"Huftt kesini lagi, bangunan yang sangat membosankan." keluh gadis berambut panjang yang sekarang sedang berdiri didepan gerbang sekolahnya.
Melamun. Itulah yang dilakukan gadis tadi, setelah sadar dari lamunannya tangannya bergerak untuk menyeka keringat yang membasahi pelipisnya.
"Pagi Glo, ngapain ngelamun? ayo masuk !" ajak salah satu teman kelasnya.
๑๑
Izora Gloresha Feddric, nama yang cantik. Gadis yang memiliki kulit yang putih sedikit pucat, mata yang sipit jika tersenyum, hidung yang mancung, alis yang rapih, bibir yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal terlihat manis jika ia tersenyum, membuat beberapa lelaki tertarik padanya. Sayang sekali sifatnya yg penyendiri dan susah sekali untuk berbaur bersama temannya membuat beberapa orang enggan untuk didekatnya.
๑๑
Beberapa mata sudah melirik tidak suka terhadap Gloresha, membuatnya sedikit risih. Tapi ia sembunyikan dengan wajah datar tapi manis.Tubuh kecilnya berhenti di depan kelas baru, matanya menatap kelas yang masih kosong, hanya terdapat dua orang yang sedang duduk bercanda dan tertawa bersama.
Sunyi. Itu yang Gloresha rasakan. Sepertinya adanya kedua teman tak berpengaruh baginya, rasanya sama tetap sepi.
Kakinya melangkah masuk dan ia memilih kursi pojok yang masih belum berpemilik. Tangannya sedikit meraba meja dan kursi yang ia pilih. "Kotor." ucap Glo sambil melepas tasnya dan mengambil beberapa tissue basah yang ia sediakan dari rumah.
Lima belas menit Gloresha menunggu beberapa murid datang, nyatanya tetap saja kelas masih terasa sepi. Mungkin ia yang sedikit bersemangat hingga datang terlalu pagi.
Gloresha melangkahkan kakinya ke arah taman. Bunga - bunga bermekaran, kupu - kupu berterbangan sederhananya kebahagiaan yang ia rasakan. Matanya tertuju pada kursi kosong yang sering dia duduki dulu bersama satu temannya. Annette, perempuan berdarah belanda berambut pirang memiliki sifat yang sangat sama seperti Glo, penyuka kesepian.
Tak terasa matahari semakin naik, cahaya nya menyinari semua sudut sekolah. Mau- tidak mau dirinya harus kembali ke kelas karena pelajaran akan segera dimulai.
Saat dijalan menuju kelas seseorang menabraknya, dengan perasaan malas kepalanya mendongak. "Sorry sorry" ucapnya sambil sedikit membungkukkan punggungnya.
"Ya, tidak masalah" ucap Glo lalu melihat logo di samping lengan kanannya. "Dimana logo mu? Apa kamu murid baru?" tanya Glo dengan sopan.
Seseorang didepannya mengangguk "Ya, saya murid baru, bisa tunjukan ruang kepala sekolah?"
"Mau ku antar?"
Tak ada jawaban, tapi mata Glo melihat anggukan samar dari lawan bicaranya ini.
Dengan senang hati Glo mengantarkan murid baru ke ruang guru. Di perjalanan mereka saling diam, Glo juga malas untuk membuka topik, apalagi bersama orang baru.
Tangan Glo bergerak menunjuk salah satu ruangan yang berada di depan mereka, "Itu ruang kepala sekolah."
Murid baru itu mengangguk dan melirik untuk melihat name tag milik Glo.
"Oh, thanks i - izora"
Glo langsung melirik name tag miliknya "haha, oke oke. Panggil aja Gloresha, Glo or Esha, oke?" ucap Glo sambil mencoba akrab dengan murid baru.
"Gue Ollyana patricia zachery, panggil aja Olla biar lebih akrab." ucapnya sambil sedikit tersenyum.
"Ah iya, biasanya kepala sekolah kita dipanggil bunda, kamu langsung saja panggil dia bunda ya" ucap Glo sedikit memberi tahu dan berjalan meninggalkan murid baru tadi - Olla.
"Thanks," ucap Olla pelan, dilanjut berjalan menuju ruang guru.
...
Raut wajah Glo sedikit senang karena bisa berbicara dengan orang baru.
Dia kembali masuk kedalam kelas dan mendudukan kedua bokongnya di kursi pilihannya pagi tadi. Tangannya mengambil tas hitam, mengeluarkan buku dan pena yang berada di dalam tasnya.
Tak terasa bel masuk pun berbunyi.
Seorang guru melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas. "Attention please.. Saya Mrs. Vanilla saya pemegang kelas 12 A ini, nice to meet you"
Semua murid mengangguk dan tersenyum setelah mengucapkan "nice to meet you too".
"Kebetulan, kita kedatangan murid baru dan bahagianya bisa masuk ke kelas ini" jelasnya. "Sini masuk" lanjutnya sambil melirik ke arah pintu.
Pandangan Glo tertuju pada murid baru, tak asing lagi dia Olla teman yang beru saja ia temui beberapa menit yang lalu.
"Hi, saya Olla senang bisa masuk ke salah satu kelas unggul di sekolah ini" ucapnya sambil memberikan senyuman terbaiknya.
"Baiklah, mereka juga pasti senang bisa bertemu dan berteman denganmu. Silahkan pilih, ingin duduk bersama siapa" Sambut Mrs. Vanilla.
"Pojok kanan saja" bisiknya.
Mrs. Vanilla hanya mengangguk, tangannya mempersilahkan untuk jalan menuju tempat duduk yang dipilih.
Olla melangkahkan kakinya menuju Glo.
"Hi, senang bisa ketemu sama lo lagi" sapa nya.
Glo menganggukan kepalanya, "sama, aku juga senang bisa bertemu dan duduk bersama kamu."
Pelajaran berjalan seperti biasa, kesunyian dan kesenyapan yang semua murid rasakan.
Tepat terdengar suara deringan bel semua murid bergegas membereskan semua peralatan dan berjalan teratur menuju kantin.
"Mari kita ke kantin bersama" Ajak Glo pada teman barunya -Olla.
Olla hanya mengangguk.
Keduanya berdiri dan berjalan menuju kantin "kenapa kamu berbeda dengan murid lain? kamu begitu canggung bertemu denganku, apa ada yang salah?"
Cepat - cepat Glo menggelengkan kepalanya, "Oh tidak, eum aku baru pertama kali lagi berteman dan berbicara"
"Kamu terlalu formal dan sangat sopan, mari ubah dikit demi sedikit agar tidak terlalu formal" ucapnya sambil merangkul bahu Glo.
Glo mengangguk. "kamu begitu terlihat tinggi" ucapnya mengalihkan pembicaraan.
"Hum, tinggi? iya, kedua orang tuaku juga tinggi" balas olla.
Lagi, lagi, Glo membalas dengan anggukan.
Mereka berdua jelan menuju tempat pembagian salad dan susu kotak.
Seorang wanita muda memberikan senampan berisikan salad dan susu, Glo menerima nya, lalu berjalan menuju tempat duduk yang sudah di sediakan.
Tentu saja Olla mengikuti dari belakang. Tak ada pembicaraan, sesuai peraturan jika sedang makan tak ada suara berisik.
Setelah salad habis kedua nya langsung meminum susu kotak yang sudah disediakan.
"Mau ambil susu lagi? atau langsung ke kelas?"tanya Glo.
"Ke kelas langsung aja."
Glo mengangguk.
Mereka berdua kembali ke kelas, karna di perjalanan tidak ada topik, mereka berdua terdiam diri.
Tiba-tiba seseorang menarik tangan Glo, Olla yang melihatnya kaget dan hanya terdiam, berdoa semoga Glo baik baik saja. Karena Olla tahu diri, dia hanyalah murid baru dan teman baru Glo, jadi dia hanya bisa menunggu Glo kembali dengan keadaan baik-baik saja. Jelasnya, Olla tidak mau ikut campur, semua orang punya privasi masing-masing bukan?
Tangan Glo di tarik hingga ujung lorong dengan kasar.
"E-eh pelan-pelan.." bisik Glo.
Tak mau mendengar ucapan Glo, tangan Glo makin di seret hingga benar-benar berada di ujung lorong. Kedua temannya diam di belakang Glo, mungkin agar Glo tidak bisa lari kemana-mana.
Tak bisa ditutupi, wajah Glo seketika terlihat takut, dan cemas. Tiga orang yang mengelilinginya memang orang yang bisa dibilang di takuti se-antero sekolah. Dan sekarang Glo sedang berhadapan dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
i love you but why (?)
Teen Fictionsebelum baca, lets follow author terlebih dahulu. ⋆ ------------------------ ⋆ kebahagiaan? kapan dia datang. ㅤㅤㅤㅤ✰✰✰ "saya menyukaimu, glo" "hah? apasih, masa ngungkapin perasaan setelah aku bilang kalo aku suka kamu. payah" kamu adalah satu satu...