas dong sel, jadi pengen nelen pala Lo rasanya" Aihh Cahya mulut kamu sebesar apa sih sampe bisa nelen kepala Marsel yang plontos itu.

Sebesar rasa cintaku padamu eakkk

"Tadi gue ketemu dosen Raka tengil itu" Ucap Marsel setalah meneguk air Putih.

"Ter-" Ucapan Cahya terhenti saat Marsel mulai bicara lagi.

"Dengerin dulu Napa"

"Jadi kan gue ketemu tadi, dia bilang gini 'eh Lo sahabaynya jodoh gue' gitu trus gue jawab 'oh sahabat nya monkey' dia jawab lagi 'monkey siapa?' aduh ngakak deh gue. Trus gue jawab lagi 'monyet peliharaan gue di rumah' hahaha gue ketawa dia palah nonglo kepala gue takk gitu" Marsel ngoceh sambil mempraktekan bicara dosen itu.

"Eh Lo ko jitak pala gue sih?!!" Rengek Ikke tak jelas.

"Abisnya pala lo menggoda banget buat gue jitak hahaha" Tawa Marsel yang di balas lirikan oleh Ikke.

Sebenarnya tangan Ikke sudah gatal ingin jitak balik. Tapi, tangan yang dekat dengan Marsel itu tangan kanan. Sedangkan tangan kiri yang tanpa infusan jauh dari makhluk itu.

"Udah lah ga penting juga bahas dosen tengil itu" Ucap Cahya sambil merebahkan badannya ke Sofa yang ada di ruangan Ikke.

"Diem dulu nih heboh" Ucap Marsel nada rendah.

Mereka berdua hanya santuy memainkan handphone nya. Tak menggubris apa pun yang di katakan oleh Marsel.

"Dia minta bantuin gue supaya Lo mau jadi pacar dia" Ucap Marsel sambil melirik ke Cahya.

"Oh" balasan Cahya sangat sangat sangat membikin Marsel dan Ikke heran.

"Biasa itu" lanjutnya.

"Lo mau sama si tengil ya?"

"Ogah lah"

"Gapapa kali, lumayan nilai nya A+ terus" Goda Marsel.

"Sana Lo aja yang sama si tengil!" Bentak Cahya pada Marsel.

"Idih gila Lo ya, ya kali gue gay" balas Marsel males.

Mereka tertawa bersama dengan puas tanpa pengganggu.

Jangan lupa Vote+komen yaaaaa
Thankyou ✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahya's story in London Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang