𝐓-𝐃𝐎𝐑𝐘 𝟎𝟏

425 68 52
                                    

Warning

perhatikan semua clue yang ada entah terselip dimana, just find it^^

Don't forget to vote, spam comment kalian, and follow us!!🤍

Happy reading all!!!

.
.
"𝐓𝐡𝐞 𝐠𝐢𝐫𝐥 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐜𝐫𝐞𝐞𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐢𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠"
.
.

Kaki telanjang gadis itu melangkah dengan tergesa seolah-olah ia sedang dikejar sesuatu yang mewajibkannya untuk melangkah dan menjauh dari sana. Suara derapan kaki dan suara nafas yang terengah-engah itu membuat suasana dikoridor yang ia lewati saat itu semakin mencengkam. Karena suasan koridor sekolah yang saat itu begitu sepi dan gelap layaknya kuburan.

Dengan seluruh badan yang masih menggunakan seragam dan memiliki banyak luka gores bahkan pukulan di beberapa bagian tubuh gadis itu serta kaki nya yang sedikit terpincang seperti terkena tendangan bertenaga besar, gadis itu tetap melanjutkan langkah besarnya dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.

Gadis itu sesekali menoleh kebelakangnya untuk memastikan apakah ada seseorang yang mengikutinya atau tidak.

Setelah merasa aman dan mengecek selama beberapa kali, akhirnya gadis itu keluar dari tempat tadi dan telah sampai pada sebuah taman yang tampak sama sepinya dan tidak ada satupun orang yang berada disana.

Tentu saja tidak ada. Saat ini, waktu telah menunjukkan pukul 11.30 malam. Siapa yang mungkin berada di taman pada tengah malam?

Gadis itu merogoh kantong seragamnya dan mencari ponselnya dengan penuh harap. Benar saja ia mendapatkan ponselnya.

Namun, semesta seolah-olah mempermainkannya. Ponselnya mati kehabisan daya.

"Shit!" umpatnya sembari terus mecoba menghidupkan ponselnya dengan tangan yang bergetar hebat.

"Shit shit shit shit." Tak henti-hentinya umpatan itu terdengar dari bibirnya yang terdapat banyak luka dan darah yang telah mengering serta air mata yang turun begitu deras dari mata cantik nan lebamnya.

Merasa tidak ada harapan lagi dari ponselnya, gadis itu menatap sekelilingnya dan ingin mencari cara untuk dapat kabur dari sana.

"Mau kemana baby?"

Tiba-tiba suara itu datang tanpa diundang. Gadis tadi terkejut bukan main kemudian jatuh terduduk diatas rerumputan taman itu.

"Gue mohon jangan bunuh gue, gue janji ga akan kasih tau siapa pun tentang ini. Gue gabakal aduin lo." Ucap gadis itu sembari semakin mundur dengan air mata yang terus membanjiri matanya karena laki-laki itu yang mendekat kearahnya.

Laki-laki dengan hoodie kebesarannya dan topi yang memiliki warna senada itu mengeluarkan seasuatu dari sakunya.

"Pi-pisau?" gadis itu terbata melihat benda tajam yang laki-laki itu keluarkan.

"Gue suka melukis." Laki-laki itu membuka percakapan setelah lama terdiam.

"Tapi gue gasuka pake kuas, terlalu lembut." Lanjutnya.

Gadis tadi seketika menegang seolah-olah mengerti maksud laki-laki didepannya saat ini. Dengan air mata yang terus bercucuran, gadis itu mencoba mencari sesautu yang bisa ia gunakan untuk melawan.

"Muka lo cantik,-"

"Apalagi kalau dilukis."

Dengan gerakan perlahan, laki-laki tadi mendekat sembari memandangi pisau tajamnya seolah-olah pisau itu adalah wanita pujaannya.

THE DORMITORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang