8. Countdown.

5.4K 980 101
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Sebenarnya masuk sekolah itu rasanya sangat percuma, karena mereka bukannya belajar malah mengerjakan perintah.

Seperti sekarang, semuanya sudah berkumpul, mereka melakukan sebuah perintah lebih jelasnya ada salah satu anak kelasnya harus mencari pembuat gamenya.

Saat itu ketua kelasnya pernah mendapatkan perintah ini dan berujung dia malah mati, sekarang perintah ini datang lagi untuk kedua kalinya dan bisa dipastikan juga itu cuma bualan saja, karena akan tetap mati yang mendapatkan perintahnya.

Jake pernah mendengar perintah ini, bukankah itu hanya omong kosong saja? Tidak akan ada pembuat game disini, itu hanya akal-akalan dari pembuat gamenya saja.

Agar yang mencarinya dihukum karena tidak berhasil menemukan pembuat gamenya.

Begitu pula dengan Sunghoon yang tampak mau tertawa mendengar perintah itu, gak mungkin pembuat game mau terang-terangan juga datang kesini dan berubah wujud menjadi anak kelas ini, tidak mungkin.

Emangnya dia mau dihajar oleh semua anak kelas ini? Walaupun gak akan sih, pembuat game bisa melakukan apa saja yang dia inginkan, jika dia ingin dirinya mati atau Jake yang mati, dia pasti bisa dengan mudah melakukannya.

Lagipula dia dan Jake itu jadi satu, jika dia mati maka Jake akan mati, begitu pula dengan sebaliknya, jika salah satu pasangannya mati maka keduanya akan mati.

Maka, jika mereka sudah berada di misi terakhir, entah apa itu, mereka berdua harus selamat sampai akhir.

Jika dulu, ada misi berenang untuk sampai ke pulau terdekat, lalu lari ke hutan yang ada di tengah kota, dan terakhir dia tau ada yang mendapatkan perintah memanjat tebing tanpa pengaman dalam waktu 1 hari, semuanya mengerikan.

Itu semuanya ada di web pencarian, dia hanya iseng mencari tau misi terakhir, tidak berniat mencari hal yang lain, karena dia belum mau mati saat ini.

Sunghoon bisa pastikan dia akan selamat sampai misi terakhir, begitupula dengan Jake.

Jika Jake mati maka sama saja gak akan ada gunanya, dia akan ikut mati juga.

Sekarang ada anak cewek yang sedang menghela nafasnya, untuk memegang tubuh anak kelasnya.

Dimulai dari anak cewek dulu, jika sudah selesai dan tidak ketemu, maka akan dimulai juga anak cowok.

Katanya, kalau bisa berhasil menemukan sang pembuat game, tangannya akan terasa panas seperti terbakar.

Bodoh, tidak mungkin akan ketemu, itu perintah terbodoh dan terpaksa juga harus dikerjakan jika tidak mau mendapatkan hukuman.

Ya, walaupun dia yakin tuh cewek juga bakalan dapat hukuman karena gak akan berhasil menemukan pembuat game diantara anak sekelasnya yang sekarang tersisa.

Sekarang saja cuma tersisa 24 orang lagi, entah kapan misi terakhir dilakukan, sepertinya sebentar lagi.

"Muka kalian berdua seperti berkata bahwa gak akan ada pembuat game disini," ucap Jay yang tiba-tiba bergabung diantara Jake dan Sunghoon yang cuma menyimak dari bangku mereka.

Jake menoleh kearah Jay sekilas, "Pada kenyataannya memang begitu, hal yang dilakukan oleh mereka itu semuanya percuma karena gak bakalan bisa menemukan, itu hanya jebakan."

Jay yang mendengar itu meringis, bagaimana bisa Jake mengetahui hal itu coba?

"Kamu pembuat game?"

"Bodoh, dia bukan pembuat game, info tentang ini ada di web," balas Sunghoon membuat Jay lagi-lagi merinding sendiri.

Bukankah mencari info tentang game sama saja melakukan hal curang dan akan mendapatkan hukuman, walaupun sepertinya mereka berdua baik-baik saja.

Darkness -sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang