03; friends

192 30 4
                                    

jay keluar dari kamar mandi setelah berkutat di dalamnya selama hampir setengah jam. entah apa yang dilakukannya di dalam sana.

jay melirik jungwon, kini pria manis itu tengah terlelap. mulutnya yang sedikit terbuka membuat jay gemas bukan main.

"lo umur berapa sih?" jay mengusap kepala jungwon. wangi shampoo yang ia gunakan tadi menyeruak begitu saja. memenuhi indra penciuman.

"permen." jay terkejut ketika jungwon tiba-tiba bersuara. walaupun matanya masih terpejam.

"yeu, kaget gue." jay beranjak. ia memilih untuk duduk di ruang tamu sembari memainkan ponselnya.

hingga ponselnya berdering. menampilkan nama sang personal assistant, lixxi.

"tuan, anda sudah membaca--"

"kak, udah gue bilang buat bicara informal kan?"

"oke, maaf. udah baca berita?" jay mengernyitkan keningnya.

"nggak. kenapa sih?"

"udah gue duga. buka pintu." jay menoleh pada kaca yang menuju ke arah teras rumahnya. lixxi tengah berdiri dengan setelan formalnya.

"apaan?" lixxi menghela nafas. memberikan ipad-nya pada jay.

"j group memutuskan jika putra tunggalnya akan segera menjabat sebagai direktur utama,"

"tuan dan nyonya park, kabur." jay melotot. melempar ipad-nya ke atas meja. tangannya mengacak rambutnya.

ingin sekali ia berteriak dan menangis dengan kencang.

"sialan. mereka ngasih beban itu ke gue? anjing." jay kembali mengacak rambutnya. 

"jay, lo harus segera menjabat posisi itu. bisa-bisa saham kita anjlok."

jay menggeleng. ia tak habis pikir dengan jalan pikir orang tuanya. yang mereka pikirkan hanyalah uang dan kebahagiaan pribadi.

"kak jay?" suara halus mengalun, memecahkan suana tegang diantara kedua pria.

lixxi membeku di tempat. ia melirik jungwon yang terlihat hanya menggunakan hoodie tanpa bawahan.

"j-jay?"

"eum, kak. gue bisa jelasin"

***

"yaudahlah, lo rawat baik-baik tuh si jungwon. itu udah keputusan lo." lixxi mengakhiri dengan beberapa wejangan tadi. jay hanya mengangguk cepat, membalas ucapan lixxi. sekretaris sang ibunda dan teman masa kecilnya.

"gue balik dulu. besok pagi, gue bawain jas dan keperluan lainnya."

"oke. makasih kak." lixxi mengacungkan jempolnya. menandakan jika itu tidak masalah.

"bai bai, kakak tampan!" jungwon berseru dari jendela kamarnya. ketika melihat lixxi melangkah menuju mobil pribadinya.

"bye, jungwon!" iya, lixxi membalasnya.

"kak jay, itu siapa? tampan!"

jay tak bergeming, ia tetap fokus pada iPad di depannya. hingga jungwon mulai duduk di sebelahnya. "kakak!"

"jungwon, diem."

"ngga mau!"

hening. jay tak menjawab. "aku mau jadi kucing lagi, kak jay."

"hm."

"ya hadap sini, jungwon kiss dulu."

"eh?! ngga, ga ada. duduk yang baik, anak manis. bentar lagi kerjaan gue kelar." jungwon patuh, ia mulai duduk diam. kepalanya ia letakkan di bahu jay. sang empunya juga membiarkan.

"good boy." jay berkata sembari menepuk pelan puncak kepala jungwon. istilahnya pat-pat.

"arghh! selesai juga." mendengar dengkuran halus tepat di telinga nya jay yakin siapa pelakunya. jungwon.

mau gimana pun, jungwon itu kucing yang kerjanya makan-tidur. "jungwon, bangun." yang dipanggil tak bergeming. jay menghela nafas lalu mulai terlelap bersama jungwon.

entah keduanya sama-sama lelah, atau memang ingin bermesraan.

"kakak, permen kak." jay terbangun dengan bisikan jungwon. "iya. ayo— HAH KOK DAH GELAP ANJIR."

jungwon memiringkan kepalanya, ia bingung. "kenapa, kakak?"

"ah elah, ayo beli permen. habis itu, lo jangan ganggu gue."

"wih, naik mobil. ini seperti punya kakak tampan tadi. tapi ini warna hitam tadi merah,"

"wah dingin disini, hihi jungwon suka!"

jay tak menghiraukan ocehan jungwon, sebab ia buru-buru. teman jay, akan segera tiba di rumahnya.

"jungwon, beli 2 ya."

"untukku semua?"

"ya kaga lah, nanti ada temen gue."

"eum, okay. berbagi! beli dua!" jungwon melangkah menuju rak berisi permen.

"bajunya, beli besok ya?"

"iya gapapa, kak. aku ga pakai baju pun gapapa" jay membelalakkan mata nya. sungguh ia tak ber ekspektasi jungwon akan berkata seperti itu. ya pada akhirnya, kasir minimarket tersenyum simpul ke arah jay. pasti berpikiran yang iya-iya.

"anjing."

"aku kucing, kak!"  jay memijat pelipisnya. pusing.

"kudu gue apain ni anak yak?"











HAHAHAHAH, GA METONG KOK GUE GAESSS!! THANK U UDAH NUNGGUIN😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kitten; jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang