Chapter 12

50 6 0
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak
Vote + Comment nya yorobun!
Selamat membaca!
✨✨✨
________________________________________________________________







Jaehee dan Soojin tiba di sekolah dan Soojin langsung masuk ke sekolah tanpa Jaehee. Dia sedang dalam suasana hati yang sangat buruk dan jangan tanya kenapa, Soojin ulangi, jangan tanya kenapa.

Soojin mengambil buku-bukunya dan membanting lokernya hingga tertutup, berjalan lurus ke kelas pertamanya. Soojin tidak benar-benar melihat ke mana dia pergi dan dia telah menabrak seseorang.

"Hei! Liat-liat dong kalo jalan!" Teriak Soojin dengan marah. Kata-katanya benar-benar bergema di lorong yang sepi. Semua orang melihat ke arah mereka.

"Maaf." Cowok itu menjawab, mengambil buku-bukunya dan bergegas pergi.

Perasaan bersalah tiba-tiba menyerang Soojin. 'Astaga, kok gue teriak gitu sih?!' Soojin menoleh ke belakang untuk melihat cowok itu, tapi dia sudah pergi. Soojin bahkan tidak bisa melihat wajahnya dengan baik, bagaimana dia tahu siapa cowok itu?!

Soojin begitu sibuk menatap ketiadaan sehingga dia tidak menyadari Heeseung ada di belakangnya. "Pagi yang buruk?" Dia bertanya.

"Ya..." Soojin menghela nafas. "Tapi gue gak bermaksud bikin masalah."

"Santai aja. Ketemu di jam istirahat, Soodding." Heeseung memberi ciuman di pipi Soojin dan langsung pergi.

Soojin menghela nafas lagi. Bukannya dia tidak menyukainya, dia hanya tidak nyaman dengan Heeseung yang memanggilnya Soodding. Soojin berjalan menyusuri lorong sekolah, beberapa orang memberinya tatapan tajam dan Soojin mengabaikan mereka. Soojin menarik nafas dalam-dalam, menenangkan diri, dan masuk ke kelas. Winter dan Beomgyu belum ada di sana. Mungkin mereka telat masuk.

Soojin duduk di kursi yang biasa dan melihat sekeliling. Kemudian dia perhatikan bahwa cowok yang dia tabrak berada di kelas yang sama dengan Soojin, hanya beberapa baris di belakangnya. Kepalanya menunduk, hampir membenamkan dirinya ke dalam sebuah buku.

Soojin berdiri dan berjalan ke arahnya. "Kursi ini udah dipake?" Soojin bertanya dengan sopan.

"Nggak kok." Dia menjawab tanpa mengangkat kepalanya.

Jadi Soojin pun duduk di sampingnya. "Hei," Soojin menepuk bahunya. "Gue minta maaf ya gara-gara gue teriak ke elo tadi."

Dia akhirnya mengangkat kepalanya, menatap Soojin. "Sori, gue gak liat ke mana gue pergi dan mood gue lagi gak bagus." Kata Soojin padanya.

Wajahnya menarik perhatian Soojin. Dia tidak bisa berpikir jernih, Soojin merasa seperti... mengenalnya. Tapi bagaimana caranya?

"Gue juga minta maaf." Dia tersenyum pada Soojin. "Kita mulai dari awal aja. Gue—"

"Jaehyuk?" Soojin menebak.

"Ya... Ya! Kok lo tau?" Dia bertanya, terkejut. "Gue kenal lo?"

"Ihh ini gue, Soojin!" Soojin membalas.

"Soojin? Bentar, Soojin? Gak mungkin! Lo keliatan beda banget! Lo banyak berubah. Lama gak ketemu!" Ucap Jaehyuk.

"Ya ampun, ini benar-benar lo?!" Soojin tidak bisa mempercayai kedua matanya.

Jaehyuk adalah teman baik Soojin ketika mereka masih kecil. Mereka biasa bermain bersama sepanjang hari karena Jaehyuk adalah tetangga Soojin. Soojin akan pergi ke rumahnya atau Jaehyuk akan pergi ke rumah Soojin dan mereka akan bermain selama berjam-jam. Tapi sayangnya, suatu hari Jaehyuk harus pindah dan itu adalah terakhir kali Soojin melihatnya.

"Kapan lo pindah ke sini?" Itu adalah satu-satunya pertanyaan yang bisa Soojin tanyakan. "Udah... sepuluh tahun sejak terakhir kali gue ngeliat elo!"

"Bener banget! Gue pikir gue gak akan pernah ngeliat lo lagi." Jaehyuk tersenyum lebar. "Siapa yang ngira gue bisa ketemu bestie gue yang gue pikir gak bakal ketemu lagi saat kita berusia enam tahun?!"

"Lo pindah ke mana emang? Lo gak bilang ke gue sih." Soojin bertanya.

Sebelum Jaehyuk sempat menjawab, Winter berjalan ke arah Soojin. "Soojin! Siapa nih?"

"Eh Winter! Kenalan nih teman gue, Jaehyuk. Kita teman masa kecil." Soojin perkenalkan.

"Salken Jae. Nama gue Winter." Winter menjabat tangannya.

"Salken juga, Win." Ucap Jaehyuk.

Winter pergi untuk bergabung dengan yang lain yang sudah ada di sini. Jaehyuk menyenggol Soojin. "Ada banyak banget yang harus kita ngobrol!"

"Lo gak bilang?" Soojin menyilangkan tangannya. "Kapan lo balik?!"

"Minggu lalu. Ayah gue pindah kerja." Jaehyuk menjawab. "Dan... here I am, sekolah di sini. Sama lo!"

Soojin menariknya ke dalam pelukan. Soojin kangen banget! Soojin ingat bahwa dia sangat sedih ketika Jaehyuk pergi. Betapa dia merindukan hari-hari itu.

"Hem, ada yang berubah nih." Jaehyuk berbisik. Soojin hanya tersenyum.

"Nah, mending lo cerita ke gue semua yang lo tau!" Soojin memerintahkan.


——— Stuck in Feeling ———


Soojin menyeret Jaehyuk ke kantin. Soojin ingin Jaehyuk bertemu dengan semua orang. Dia mungkin setuju untuk makan dengan Soojin, tapi sepertinya tidak! Soojin bahkan belum memberitahu Heeseung tentang Jaehyuk. Heeseung memang bertanya mengapa Soojin bertingkah sedikit aneh. Soojin hanya mengatakan kepadanya bahwa itu adalah kejutan.

"Soojin, gue gak—"

"Gak ada alasan!" Soojin memotong, ingin tertawa.

Heeseung melihat Soojin dan melambai. Dia melihat Jaehyuk juga dan menatap Soojin dengan pandangan bertanya.

"Siapa ini?" Tanya Heeseung.

"Guys, gue pengen lo semua kenalin temen gue, Jaehyuk." Ucap Soojin, mendorong Jaehyuk ke depan.

Jaehee menjatuhkan garpunya, menatap Soojin dengan takjub. "Wait..." Dia lebih dekat dengannya.

"Jaehee?" "Bang Jaehyuk?" Keduanya berkata pada saat bersamaan.

"Widiiih, udah lama banget! Lo banyak berubah, bang!" Seru Jaehee.

Heeseung berjalan menghampiri Soojin. "Kok lo bisa kenalan?"

"Teman sejak kecil, Seung." Ucap Soojin.







—TBC—

Stuck in Feeling : Heeseung • Soojin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang