[17] Remaja Masjid?

316 33 13
                                    

Emmm, itu, vote comment dong T_T
Eheheh, silakan baca.

***

Dia yang aku kira hanya mampu bercanda. Kini berbeda, aku menemukan sosok yang lain di sana. Seakan yang buruk menguap begitu saja. Benar, jangan menilai orang hanya dari luar.

***

Persis seperti yang Leo duga. Setelah mendung tadi siang, terbitlah hujan di sore hari ini. Padahal, cowok itu akan pergi ke masjid. Ia tak jadi mengeluarkan motornya. Takut-takut nanti motor kesayangannya itu ternodai oleh genangan air di jalan. Agaknya, ia harus jalan kaki saja, memang cukup jauh, sih, tetapi tak apa. Biarkan saja Raka menunggu lama di sana.

Kala Leo masih menatap hujan yang cukup deras, punggungnya ditepuk kencang oleh orang yang tengah berada di belakangnya. Pelan, Leo membalikkan tubuhnya.

"Paansi, jail bener!" protes Leo.

"Lah gila ya, lo. Raka udah koar-koar di group, gue kira sih, lo udah berangkat. Malah masih merenung di teras sambil natap hujan kek anak hilang." Reva menaikkan nada bicaranya.

Leo menggaruk tengkuknya, bingung ingin menjawab apa. "Gue ... apa ya, gue ini lagi bingung berangkat gimana. Bawa mobil, tapi deket. Bawa motor, kasihan motor gue nanti."

Reva berdecak kesal. "Si anjir ya, perkara motor doang. Ya udah sono jalan kaki."

"Lo jalan kaki? Motor lo belum keluar juga, hih!" tukas Leo.

"Kasihan juga motor gue. Gue udah janjian sama Lio, daaaaah!" Lalu, gadis itu melenggang pergi dengan membawa payung.

"Sinting emang!" Leo berdesis.

***

Liona. Gadis itu telah sampai di masjid, bersama dengan Reva. Ia memakai baju muslim berwarna cokelat susu dengan jilbab pashmina hitam. Hal itu membuat Liona tampak anggun. Jarang sekali anak itu terlihat kalem seperti sekarang. Walaupun Liona tak terlalu suka dengan anak kecil, tetapi senyum gadis itu dapat membuat anak kecil nyaman di sampingnya.

Sedangkan Reva. Ia memakai atasan berwarna putih dan rok panjang berwarna navy. Dengan jilbab segi empat berwarna senada dengan rok miliknya. Tak berbeda jauh dengan Liona, Reva pun tampak anggun. Ah, iya, gadis itu suka sekali terhadap anak kecil. Sikapnya yang bar-bar langsung menghilang begitu saja saat bertemu anak kecil.

Keduanya sudah berada di dalam masjid. Di sana juga sudah terlihat Leo dengan pakaian sopan. Dengan baju atasan berwarna putih dan celana berwarna hitam. Lalu, rambutnya tampak basah karena terkena air wudu.

Ada Raka yang tak kalah menawan. Apalagi, cowok itu memakai peci segala. Lalu senyumnya yang terus terpancar dari raut muka cowok itu.

Alvaro pun tampak ganteng dengan pakaian sopan seperti ini. Terlihat lebih sejuk, tak seperti biasanya yang ... duh, dijelaskan juga sangat susah.

Jangan lupakan Fajar. Senyuman cowok itu terus diperlihatkan kepada anak-anak yang akan mulai mengaji. Rambutnya yang tertutup peci membuatnya semakin ... ah, gila pokoknya. Ia memakai baju atasan berwarna cokelat muda dan celana berwarna hitam.

"Oke kayaknya ini bokap gue agak telat, jad-" ucapan Raka terhenti kala ada yang menginterupsi.

"Assalam'ualaikum, Kak. Maaf, aku telat." Fanya datang dengan pakaian muslim berwarna soft pink. Lalu ia memakai jilbab berwarna abu-abu yang senada dengan pita di pinggangnya.

SMA & SMK [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang