1. Yang tak terduga

5.1K 338 36
                                    

• AU (Alternate universe)
• Rating R
• Gender Switch Seulgi
• Non-Canon (tidak sesuai karakter asli)
Vote dan Komen dimanapun | RnR
° Drama, Family, Angst

Hanya tentang Joohyun dan tiga anaknya, ditambah Seulgi tentu saja. Nama pemeran lain hanya sebagai pelengkap cerita. Dan judul ini diambil dari lagunya Sam Smith "Life Support"

Baca, Vote, Komen di bawah
_________________________________




Di rumah Joohyun ...

AKU menatap undangan yg tergeletak di meja beberapa saat lebih lama sebelum pikiranku dipatahkan oleh tangisan seorang anak. Kenyataannya itu adalah putra bungsuku yang baru saja bangun dari tidur siangnya.

Menjauh dari ingatan akan si bintang sekolah berambut cokelat bermata monolid, aku kembali ke peranku sebagai ibu; berjalan dari dapur menuju kamar tidur anakku. Mino menatap dengan air mata berlinang dan senyum lebar melihat kehadiranku. Sudah jelas aku balas tersenyum pada anak bungsuku yg duduk sendirian, dan aku mengangkat anak berusia empat tahunku dan mengusap air matanya. Bocah ini semakin bertambah usia, tubuhnya semakin sulit diangkat, setidaknya itu yang dirasakan tubuh kecilku.

Jam bertema mobil balap di dinding menunjukkan pukul 1:30, yang berarti ... Aku punya waktu satu setengah jam untuk pergi ke toko sebelum jam sekolah selesai.

Aku menyisir rambut Mino, meraih dompet dan tas kecilku, dan membantunya mengenakan sepatu.

Memastikan untuk mengunci semua pintu termasuk pintu depan dan melihat sekeliling dengan gugup sebelum pergi ke kendaraanku.

Aku mengangkat Mino ke kursi mobil dan memasang sabuk pengaman.

Rute ke M-Store adalah salah satu yang bisa ku tuju. Sampai di sana, sebelum keluar dari mobil, mataku tertuju pada dompet yang berisi kartu karyawan dengan diskon 10% yang menyelamatkan pengeluaranku; aku bersyukur memilikinya.

Setelah menempatkan Mino ke dalam troli dan memeriksa tas sekali lagi bahwa dompetku tidak tertinggal, aku menuju ke dalam toko dan mengangguk ke setiap kasir dengan senyum kecil.

"Hei," mereka semua menyapa.

"Tidak bisa jauh dari kami, kan?" Seorang gadis muda yang baru lulus SMA, Nina, bertanya sambil tersenyum.

"Aku sangat merindukan kalian semua," jawabku bernada cerah dan tulus.

Tersenyum pada manajer toko yang sedang menuju ke salah satu mesin kasir, aku memberinya senyuman lebar dan menepuk kepala Mino, membuat bocah lelakiku menderu.

Kemudian aku berjalan ke lorong makanan dan Mino mulai merengek sambil meraih tas di troli dengan gigih.

"Kamu minta apa, sayang?"

Mino mengoceh tak jelas.

"Katakan dengan jelas, dan tanpa merengek." Aku mengulurkan tangan untuk mengambil beberapa kotak makaroni dan sereal.

"Mommi!"

"Apa, sayang ...?" kataku, mendorong troli lebih jauh di lorong dan mengambil dua kotak kue beras dan telur.

"Jus!"

"Jus apa? Apel atau jeruk?"

Mino terdiam sesaat dan ku ulangi ucapanku ...

"Apel apa jeruk, Mino ...?"

"Ap-pell!" anak itu berucap dengan susah payah. Setidaknya dia berusaha.

Aku tersenyum dan mencium kening putraku. "Bagus, biar ku ambilkan."

Aku menghentikan troli dan mengobrak-abrik isi tas, mengeluarkan kotak jus apel yang ku bawa dari rumah dan memasukkan sedotan ke dalamnya.

Life SUPPORT ©Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang