17. Epilog: Our promise

3.6K 315 141
                                    

play the multimedia for the best experience.

vote & comment!!!!

vote & comment!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"mas? lagi ngapain tuh???"

lamunan jeongwoo pudar begitu saja ketika sang istri datang menghampirinya, membawakannya scangkir teh hangat

jika ia melihat jam, mungkin sudah hampir satu jam ia terduduk di kursi ruang tamu miliknya, kini ia menatap sang istri hanya dengan senyumannya

"kok sedih gitu, cerita sama aku coba, kamu kenapa?"

jeongwoo hanya menggeleng pelan, menutup sebuah album foto yang sedari tadi telah menjadi objek utama yang diulik olehnya,

"nggak kok sayang, mas nggak kenapa napa"

namun sang istri tak percaya, walaupun jeongwoo sudah berusaha mengalihkan pandangannya ke arah samping, sambil menyesap teh miliknya dalam cangkir kecil yang disajikan oleh sang istri untuknya

"mas.. hati hati, nanti keselek loh,"

ia bahkan mencoba meneguknya, walaupun tenggorokannya begitu sakit, bahkan ia mulai merasa matanya begitu memanas ketika mencoba meneguk teh hangat yang kini ada dalam pegangannya

sedangkan sang istri mengambil sebuah album foto yang baru saja diletakkan oleh jeongwoo, sebelum cowok itu beralih menuju secangkir teh hangat buatannya

senyuman terukir dalam wajahnya, menatap beberapa lembar foto yang begitu ia yakini, mengapa jeongwoo bisa rela melamun hampir satu jam lamanya

"mas uwoo kangen kak haru ya?"

berusaha menetralisir nafasnya, namun gagal, ia malah tersedak teh yang baru saja diminumnya, walaupun hanya sedikit saja, namun ia malah terbatuk batuk

"tuh kan, udah dibilangin hati hati mas, pelan pelan aja"

jeongwoo hanya tersenyum kecil kala sang istri mulai menepuk punggungnya,

"jadi bener nih?? lagi kangen kak haru?? lucu banget sih, sama mas, aku juga kangen kak haru"

jeongwoo menatap sang istri dengan rasa bersalah, rasanya ia begitu bersalah karena pada kenyataannya, ia masih belum bisa melupakan dan merelakan haruto yang pergi jauh lebih dulu meninggalkan dirinya

hanya demi dirinya, ya demi menyelamatkan nyawa seseorang yang dicintainya, yang tak lain adalah jeongwoo sendiri

"adek kangen kak haru juga mas, besok kita datengin rumahnya sama sama yuk?"

jeongwoo tak kuasa menahan air matanya, kini bulir bening tumpah seketika diantara kedua matanya kala junghwan, sang istri memeluknya erat

"m-maafin aku hwan, maafin aku.."

hello, haru! ; jeongharu. ( revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang