Yani pov
Ok.
hari Selasa adalah hari yang terfavorit.
Kenapa?
Karena kita semua akan bertemu bapak Ridwan yang tampan rupawan di penghujung pelajaran.
Tapi tidak se rupawan materi yang di ajarkan.
Udah 3 jam ini mata gue ennek ngeliatin papan yang penuhnuh dengan coretan sin cos sampai stan.
Entahlah gue masih belum terilhami apa gunanya sin cos tan ini di saat gue beli cilok harga seribuan di depan rumah mantan.
Karena bosan, gue berencana pengen ngajak uni buat tanding main bingo.
Tapi rencana tersebut ter gagalkan ketika gue lihat uni yang udah molor di balik buku paket matematika tebalnya.
"Pantes aja Lo goblok, orang pelajaran Lo tinggal tidur"Nyinyir gue tanpa mengaca terlebih dahulu.
Namanya juga netijen dengan segala kebenarannya:)
Akhirnya gue celingukan buat cari temen main di sela sela pelajarannya bapak Ridwan ini.
Gue lihat di bangku pojokan ada Henny sama si Anggita yang lagi fokus ngeliat buku paket matematika yang super tebal.
Tapi dari ekspresinya gue bisa tau kalau mereka berdua lagi nonton tayo dibalik buku yang terdzolimi itu.
Sekarang gue nengok ke bangku sebelah gue.
Ada si Qadri dan si Muhaimin yang lagi fokus ngerjain tugas.
Aihh ga asik.
Gue pindahin pandang lagi ke bangkunya Aisyah dan gue liat dia natap papan tulis dibalik kacamata hitamnya sebagai sarana penipuan.
Yaelah mbaq anak kecil juga tau kalau Lo lagi tidur.
Akhirnya pilihan gue hanya tersisa ke Syawal.
Temen nge-push rank di mobillejen.
Tapi begitu gue nengok ke Syawal, pandangan gue justru teralihkan ke sebelahnya.
Yoga yang lagi serius merhatiin bapak Ridwan.
Bapak Ridwan. Demi apapun juga aku iri kepadamu pak.
"Jadi ada yang mau ditanyakan?"ucap bapak Ridwan dengan suara kerasnya yang 200% bikin gue kaget.
"Saya"
Gue ngelinguk ke sumber suara.
Astaga bapak Ridwan.
Saya dengan senang hati ingin menggantikan posisi bapak sekarang juga:)
"Ya yoga tanya apa?"
"Itu yang nomor 2 salah pak, sin 2a = 2 sin a x cos a. Bukan sin a x cos a"
ASTAGA
BAPAK RIDWAN DENGAN SEGALA KEBENARANNYA TELAH DISALAHKAN KAWAN KAWAN
Namun kehebohan kelas kami melihat bapak Ridwan yang tersalahkan harus berakhir karena suara kemerduan bel pulang yang berbunyi.
"Muhaimin yuk pulang"tanya gue ke Muhaimin yang lagi beres beresin bukunya.
"Eh gue mau nengokin anak futsal dulu Yani, gimana?"jelas Muhaimin.
"Ohh, yaudah deh gue minta ka Santi jemput aja"
jawab gue"Oke deh,, tiati ya gue duluan"pamit Muhaimin keluar kelas.
"Nebeng gua aja?"tawar syawal
"Atau gue?"sekarang gantian accang yang menawarkan diri.
"Ehh jangan biar yoga aja nih yang satu perum" ucap bottae
BOTTAE SIYALAN AHH:)
"Kan kita semua satu kompleks perumahan bego"sahut Qadri
"Yaudah yuk pulang aja biarin si Yani sama yoga"titah Henny dengan wajah polosnya
Minta di bogem nih bocah sepertinya.
"Yuk uni pulang sama gue, Yani yoga gue duluan yakk"pamit Henny sambil menarik tas uni.
"Tiati kalian berdua pulangnya"ujar Henny ke arah gue sama yoga
"Baibai guys"sahut Aisyah
"Duluan ya bruhh"pamit bottae
"ANJIR WOY BANGKE KALEANN"teriak gue kesel
Alah 'kesel' padahal mah 'seneng'
Memang yah lain di hati lain di mulut~
"Yuk pulang sama gue"ajak yoga dengan ekspresi wajah yang erghh tak bisa di definisikan.
"Nggak usah, gue telfon kakak gue aja"tolak gue halus, padahal mah dalem hati 100% ingin dengan tulus.
"Gausah, sama gue aja udah kelamaan kalau nunggu kakak lo, yuk?"tawar yoga sambil narik tangan gue
Ini yang di tarik tangan tapi kok tapi rasanya hati gue ikut tertarik ya?.
Hahaha bangke.
Yaudah kan yah.
"Tiati palanya kejedot"ucap yoga sambil bukain pintu mobilnya.
YA ALLAH SERASA JADI PRINSES AKUTUH
"Lo mau mampir mampir kemana dulu gak nih?"tanya yoga
Mampir ke hatimu aja mass.
"Ngga kok"jawab gue
"Yaudah kalo gitu kita makan ya?"ajak yoga
"Hah?"
Astaga ngomong apa sih yoga tadi?
"Kita berdua makan dulu.."jelas yoga
"Mau makan dimana?"tanya yoga
"Di rumah gue"ucap gue asal
"Oksip yuk gass"jawab yoga
EH EH APA?
GUE BERCANDA BANGKEE
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy With Fun
Short StoryFyi, cerita ini ditujukan kepada Satriani wandkawand jdi, gausah di baca owghey?