"Galaksi, kamu baca buku terus sih? Nggak pegel tuh mata?" Tanya seorang bocah berusia sepuluh tahun pada temannya yang sedang duduk di ayunan dengan fokus pada buku di genggaman
"Tau, nggak di sekolah, dirumah, bahkan sekarang di taman pun dia bawa buku." Timpal yang lainnya
"Kayak cewe, Galaksi mah, hahaha" kata bocah bertubuh gempal disusul tawa dari tiga bocah lainnya
"Kalo diajak ngomong tuh dijawab, nggak diem aja!"
"Galaksi kan bisu nggak bisa ngomong, bababa, hahaha" ledek ketiganya
"Ngomong dong!" Katanya dengan sengaja menyenggol buku yang tengah Galaksi baca hingga buku itu terjatuh
Galaksi memandang keempat bocah seumurannya dengan air muka datar dan beralih pada buku yang tergeletak di atas rumput.
"Apa? Mau marah? Mau ngadu sama Papa kamu? Eh lupa, kamu kan bisu dan nggak punya Papa ya"
"Hahaha" keempat bocah tersebut pun tertawa lepas hingga akhirnya tawa mereka terpaksa terhenti dan digantikan oleh ekspresi kesal karena seorang gadis kecil melempar kerikil dengan ketapel yang ia bawa
"Alea! Cari gara-gara ya kamu!" Seru salah satu laki-laki
"Kalian mau aku slepet lagi?" Tanpa menunggu persetujuan dari lawan bicaranya, gadis tersebut kembali meletakkan kerikil pada alas lontar dan mendorong gagang serta menarik alas lontar yang ditujukan pada ke-4 bocah laki-laki
Dengan gerakan cepat, gadis tersebut berkali-kali melakukan hal tersebut hingga anak anak tersebut memilih untuk kabur dengan ancaman, "awas aja nanti kamu!"
"Nggak takut!" Kata si gadis sambil menjulurkan lidah dan kini mendekati Galaksi yang kembali duduk di ayunan dengan santai, seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya
"Kamu tuh kalo di ledekin mereka dilawan dong! Jangan diem aja!"
"Mereka tuh nggak bisa di diemin, harus di lawan! Kalo di diemin, kamu bisa terus-terusan di ledek!"
"Galaksi!"
"Berisik!" Ujar Galaksi yang akhirnya mengeluarkan suaranya sambil berjalan arah pulang meninggalkan gadis kecil yang baru saja menyelamatkan dari gangguan temannya
"Galaksi udah di bantuin bukannya terimakasih, malah aku ditinggalin. Tungguin!" Kesalnya namun ia tetap mengejar kawannya
***
Alea tersenyum girang saat mengetahui bahwa dirinya satu kelas dengan Galaksi, sahabat bahkan tetangganya sejak dirinya masih dalam kandungan
Alea yang memiliki sifat periang dan bersemangat tak pernah ragu menunjukkan perasaannya pada Galaksi
Sedangkan Galaksi siswa dengan karakter cukup dingin tapi sangat populer di sekolahnya, sangat pintar dan selalu tampil menawan.
Keduanya memiliki kepribadian yang sangat berbeda, yang terkadang membuat Alea berpikir keras bagaimana cara mendapatkan hati sahabat kecilnya itu?
Remaja tersebut mengampiri Galaksi yang sudah duduk di bangku nomor dua dari belakang, "Galaksi"
"Hm" jawabnya membalas panggilan Alea
"Kayaknya kita emang ditakdirkan terus bersama ya," kata Alea antusias, "Semangat dong! Hari pertama masuk masa udah lemes aja?" Sambungnya, padahal ia tahu bahwa temannya memang begitu, bukan malas, namun memang sepertinya kekurangan asupan ekspresi dan kekurangan kosa kata untuk membalas ucapan oranglain.