Part 1 - Grape Juice

284 18 7
                                    

Warning : 

1. OOT dan OOC dapat terjadi pada cerita ini.

2. Umur Klee dianggap sekitar masih SD (?)

3. Kamu mungkin menemukan typo di dalam cerita ini.

Disclaimer: seluruh karakter adalah milik Mihoyo, cerita fanfiction ini murni milik author.

-----------------------------------------

"Jadi Tuan Diluc, Tuan tidak ingin pergi denganku untuk bertemu Bennett?" tanya Lumine, seorang pengembara yang ingin menantikan petualangannya dengan Bennett hari itu. Bennett dari Adventurer Guild tentunya sangat senang saat diajak Lumine berpetualang. Apalagi hari itu sangat cerah, pasti akan sangat menyenangkan bisa berjalan-jalan di sekitar Mondstadt sebentar.

Bennett ingin belajar menyampaikan puisi cinta kepada orang yang dia kasihi dan dia sedang belajar dengan Venti. Selepas belajar, Bennett ingin bertemu dengan Diluc, karena mereka sebelumnya tidak pernah bertemu dan Bennett penasaran dengan kekuatan Vision milik Diluc.

Diluc, sang pemilik Tavern hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Aku harus tetap berada di sini karena kita sudah mau di puncak festival. Pasti akan sangat ramai. Selain itu juga aku harus tetap berjaga di Tavern karena aku harus memantau persediaan anggur." Ucapnya sambil mengelap beberapa gelas wine yang baru selesai dicuci. Gelas bening kemilau itu akan semakin cantik jika diisi dengan wine, menurut Kaeya. Tapi taukah kalian kalau Tuan Diluc mengisi gelas wine dengan grape juice kesukaannya dan lalu meminumnya? Yup, Tuan Diluc meminum jus anggur bukan wine.

"Tapi Tuan belum bertemu Bennett kan? Bennett sangat ingin bertemu karena Bennett ingin berdiskusi terkait dengan Vision," ucap Lumine meyakinkan Diluc. Ntah apa alasan Bennett, tapi Lumine yakin Bennett ada hal penting yang ingin ditanyakan, apalagi Vision mereka sama.

Diluc hanya menghela napas pelan, "Bukan kamu yang pertama kali meminta hal itu kepadaku. Misalnya si sok tampan Kaeya, Amber, sampai Bard itu pun menyampaikannya, namun..."

"Namun kenapa?" tanya Lumine bingung, kalau Diluc sudah tau Bennett sangat ingin bertemu dengannya, kenapa Diluc tidak mau bertemu?

"Kamu akan tau sebentar lagi."

Dhuarrr!

Petir kencang tiba-tiba menyambar dan keadaan di luar menjadi bergemuruh. Paimon yang sedang asik meminum jus anggur miliknya langsung tersedak.

"Itu apa!?" tanya Paimon kaget

"Itu artinya ada yang tersambar petir." Diluc kemudian melihat ke arah luar jendela, berharap tidak ada yang terluka.

"Hah?" Lumine bingung, tidak lama keadaan hening dan cuaca kembali cerah.

"Apa atau siapa yang tersambar?" tanya Paimon sambil menyeka jus anggur di bibirnya.

"Sudah bisa diprediksi," jawab Diluc dengan setengah khawatir setelah melihat keluar jendela. Lumine dan Paimon hanya bisa bingung karena Diluc bisa memprediksi siapa atau apa yang terkena sambar petir.

Tidak lama terdengar sayup-sayup banyak orang berkerumun di luar Tavern. Lumine dan Paimon langsung bergegas keluar dan melihat keadaan tersebut, takut-takut ada yang terluka.

Dan benar saja, seseorang sedang dibopong oleh beberapa penduduk dan diberikan air.

"Cepat, bawa ke Cathedral, akan aku sembuhkan di sana," ucap seorang priest, Barbara. Dengan rambut kuncir dua yang terjuntai dan berlari di samping seseorang yang terluka itu, dia mengarahkan para penduduk untuk mencoba membopong orang tersebut dengan menggunakan tandu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wind Blume - MondstadtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang