02; day 2

1.5K 217 44
                                    

dan, benar. jungwon menjadi pusat perhatian. terutama laki-laki yang tengah menjaga kasir. jay langsung menarik lengan milik jungwon.

"lo mau beli apa?"

mata jungwon berbinar ketika pandangannya menangkap rak yang penuh dengan permen berbentuk ikan.

"mau ini, boleh?" jay menoleh pada jungwon yang sedang berjongkok menunjuk beberapa makanan manis itu.

jungwon mengambil dua bungkus permen berwarna merah muda.

"iya." jungwon tersenyum lebar. ia mengikuti jay yang sedang mengambil beberapa stok makanan. seperti beras, mie instan, sayur, dan daging.

"lo hybrid, suka ikan?"

"suka!"

"susu?"

"suka!"

setelah membayar semua barang belanjaannya. jay harus bersabar dengan jungwon yang tertarik pada pajangan boneka kecil.

"nanti kita beli yang besar. yok, pulang dulu."

"gak mau."

"nanti sekalian beli baju."

"nggak."

"jungwon." panggil jay dengan nada ketus. mau bagaimanapun, jay itu 'tuan' jungwon. yang pastinya, lebih dominan darinya.

jungwon menunduk, menarik ujung kemejanya yang membuat tulang selangkanya terekspos.

hiks...

mampus gue.

"jungwon, jangan nangis."

bukannya tenang, jungwon malah terisak lebih keras. menatap jay dengan tatapan takut.

ah, tidak ada cara lain.

jay memeluk jungwon. mengusap kepala belakang laki-laki itu.

"maaf ya. gue janji, bakal beliin yang besar."

nafasnya mulai teratur. isakan pun mulai berangsur reda.

"jungwon?" tak ada sahutan.

"lah, anjir. molor nih bocah." mau tak mau, jay menggendong jungwon di punggungnya. do'akan saja tulang jay baik-baik saja.

walaupun jungwon tak terlalu berat, jay juga harus membawa barang belanjaan yang cukup banyak. jadi, ia cukup kewalahan.

"bangun kek. gue gak bawa mobil anjir." ucap jay sembari membenarkan posisi jungwon.

"mau boneka." gumam jungwon.

"won, turun ya?"

"eung." bukannya turun. jungwon malah mengeratkan kaki dan tangannya yang melingkar di tubuh jay.

setelah sepuluh menit jay menggendong jungwon. akhirnya mereka sampai di rumah.

"ah, tuan jay?" seorang pelayan tiba-tiba muncul. membuat jay terkejut.

"eum itu, saya akan tinggal disini. jadi, anda tidak perlu datang lagi." pelayan itu mengangguk. sesekali melirik jay yang tengah menggendong jungwon.

pelayan itu tersenyum ke arah jungwon.

"baik, tuan jay. saya mengerti."

pelayan itu melewati jay, masih dengan senyuman yang dipastikan tengah berpikir yang tidak-tidak.

jay menurunkan jungwon di atas kasur.

"anjir." jay meregangkan otot-ototnya. lalu berbaring di sebelah jungwon.

kitten; jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang