C A N D R A M A W A (I)

0 0 0
                                    

     'Sedih, hancur, kecewa, galau, frustasi, depresi, akan masuk akal pada waktunya.'

     Entah karena apa, tiba-tiba saja kalimat itu muncul di kepala murid perempuan yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia berjalan sendiri dengan 2 tangan yang ia masukkan kedalam kantong jaket berwarna olive green itu. Ditemani lagu-lagu yang terputar secara berurutan melalui earphone yang ia gunakan. Sudah tidak asing lagi, memang seperti inilah sifat nya.
     "Selamat pagi cantik." Ucap salah satu murid laki-laki yang kelasnya baru saja ia lewati. 'Orang bodoh.' Pikirnya.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya ia sampai juga dikelas yang terujung dari terujung ini. Tidak ada bangunan apapun kecuali kelas nya. Kelas XI Angkasa. Tidak ada basa-basi, ia langsung menuju bangku nya, menaruh tas, kemudian kembali keluar kelas dan pergi kebagian belakang sekolah dekat dengan kelas nya. Tidak ada siapa-siapa disana, hanya sunyi yang terdengar.

     Masih banyak yang belum sempat aku katakan pada mu
     Masih banyak yang belum sempat aku katakan pada mu
     Masih banyak yang belum sempat aku katakan pada mu

     Lagu berjudul Pilu Membiru dari Kunto Aji sedang terputar di earphone nya. Lagu yang selalu berhasil membuat nya merasa ingin kembali ke masa lalu hanya untuk melakukan hal-hal yang belum di lakukan nya dengan orang istimewa nya itu. Lagu-lagu lain pun terputar, sedangkan ia menikmati suasana hening itu. Terlihat burung-burung berterbangan disekitar pohon besar satu-satunya yang berada disana.

     "KEI!!" Tiba-tiba ada suara panggilan yang berhasil menembus suara dari earphone nya. Kei langsung melihat kebelakang dan melepaskan earphone dari telinga nya, ternyata ketua kelas yang memanggil nya.
     "Kei, 5 menit yang lalu sudah bel. Cepetan masuk, berhubung guru belum masuk nih." Begitu kuat nya suara musik dari earphone nya hingga bel tidak terdengar lagi. Dengan sigap Kei langsung pergi menuju kelas. Terlihat ia sangat buru-buru, hingga tidak sempat untuk menggulung earphone nya. Tali earphone itu terus menerus menjulur ke lantai. Tepat di dalam kelas bagian depan, kretak sah sudah kaki Kei menginjak earphone itu.       
     Teman-teman nya terdiam, begitu juga dengan Kei. Earphone yang sudah menemani nya selama 1 tahun lebih itu kini sudah SAH menjadi barang rusak, dan tidak dapat digunakan. Kei langsung memungut nya kemudian ia berjalan ke bangku nya. Pelajaran dimulai, waktu terus berlalu. Kini tiba waktunya jam istirahat. Teman-teman kelas nya berjalan menuju kantin, sedangkan Kei? Dia terdiam, seperti sedang memikirkan nasib earphone nya tadi. Kei menarik napas dan menghela nya dengan panjang. Suara bel di iringi suara anak-anak kelas membuat suasana mulai berisik, terdengar dengan jelas suara murid-murid yang kegirangan karena jam istirahat itu.
     Kei langsung menuju kebelakang sekolah untuk mencari tempat tertenang satu-satu nya yang ada disekolah. Kembali ia menarik napas dan menghela napas berat itu. 'Sekarang gue tau kenapa tadi pagi terlintas kalimat gak jelas itu.' Kei membatin dalam hati.
     Cip cip cip suara salah satu burung berhasil menarik perhatian Kei dari kesedihan nya. Kei melirik nya, memperhatikan dengan detail setiap bagian nya, kemudian burung itu pergi tanpa pamit disaat Kei sedang dalam-dalamnya memperhatikan.
Entah apa yang terjadi, suasana halaman sekolah, koridor malah semakin terdengar. Artinya semakin berisik, atau semakin besar suara yang dikeluarkan setiap manusia disana.

     "Nico! Rendi! Berhenti kalian berdua!" Segala pikiran abstrak Kei terpecah belah, Kei langsung bangkit dan mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Dia melihat pemandangan 2 murid laki-laki yang entah kelas berapa dan kelas mana sedang bertengkar hebat. Kei memperhatikan kejadian itu sampai akhirnya 2 murid laki-laki itu dibawa oleh Pak Mulyadi dibantu dengan 2 murid yang merupakan OSIS.  
     "Aneh, suka banget keributan." Ucap Kei pelan.
Sudah 20 menit ia duduk disana, namun belum ada terdengar bel sama sekali. Kei bahkan terus-menerus mengecek keadaan di halaman sekolah. Masih dalam keadaan ramai dengan murid-murid. 'Tumben banget.'

     "Kei!" Ketua kelas kembali memanggil nya.
     "Gue telat masuk lagi?" Tanya Kei tanpa basa-basi.
     "Engga, hari ini kita jam kosong, jadi kamu gak perlu resah karena bel belum bunyi-bunyi." Ucap ketua kelas nya.
Kei hanya mengangguk kecil kemudian kembali mengabaikan segalanya. 'Bagus.'  Batin nya sambil memejamkan mata. Seketika matanya terbuka dadakan, badan nya berputar ke belakang.
     "Rio! Kalau gue pulang boleh dong berarti?"
     "Engga bisa Kei, kita harus tetap di sekolah." Balas ketua kelas nya yang bernama Rio itu

Kei terdiam, dan kembali duduk seperti semula. 'Ga asik.' Kei membatin lagi.

~10 menit yang lalu di ruangan guru BK~

     "Rio, sini dulu nak." Panggil guru BK kelas XI Angkasa itu.
     "Iya Pak? Ada apa ya Pak?" Tanya Rio
     "Hari ini akan ada jam kosong, di karenakan 2 murid yang bertengkar tadi mengalami masalah yang sudah fatal. Jadi kami para guru akan rapat untuk membicarakan jalan keluar masalah mereka. Jika teman sekelas kamunada yang ingin pulang, maka itu boleh. Oke nak?" Ucap guru BK XI Angkasa.
     "Oke Pak, siappp." Jawab Rio.

'Maaf Kei, gue harus bohong. Gue cuma mau bisa natap lo walau kita gak akan berbicara kalau tidak ada hal penting.' Ucap Rio dalam hati sambil meninggalkan Kei.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CANDRAMAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang