Chapter-01 : Mimpi

21 4 2
                                    

Chapter-01 : Mimpi

Chapter-01 : Mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Inara... Inara...

Samar samar Inara mendengar suara seseorang memanggil namanya, ia perlahan membuka mata dan mengerjap beberapa kali untuk menyeseuaikan penglihatannya.

Inara mengedarkan penglihatan keselilingnya, kemudian menyadari bahwa dirinya sedang berada di sebuah ruangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ruangan ini sangat minim akan cahaya dan  kosong, namun terdapat sebuah cermin besar berbentuk lingkaran yang terletak di dinding.

'Dimana ini?' gumam Inara.

Inara... Inara...

Panggilan itu terdengar kembali, hanya saja kali ini suaranya begitu jelas.

Inara kembali mengedarkan penglihatannya untuk mencari tahu siapa yang memanggil namanya, namun tidak ada satu orangpun di ruangan itu selain dirinya. Irana berbalik, matanya tertuju pada cermin lingkaran dihadapannya. Inara menghampiri cermin tersebut namun yang di lihatnya hanyalah pantulan banyangan dari dirinya sendiri.

Lama Inara memandangi bayangan dirinya di  depan cermin, air mata lolos begitu saja tanpa sebab dan tanpa dirinya sadari.

"Jangan menangis!"

Inara terperanjak, cepat-cepat ia menghapus air mata di area pipinya, kemudian melihat sekeliling mencari siapa tadi yang berbicara.

"Siapa kamu?" tanya Inara masih melihat sekeliling.

"Aku adalah dirimu yang lainnya Inara" jawabnya, sukses membuat Inara kaget dan menoleh ke hadapan cermin.

"Jangan bohong, siapa kamu sebenarnya!"

"Sudah kukatakan aku adalah dirimu yang lainnya. Aku adalah rasa takut, rasa sakit, putus asa, iri, dendam, dan kebencian yang ada di dalam dirimu selama ini"

"Bohong!" tampik Inara.

"Aku tau segalanya tentang dirimu, aku tahu kamu sedih karena tidak mengetahui siapa orang tua kandungmu, kamu marah semua orang tidak adil kepadamu, kamu benci pada mereka yang merengut kebahagiaanmu"

"Bohong!"

"Ini saatnya kita balas mereka, kita buat mereka merasakan apa yang kita rasakan selama ini. Aku akan selalu berada dipihakmu, karena akulah yang paling mengerti dirimu"

"Bohong! Itu semua bohong!" teriak Inara kemudian menutup kedua telinganya, dengan air mata yang terus mengalir.

"Keluarkan semuanya Inara! Ayo keluarkan! Sudah saatnya kita balas mereka!"

"Bohong! Bohong! Bohong! Semuanya bohong!!"

                                    ***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From the other sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang