Maaf jika yang menulis ini hanya seorang amatir, tapi bolehkan? Berharap banyak yang mendukung cerita ini 🙇
Wokkei selamat membaca 🙇
Seperti yang dikatakan oleh nyi Rongkot bahwa tuannya Mpu Hanggareksa kembali dari desa lain untuk membuat pesanan senjata. Dan kini ia sedang duduk di depan rumah sambil berbincang-bincang ringan bersama anaknya Arya Kamandanu
"Kau pulang lagi nak" Mpu Hanggareksa sangat merindukan anaknya ini, ia akui anaknya Kamandanu ada perubahan sejak mengembara. Sikapnya yang lebih tenang, meski ada rada ugal-ugalan seperti dulu. "Ayah hanya berharap kau masih betah berada di rumah" lanjut lelaki setengah baya itu dengan senyuman tulus saat menatap anak laki-lakinya yang sudah besar
"Seorang pengembara akan pulang ke sarangnya juga ayah, begitu juga denganku" Kamandanu dapat menangkap kerinduan yang dirasakan oleh ayahnya. Terkadang ia merasa bersalah pada ayahnya ini, atas apa yang ia perbuat dahulu.
"Ya,,, ayah juga sama sepertimu" Mpu Hanggareksa mengingat masa lalunya yang sama seperti anaknya yang sekarang. "Sejak bersama ibumu, ayah mungkin berada di rumah, jika tidak ada yang memesan membuat senjata" Mpu Hanggareksa seakan kembali ke masa ia muda, bersama mendiang istrinya. "Ayah juga sering bepergian, tanpa mengurangi rasa kasih sayang ayah pada ibumu, juga kakakmu Dwipangga" baru kali ini Mpu Hanggareksa menceritakan apa yang ia rasakan pada Kamandanu, mungkin ia merasa tua hingga ia mau bercerita tentang masa lalunya.
"Ayah pernah bilang padaku, kalau ibu adalah orang yang lembut, lembut tuturnya, lembut sikapnya, lembut kepribadiannya" Kamandanu pernah mendengar ayahnya bercerita tentang mendiang ibunya ketika ia masih kecil. Namun rasa penasarannya menyelimuti hatinya saat ini, mungkin ayahnya mau menceritakan tentang ibunya lagi.
"Ibumu memang wanita yang lembut" Mpu Hanggareksa begitu mengagumi sosok mendiang istrinya. "Dengan syair-syair yang ia tutur kan, mampu menggetarkan hatiku yang keras ini" ucap Mpu Hanggareksa, rasanya ia hampir menangis mengingat semua kenangan bersama sang istri.
"Kau juga akan mendapatkannya nanti anakku" Mpu Hanggareksa segera menepis kesedihan yang hinggap di hatinya, ia tidak mau memperlihatkan kesedihannya dihadapan anaknya. "Ayah sudah menemukan siapa wanita yang akan menggetarkan hatimu nak" Mpu Hanggareksa menatap putra bungsunya dengan tatapan sayang sebagai seorang ayah.
"Menemukan wanita yang akan menggetarkan hatiku? Apa maksud ayah?" Kamandanu tidak mengerti apa yang dikatakan ayahnya. Wanita yang akan menggetarkan hatinya? Maksudnya Mei Shin? Apakah ayahnya tahu Mei Shin meski baru bertemu kemarin? Rasanya tidak mungkin Mei Shin. Baiklah, ia akan mendengarkan siapa yang dimaksud oleh ayahnya ini.
"Aku dan sahabatku Ranum Asohan telah bersepakat untuk menjodohkanmu dengan anak gadisnya, jadi ayah ingin kau menerima perjodohan itu" ucap Mpu Hanggareksa dengan keyakinan bahwa anaknya akan langsung menerima perjodohan itu (maaf kalau nama teman Mpu Hanggareksa salah 🙇🙇🙇 soalnya lupa di Sandiwara radio nya 🙇🙇)
Kamandanu sangat bingung, namun ia ingat nama teman ayahnya, juga anak gadisnya yang merupakan teman masa kecilnya. "Maksud ayah aku akan dijodohkan dengan Parma Sari?" Kamandanu juga ingat nama teman kecilnya itu (maaf juga jika salah nama anaknya ya 😂) apakah ayahnya sedang bercanda?
"Bagus kalau kau sudah tau anaknya, kalau begitu kami tidak susah payah lagi memperkenalkan kalian" Mpu Hanggareksa tersenyum senang jika anaknya sudah kenal dengan anak sahabatnya itu. "Tapi ayah? Aku...." Kamandanu tidak bisa protes lagi, ayahnya langsung memotong pembicaraannya. "Tidak ada tapi lagi Kamandanu, ayah tidak mau ada penolakan darimu, dan kau harus menerimanya" Mpu Hanggareksa sedikit meninggikan suaranya, "ayah sudah tua, dan kau harus segera memberi cucu untuk ayahmu" lanjut Mpu Hanggareksa dengan nada penuh penekanan, setelah itu Mpu Hanggareksa pergi meninggalkan Kamandanu.
YOU ARE READING
Kamandanu & Sakawuni (Versi)
Non-FictionKisah cinta Arya kamandanu dan Sakawuni. Tidak ada yang menyangka bahwa mereka akan dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Dari benci hingga menjadi Cinta. Terbiasa bersama, menumbuhkan benih-benih cinta diantara keduanya. Jangan lupa vote n komentar...