Take me home

900 77 2
                                    

Pernah rasanya putus asa seolah tidak ada satupun manusia dimuka bumi ini yang mengerti.

Melakukan semua hal yang disukai tapi sudah tidak ada ketertarikannya lagi.

Seperti lelah menjalani hari tapi tidak ada kegiatan.
Keluarga yang berantakan, hati yang tertekan, masalah lingkungan sekitar yang pelan-pelan mengacaukan.

Mental hancur trauma masa lalu semakin mendorong untuk masuk lebih dalam.

Kematian adalah rasa sakit terdalam. Kehilangan dan ditinggalkan untuk kembali menjadi diri yang sepi dan sendiri.

Ayahnya pergi meninggalkan dunia saat umurnya masih belia. Ibunya selingkuh dengan orang lain yang sudah mempunyai suami, dan lagi saat sang ibu kembali menikah ayah tirinya kembali selingkuh dengan wanita lain.

Ini adalah sebuah pertanyaan klasik dalam semesta. Bisakah manusia merasa puas?
Bisakah manusia hanya menginginkan satu hal dalam hidupnya?

Sebuah cinta yang terhalang gender, cinta yang terhalang restu, cinta yang terhalang agama, bukankah itu semua adalah cinta yang jelas akan masalahnya.

Bukan cinta yang baik-baik saja tapi setelahnya berselingkuh karena mempunyai orang lain, bukankah cinta seperti itu adalah masalah cinta yang paling murahan dan menjijikan.

Kepercayaan terhadap sesama berkurang, memberikan sebuah tembok besar di dalam diri untuk membatasi hidupnya berinteraksi dengan orang lain.

Terpuruk sendirian, sakitpun sendirian.

Tahan akan kejamnya semesta yang terkadang suka mentertawakan.

Tuhan, apakah dosa hambamu ini terlalu melebihi batas sampai kau memberikan masalah yang sangat bertubi-tubi. Terkadang hidupnya hanya menyalahkan tuhan.

Padahal mereka tidak tahu, mereka yang hidup sudah mempunyai jalan takdir tuhan masing-masing.

Tugasmu berdoa, bersabar, dan selalu  berbahagia. Tapi itu tidak mudah, membutuhkan waktu lama sampai otak rusak karena pikiran yang terlalu over.

Bisakah dirinya kembali menjadi sosok yang selalu tertawa, ceria, dan bahagia. Walaupun tanpa kasih sayang disisinya, tapi ibunya selalu ada mendukung walaupun pemikirannya yang sangat kuno tidak pernah memikirkan perasaan dan kesehatan mental anaknya.

Tapi bukankah hal itu dapat membuat kita lebih bersyukur.

Tidak, buktinya sel otak sudah rusak hidupnya sudah sangat tidak berguna.

















"Jungkook sudah minum obatnya?"

"Obat itu apa? Apa bisa membuatku bahagia?"

"Jungkook dengarkan aku?"

"Taehyung tidak mengerti, Taehyung sama seperti keadaan yang selalu menyalahkan, terlalu sakit dengan kehidupan yang terkadang jahat, Jungkook hidup untuk apa? Apa berguna untuk orang lain? Bahkan Taehyung sekarang hanya diam dan selalu memberikan obat tidak enak."

"Obat ini untuk Jungkook agar selalu merasa tenang tidak seperti ini, kemari?"

"Tidak, Taehyung kalau Jungkook minum obat apakah akan bahagia? Bahkan aku tidak tahu apa itu kebahagiaan?"

Selimut putih yang sudah berserakan jatuh ke lantai, manik yang selalu memancarkan kesakitan membuat hidupnya terkepung di dalam sebuah lingkaran hitam kesedihan.

"Taehyung mengapa dunia seperti ini, bahkan aku tidak sakit tapi aku selalu disuruh minum obat, bahkan orang lain menganggapku kurang ingat tuhan padahal aku hanya ingin orang-orang baik yang membawaku bahagia. Taehyung baik ya sama Jungkook?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STORY ABOUT MR.KIM AND MRS.JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang