Chapter 07

132 10 1
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak
Vote + Comment nya yorobun!
Selamat membaca!
✨✨✨
________________________________________________________________








Heeseung dan teman-temannya berkumpul di rumah Heeseung.

"Jadi, kenapa bang?" Tanya Sunoo.

"Belum ada perkembangan?" Beomgyu menggoda sambil menggoyangkan alisnya. Menjijikkan.

"Gue ngajak Soojin ngedate akhir pekan ini." Heeseung menghela nafas.

"Jadi? Siap-siap dan ngerjain tugas lo!" Sungchan menepuk pundak Heeseung.

"Bertanggung jawab sama pacar lo!" Sunoo menambahkan.

"Bentar, lo mau bawa dia ke mana?" Jay bertanya.

"Gue pikir gue bisa bawa dia ke salah satu restoran lokal di sekitar sini." Jawab Heeseung. "Perlu gue ganti gak?"

"Gak itu udah oke aja." Sungchan tersenyum.

"Itu masalahnya, tolong..." Heeseung mengerang.

Anehnya, Heeseung malah dikacangin, seperti tidak terlihat!! Yang lain mengobrol sendiri, sama sekali mengabaikan Heeseung. Guys! Ayo dong! Halo?! Ada orang di sana?!

"Kita bisa denger bang, brisik banget lo!" Teriak Jay.

"Emangnya gue ngomong secara lantang?" Tanya Heeseung.

"Setiap kata." Beomgyu tertawa. "Ini kita lagi berdiskusi tentang apa yang bakal lo kerjain pada tanggal itu."

Sunoo tiba-tiba berdiri dan mendorong Heeseung sampai ke kamarnya. "Woi, ngapain!" Sudah jelas Heeseung protes.

"Mikir-mikir dulu, bang. Emangnya cuman kita doang yang mikir. Tapi kita juga butuh pendapat lo, itu kunci buat kencannya." Sunoo menjelaskan.

Heeseung mengangguk dan Sunoo mendorongnya masuk lalu menutup pintu. Heeseung meraih bantal dan berbaring. Saat berkencan, biasanya dikasih hadiah terlebih dahulu. Cokelat adalah satu-satunya hal yang dapat Heeseung pikirkan. Soojin suka coklat. Atau haruskah Heeseung memberinya bunga saja? Terlalu cringe. Tapi itu juga cara yang paling aman. Mari kita liat apa yang orang-orang katakan.

Peraturan pertama dari sebuah kencan adalah untuk memastikan, JANGAN MENGACAUKANNYA.

Jadi, bagaimana dengan cokelat dan bunga mawar? Sejujurnya, Heeseung masih belum memikirkan apa yang akan dia lakukan pada kencan ini. Heeseung harus membuat semuanya sempurna. Berharap.

Beomgyu mengetuk pintu dan masuk. "Jadi gimana?"

"Ya gitu deh." Heeseung menghela nafas, berjalan bersamanya kembali ke yang lain.

"Tamu kehormatan ada di sini!" Sungchan bercanda.

Heeseung duduk dan pikirannya masih bingung. "Deskripsi Kak Soojin." Perintah Jay.

"Deskripsi? Banyak tentang dia. Dan apa hubungannya sama ini?" Tanya Heeseung.

"Proses doang, udah cepet." Bentak Jay.

"Hmmm..." Heeseung memulai. "Dia punya mata yang indah, rambutnya halus, dan senyumnya? Oh.... Dia juga pinter, praktis, cantik, berbakat, kepribadian yang luar biasa. Sorot matanya, senyum di wajahnya, suara tawanya, keceriaan kepribadiannya, apa lagi yang bisa dimintain cowok-cowok..."

Sisanya cuman menatapnya, beberapa berusaha menyembunyikan tawa mereka. Ya, Heeseung tahu apa yang baru saja dia katakan, itu adalah sesuatu yang tidak pernah dia katakan sebelumnya, dan itu lucu.

"Makasih udah dijelasin." Sungchan tersenyum.

"Jadi, sekarang gimana? Perlu gue terusin gak? Gue ada daftar." Ucap Heeseung.

"Nih ya kita-kita gak perlu tau gimana perasaan lo sama Soojin." Beomgyu menyatakan.

"Terus lo pada ngapain nanyain itu ke gue?!" Teriak Heeseung.

"Maksudnya lo gak perlu ngelebihin kayak sedetail itu, pinter." Jay memutarkan matanya.

"Dih! Kenapa dah gue manggil lo semua ke sini." Kata Heeseung dengan marah.

"Oke!" Jay berdiri. "Kita bisa keluar sekarang!"

"Sori, oke?!" Heeseung berteriak. Mengetahui bahwa permintaan maaf itu tidak benar-benar tulus, Heeseung menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri. "Sori soal itu. Cuman ya kencannya bikin gue stres. Gue sayang Soojin kok, cuman dia gak bales perasaannya gitu."

Jay akhirnya tenang juga. "Sori gue juga berlebihan." Jay menghela nafas.

"Udah baikan kan lo berdua?" Tanya Sunoo.

"Baikan?" Jay mengulurkan tangannya.

Pertanyaan bodoh macam apa itu, tanya Heeseung dalam hati. "Pastilah bro." Heeseung tersenyum dan menjabat tangannya.

Sekarang, semuanya kembali ke Soojin. Gadis impian Heeseung, dia bisa menambahkan. Heeseung sudah cukup beruntung bertemu dengan seorang cewek seperti dia menjadi sahabatnya, dan Heeseung ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Soojin. Heeseung secara mental menampar dirinya sendiri, 'Lo berpikir terlalu jauh Seung'. Suatu hubungan harus didahulukan sebelum semua itu. Tanpa Heeseung sadari, dia terhanyut dalam lamunan.

"Seung? Heeseung!" Beomgyu menjentikkan jarinya, membuat Heeseung terkejut.

"Hah?" Dia berseru

"Udahan ngehalu-nya." Sunoo tertawa.

"Gue gak bisa tahan, sori." Heeseung tertawa gugup. "Gue kebanyakan mimpi soal Soojin, gue gak bisa lupain. Berharap bisa di mimpiin lagi. Gue berasa lagi di surga itu."

"Dan lo pengen itu terjadi di kenyataan, kan." Ucap Sungchan. "Dare nya adalah kesempatan lo, buatlah itu diperhitungkan."

"Of course my friend!" Heeseung memberi hormat kepada Sungchan.

"Ah sayang banget, cinta itu sangat sederhana namun sangat rumit." Sunoo menghela nafas.

Semuanya—minus Jay—ikut menghela nafas. Mereka punya pacar sendiri, jadi mereka tahu banyak. Masih menunggu Jay, hehe. Kasihan masih jomblo.

"Jadi, kita di sini bantuin Bang Heeseung apa lo semua mikirin pacar lo masing-masing?" Jay memecahkan keheningan.

"Makanya cepet jedorin Monday, miris gue ngeliat lo jomblo terus." Beomgyu bercanda.

"Sialan lo!"

"Ya ya, lo mau bawa Soojin ke mana, Seung?" Tanya Sungchan.

Jadi Heeseung memberitahu mereka tentang restoran, waktu dia menjemput Soojin, apa yang bakal Heeseung lakukan, dan lain-lain sebagainya. Mereka sangat membantu, ide-ide mereka jauh lebih baik daripada Heeseung. Sekarang mereka hanya berdebat tentang mana yang terbaik. Heeseung tidak bisa melakukan semuanya!

Dan akhirnya, semua mencapai kesepakatan.








—TBC—

Stuck in Feeling : Heeseung • Soojin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang