Pagi ini Reina ada kelas, gadis itu tampak cantik dan sederhana. Reina memakai kaos polo putih yang dilapisi jaket levis berwarna hitam dan celana panjang warna biru laut.
Reina mampir sebentar menuju kantin untuk membeli susu kotak. Setelah membayar Reina mulai meminumnya sambil berjalan.
Rasanya sungguh menyenangkan, pagi ini gedung fakultasnya tampak lebih lenggang dari biasanya. Membuat reina merasa tenang.
Gadis itu berjalan santai, saat melewati lorong gelap mata Reina tak sengaja menatap sosok tinggi tegap di ujung sana.
Langkah reina melambat, begitu juga dengan hisapannya. Semakin dekat reina bisa melihat sosok siapa itu. Tanpa sadar Reina menghembuskan napas panjang.
Sosok itu adalah dosen yang katanya paling terfavorit dan terganteng. Pria itu tampak berdiri menyandar pada tembok dan membelakanginya.
Reina tertegun saat dosen itu menoleh kebelakang, mungkin merasa di awasi karena Reina tak sadar terus menatapnya.
Matanya tajam, dengan sorot yang dingin. Pria itu tampak tenang saat mengeluarkan asap rokok dari bibir tebalnya. Pandangan matanya seakan menilai menampilkan reina, dari bawah hingga atas.
Ingin sekali Reina congkel kedua mata itu!
Reina menarik napas dalam saat jarak semakin menipis. Mau putar balik tapi tak ada jalan lain untuk naik lift kecuali melewati dosen itu.
Akhirnya Reina tetap melangkah, saat melewati dosen itupun Reina menunduk dan sedikit mengangguk, "Morning, Mr. Aldebaran." Tanpa mau melihat respon dosen haram itu, Reina buru-buru pergi.
Reina segera masuk dalam lift dan langsung bersandar di pojok. Menghembuskan napas, karena tak sadar sedari tadi ia menahan napas.
Reina menekan tombol angka tujuh, setelah itu kembali bersandar sambil bersedekap dada. Pikirannya jadi menerawang beberapa hari yang lalu, dimana dia memergoki pak Al, atau sebut saja Aldebaran sedang melakukan hal haram dengan Hely.
Reina tak sadar jika orang yang sedang ada dipikirannya kini sudah berada di sampingnya. Menatap Reina dengan tajam.
Mata Reina mengerjab, dia merasa diawasi. Padahal dia kan cuma sendirian di lift ini. Pikir Reina.
Reina menoleh dan,
WHUAHHHHH MONYET!
Aldebaran sampai ikut berjinggit kaget karena suara melengking keras menggema dalam lift kotak tersebut.
Reina memegang dadanya yang bergemuruh, sedangkan Aldebaran berdehem kecil lalu berdiri tegap. Kedua matanya menatap tajam Reina dengan wajah datar. "What did you say earlier?"
Reina menelan ludah, aura dosen haram itu sangat mengintimidasi dan dingin. "I-- iam sorry mr. I accidentally."
Kenapa tuh orang bisa ada disini?! Heran reina, menggaruk tengkuknya saat wajah Aldebaran terlihat semakin garang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen Fiction[ SQUEL KEMBAR SOMPLAK. ] Cerita kehidupan Reina. •••》《••• Lari dari kenyataan? Nyatanya tak seburuk itu untuk saat ini. Reina telah menjadi seorang mahasiswi di Universitas ternama di Singapore dan mendapatkan beasiswa di sana. Untuk pertama kaliny...