9. Bahagia, namun disisi lain juga tidak.

2.3K 361 62
                                    


vote + comment!!

vote + comment!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongwoo melajukan mobilnya cepat, ntahlah padahal sudah jam 10 malam, namun dirinya masih tak ingin pulang

kepalanya begitu pusing sedari tadi memikirkan sebuah nama yang kini berkutat di kepalanya

so junghwan

jeongwoo menggeleng, kemudian kembali memfokuskan pandangannya ke depan menatap jalan beserta lampu lampu jalan yang kini meremang

haruto yang duduk di samping tak berani sama sekali menatap jeongwoo, bahkan kini ia hanya duduk termenung diam sambil menatap arah kanan, searah dengan kaca mobil yang ada di sisinya

"jeongwoo.. maaf.."

jeongwoo tak merespon ucapan haruto, ia sibuk memutar stir mobilnya,

"park jeongwoo.. a-aku-"

"bisa diam dulu kan? aku lagi nggak mau ngebahas ini" ucap jeongwoo datar

nada yang tak pernah didengar haruto sebelumnya, kini jeongwoo benar benar terlihat dingin padanya

membuat haruto kini merasa sangat bersalah pada jeongwoo dan pastinya junghwan

benar benar ia adalah perusak di dalam suatu hubungan

"aku turun di sini aja, kamu mungkin sedang nggak bisa di ganggu, turunin aku, jeongwoo"

haruto mengetuk pelan pintu mobil, memberi isyarat pada jeongwoo untuk segera menghentikan mobilnya,

namun bukannya menghentikan, cowok itu makin mempercepat laju mobilnya, bahkan haruto tidak memakai seatbelt, membuat dirinya terjengkang tiba tiba

"jeongwoo, jangan ngebut.."

"kamu ngerti diam kan? ikutin aja,"

"tapi aku mau pulang jeongwoo... turunin aku please.."

masih dengan pedal gas yang terinjak, kini jeongwoo memutar stir mobilnya kuat, membuat haruto kembali kaget,

sungguh ia benar benar takut, jeongwoo benar benar menjadi orang gila sekarang

jalan memang agak sepi sekarang, makanya jeongwoo berani untuk melajukan mobilnya diatas kecepatan rata rata

haruto hanya bisa diam, hatinya benar benar sakit saat mendengar penuturan jeongwoo yang begitu dingin padanya

tapi tak apa, ia pantas mendapatkan itu kan? pikirnya

mobil jeongwoo berhenti, kemudian ia merebahkan badannya di kursi kemudi miliknya, seraya mengusap rambut serta wajahnya kasar

entahlah, ia begitu tak paham dengan perasaan hatinya sendiri

hello, haru! ; jeongharu. ( revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang