(5) Kawan..

215 33 0
                                    


5 hari  kemudian..

"Oh ya, kalian besok bisa temani Kami menemui Kawan kami tidak?" Tanya Chaeyeon

"Kawan?" Tanya Sakura

"Hmm.. lebih tepatnya Orang yang sudah kami Anggap Adik kami," angguk Chaeyeon

Keenamnya kini tengah di Kantin dan tengah dalam menikmati waktu Istirahat yang di temani makanan pesanan mereka.

"Kalian bisa?" Tanya Chaeyeon Lagi

  Sakura, Eunbi, dan Yuri mengangguk. Lagi pula besok libur jadi tak ada salahnya menerima Ajakan Chaeyeon, Yena dan Hyewon. Apalagi mereka penasaran siapa Kawan Dari Tiga serangkai ini.

"Btw.. Kalian temenan lama ya?" Tanya Eunbi yang penasaran dengan Kisah persahabatan Chaeyeon,Yena,dan Hyewon

"Hmm.. dari kami SD sih, tapi sempat kepisah, tapi itu karena Hyewon Beda Setahun dengan kami," ujar Yena

"Lalu Kawan kalian itu.. masih sekolah?"

Pertanyaan dari yuri membuat Hyewon yang asik Makan mendadak berhenti lalu menatap Yuri. Sedangkan Yena Dan Chaeyeon terdiam dan saling tatap

"Dia nggak sekolah, lulus Dari SD dia cuman Masuk Setahun di SMP lalu lanjut ke Home Schooling," jawab Hyewon dengan senyuman

Yena dan Chaeyeon masih Diam namun wajah mereka sudah suram, Hyewon menoleh ke kedua temannya lalu menepuk Pundak Yena yang duduknya dekat dengannya dan hanya melempar Senyum ke arah Chaeyeon.

"Dia adalah Adik yang penurut, Hyperactive, dan kadang Jahil, dia-- adalah Teman paling berharga kami, hanya dia yang membuat pertemanan kami penuh Warna, rasanya.. tanpa Dia kami tak lengkap,"

"Lalu kemana dia selama ini?" Tanya Sakura

Hyewon mengulum Senyum, lalu Menatap dua sahabatnya yang hanya bisa menahan tangis,

"Dia tak kemana-mana, dia tetap berada di tempatnya sekarang, mungkin sedang menulis karya dengan Otak puitisnya.." jawab Hyewon



























Ceklek

"Hai?" Sapa Yujin dengan Senyuman

Minjoo hanya terdiam di ambang pintu dengan Mata sembab dan tak lupa Wajah merahnya, bahkan pipinya masih Basah akibat Tangisannya beberapa waktu lalu. Hal itu membuat Yujin tersenyum pedih

"Menangis lagi?"

Minjoo diam, ia mulai melangkah mendekati Yujin. Melihat Minjoo mendekat membuat Yujin tersenyum polos lalu mengangkat Kedua tangannya,

"Need Hug?"

"Sangat!" Jawab Minjoo

Grepp

"Maaf telah membuatmu takut," ujar Yujin

Minjoo hanya mengangguk lalu menenggelamkan Wajahnya di leher Yujin, sedangkan Yujin--dia hanya mengusap surai Hitam Minjoo penuh sayang.

"Nanti.. kalo Aku pergi kamu jangan nangis ya?" Ujar Yujin dengan suara rendah yang terdengar lembut

"..."

"Aku titip Azzo sama kamu, ajak dia jalan-jalan azzo suka itu, aku titip juga Surat-surat yang kutulis untukmu, kamu boleh tak membacanya, tapi kuharap jangan di Buang, berikan ke Hyewon atau Chaeyeon agar mereka saja yang menjaganya.." jelas Yujin kembali

"Surat yang menceritakan dirimu sudah tertata rapi dan hanya tinggal di berikan, minta itu ke Yena, dia yang membawakannya untukku,"

  Minjoo diam mendengarkan, Minjoo tau kini Yujin menangis. Yujin bukan tipe orang yang mudah menangis bahkan dalam beberapa saat Yujin tak menangis walau itu sangat menyakitkan untuk tak di tangisi. Jadi.. jika Yujin menangis maka ia memang sudah di titik terlelahnya menahan Tangis.

Kotak Surat | Jinjoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang