*Misdirected*

98 29 56
                                    

Nggak mau basa basi, wk
Intinya semoga kalian suka cerita ini.

•••

Belajar untuk memahami,
jika sudah tak peduli ,
berarti dia ingin pergi.

-🦋

Cup!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cup!

Satu kecupan tepat mendarat di pipinya, spontan pipinya langsung memerah sebut saja blushing, rona merah terpancar di wajahnya. Sontak yang menyaksikan terdiam syok.

"Yah, salah sasaran,"ucap Yuna tanpa sadar.

Yudi pun juga ikut bersuara, "Tara menang banyak,"sahutnya.

Farhan, Yudi dan Yuna heboh. Sementara Mark ia tersenyum simpul. Aksi Citra yang ingin mencium nya justru salah sasaran, Mark menghindar lalu tak sengaja ia langsung mengarahkan sahabatnya yaitu Tara pada Citra. Sehingga kecupan yang seharusnya di terima Mark justru mendarat sempurna di pipi Tara.

Citra langsung menyentuh kasar bibirnya, "Bibir gue ternodai!"kesalnya.

"Modus lo!"ucap Citra pada Tara.

"Lo pasti bahagia bat kan dapat kecupan dari gue! Ngaku Lo, ternodai bibir gue!"

Modus? Tara heran begitupun yang lainnya, bukankah Citra yang modus? Bukan lagi, memang Citra yang modus.

"Eh," Tara mencekal pergelangan tangan Citra dengan kuat.

Citra menatap Tara dengan perasaan takut, saat itu juga Tara menatap tajam Citra.

"Heh bocil, yang Modus itu lo! Lagipula siapa yang bahagia dicium sama cewek kecentilan kaya lo!"tegas Tara sembari menunjuk wajahnya Citra.

"Yang ada najis!"tambahnya. Lalu menghempaskan kasar cekalan dari pergelangan tangan Citra, kemudian Tara melangkah pergi. Saat itu juga pikiran Tara benar-benar tak terkendali, bagaimana tidak? Dia di cium Citra, yang seharusnya bukan dirinya yang di cium melainkan Mark. Yang berakhir Tara menjadi korbannya, entah bagaimana lagi,

Rona merah di pipi Tara masih tercetak disepanjang jalan.

Kemudian di ikuti oleh Mark, Farhan, juga Yudi. "MARK!!!"pekik Citra namun tidak didengarkan oleh Mark.

Kini tinggal Citra dan Yuna di koridor sekolah. Untung saja kejadian ini terjadi di tempat yang sepi, jadi yang melihat hanya orang yang berada disana saja.

"Ra, Lo nggak apa-apakan?"tanya Yuna baik-baik.

"Ya jelas gue malu lah!"jawab Citra sembari menggerutu tidak jelas.

"Harusnya Lo bersyukur,"ucap Yuna blak-blakan.

Citra menatap tajam Yuna, bisa-bisanya Yuna menyuruhnya untuk bersyukur, "Bersyukur?!"tanya Citra yang tersulut emosi atas ucapan Yuna.

"Ii--yya bersyukur,"jawab Yuna gelagapan.

"Maksudnya gue gini, untung Tara nggak nyium lo balik, kalau dia cium balik Lo, kan  bahaya banget buat martabat Lo,"jelas Yuna dengan hati-hati.

Kalau di pikir-pikirnya, penjelasan Yuna memang ada benarnya, tapi tetap saja Citra kesal dengan kejadian yang baru beberapa menit terjadi pada dirinya.

Keteledorannya, membuat Citra hampir mempermalukan dirinya sendiri.

"Ah gara-gara Lo Yunaa!"kesal Citra.

Yuna mengerutkan dahinya heran, "kok gue?"

"Gue salah apa?"tanyanya.

"Lo bodoh!"jawab Citra lalu pergi meninggalkan Yuna yang tersenyum simpul.

🐳🐳🐳

"Pipi Lo langsung berubah drastis Tar,"ucap Mark sambil cengar-cengir.

"Gara-gara lu, ngapain coba harus ngorbanin gue," Tara menggerutu.

"Harusnya lo bahagia bisa di cium pipinya sama Citra." Bukan Mark yang berbicara tetapi Yudi.

"Bahagia? Yang ada gatal-gatal pipi gue,"sungut Tara.

Farhan menatap Tara cukup lama kemudian beralih ke Mark dan Yudi, "Kenapa kita ke kelas? Nggak jadi ke roof top? Kan kita mau nge--"

Hampir saja Farhan keceplosan, untung saja mulutnya sempat dibungkam oleh Yudi, 

"Mmmmm, gu-e suu--sahh naf-as anj," Farhan kesulitan bernapas, karena Yudi benar-benar membungkam mulutnya hingga hidung menggunakan tangan besarnya itu.

Farhan langsung melepasnya, "Air liur lu nempel di tangan gue,"ucapnya sambil menatap Farhan dengan perasaan kesal.

"Lagian, kenapa harus tutup mulut gue coba,"bela Farhan tak mau kalah.

"Bego!"

"Orang bego ngatain bego, dah tau gue bego masih aja di katain bego,emang dasar bego,"gerutu Farhan.

"Lo yang bego, gue mah nggak bego,"balas Yudi.

"Iya gue bego, tapi lo goblok," Farhan masih tak mau kalah,  begitupun Yudi.

"Ya udah by one sini, tapi Lo nggak boleh nangis kalau kalah,"usul Yudi.

Sementara itu Mark dan Farhan menyaksikan adu mulut antara Farhan dan Yudi. Mereka berdua memang sama-sama tak mau kalah. Ini memang sering terjadi pada Farhan dan Yudi, mereka berdua sering by one.

By one? Ya, melakukan suit, Kalau salah satu diantara mereka kalah, maka yang menang justru yang akan di perbudak.

"Selamat berjuang kalian berdua." Mark memberi semangat pada Farhan dan Yudi sembari memberikan simbol finger heart pada mereka tak lupa kedipan mautnya.

"Sok-sok an lo berdua, yang ada dompet Lo berdua jadi kenangan, eh nggak, Ralat. Yang ada duitnya yang jadi kenangan,"ejek Yudi.

Tadinya Mark memperhatikan sahabatnya, kemudian perhatiannya teralihkan.

Siapa?

⚫TO BE CONTINUE ⚫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TO BE CONTINUE ⚫

Sampai sini dulu, silahkan yang mau tinggalkan jejak. Kalau Nemu typo, komen ya. Btw makasih banyak buat kalian semua yang udah kasih semangat.

Thank you very much🦋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFTER GLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang