• Chapter 10 •

7 0 0
                                    

Masih di waktu yang sama aku duduk diam di pendopo ajaib ini. Kurasa, aku paham kenapa banyak kucing membooking tempat ini untuk berleha-leha.

"Miaw..." Ucap kucing hitam yang naik ke tempat perdamaian dan berjalan melewati ku.

"Miawmaw... (Monggo...)." Balasku. Ia langsung tertidur pulas di dekatku karena lokasi yang lain sudah penuh oleh makhluk berbulu.

Ketika sedang memikirkan kemana kucing oren itu pergi selama 5 jam kurang 270 menit, ada getaran kecil yang terasa dari kakiku.

Saat itu juga aku langsung bangun dan melihat sekitar. Tidak ada satupun orang yang keluar dari rumah untuk mengevakuasi dirinya sendiri.

Apakah ini saatnya menjadi pahlawan kesiangan? Seperti Madam Anne? Apa mungkin waktuku telah tiba untuk bersinar??

"Meaw." Ujar kucing oren yang baru datang sambil menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Oh, kau benar." Jawabku dan langsung mengambil handphone edisi terbaru dari Carissa dan melihat ada panggilan tak terjawab dari Mia.

Melihat si oyen yang memaksaku untuk menelpon kembali, aku menyiapkan mental dan hatiku sebelum menekan tombol hijau tersebut.

"Halo Mia... Apa kabar?"

"Miawmaw... Mawmaw? (Baik kok... Kamu?)." Tanya Mia yang entah bagaimana terlapisi terjemahan bahasa kucing menjadi suara seorang gadis manis yang anggun, ramah dan sopan.

"Cuman sedikit penyok di kepala, dan kulit pahaku lumayan rusak karena tusukan seseorang." Aku sedikit tertawa saat mengatakan itu.

"Miaaw! Mawmaw miaw? Mii miawmiaw meaw Mawmaw miaaw, Mawmaw miaw maw miiaaw!! (Ya ampun! Kamu gak papa kan? Federico sudah membuat ruang khusus di RS FRH, kamu harus langsung kesana nanti!!)." Sekali lagi ucapan halus dari Mia telah membuat robot ini menangis. Oh... Mia sudah menjadi gadis dewasa yang perhatian.

"Oh oke. Lalu bagaimana dengan 'Mew'? Kau ingin menjelaskannya kan?"

"Miaw."

Kemudian penjelasan panjang lebar dari Mia dimulai...

Jadi setelah berbagai macam percobaan, Jeoffree ingin membuat kapal untuk berlayar di laut sambil menghilangkan penat. Sayangnya ia terdampar dan tidak kembali pulang, karena itu Mia terpaksa membuat Speedboat modifikasi yang bergerak menggunakan efek dari tekanan air yang di sedot oleh kapal. Ia menggunakan tenaga matahari sebagai pendorong motoriknya.

Setelah pencarian berhari-hari, Mia berhasil menemukan kapal kayu Jeoffree yang karam terbawa oleh arus ke pesisir pantai sebuah pulau kecil. Dengan waspada Mia berlabuh dan memarkirkan Speedboatnya. Tapi karena Mia adalah kucing jenius, ia mengambil panel surya dan mesin penggerak kapal dan ditimbun di dalam pasir sesuai keahliannya sebagai kucing dalam menimbun harta.

Dengan penglihatan super dan penalaran seorang detektif handal, Mia menemukan tanda-tanda kehidupan dari Jeoffree di dalam pulau antah berantah. Bermodal kuku dan taring Mia berjalan masuk untuk mencari manusia beban itu. Sayangnya, Mia baru ingat perawatan kukunya dua hari yang lalu, jadi ia kembali dan membawa AK-47 di tangannya.

Mia berjalan melewati pohon, bukit, lembah, gunung, matahari dan banyak lagi medan tak dikenal seperti ngarai, palung, neraka, dan lain-lain... Hingga saat Mia hampir menyerah ia menemukan secarik benang di sebuah ranting.

"Miaw maw... Miiaw meaw maw... (Dari warna putih yang sudah ternoda ini, Jeoffree pasti sudah melalui jalan yang sama denganku. Melihat benang ini yang tidak terlepas dan berkibar kearah timur, berarti Jeoffree menuju ke barat dengan tongkat panjang dan air yang menipis. Karena jejak airnya masih tersisa maka ia belum jauh dan itu berarti Jeoffree ada di...)."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UtopiosphereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang