Sans SMP S4 "Kita Akan Berkemah"

1K 63 11
                                    

Suara kekecewaan muncul dari mulut BeaconCream ketika ia sedang menghadap Ayahnya yang adalah kepala sekolah di tempat ia bersekolah sekarang. Suara itu bukan muncul karena merasa kecewa sebab BluzeOG adalah Ayahnya, suara itu muncul setelah ia mendapatkan kertas pembagian kelompok untuk acara study tour nanti. Hanya ada satu hal yang membuatnya kecewa.

"Sudah Ayah bilang, kalau kamu sama NightD bareng gak akan ada yang bener," ucap Sang Kepala Sekolah tanpa melirik wajah memelas anaknya.

Satu hal yang membuat seorang BeaconCream kecewa adalah karena dia tidak satu kelompok dengan NightD, sahabatnya. Awal dia mulai dekat dengan NightD adalah saat pembagian ketua kelas. Dengan hasil pemilihan ketuanya adalah BeaconCream dan wakilnya adalah NightD, siapa sangka NightD bisa dijadikan wakil ketua yang terpercaya dan cocok bersama BeaconCream. Bahkan di awal sudah banyak yang merasa mereka cocok bersama.

Namun kali ini, setelah banyak hal yang dilalui bersama, BeaconCream harus menerima keputusan Ayahnya tentang memisahkan mereka di kelompok study tour. Apalagi mereka dipisahkan dengan jarak yang cukup jauh antar kelompoknya. Satu lagi desahan kecewa keluar dari mulut BeaconCream.

"Pliss lahh... kenapa?? Why??" BeaconCream kesal, sayangnya kekesalannya tidak berdampak banyak pada keputusan itu. Bahkan tidak ada dampaknya sama sekali.

Mau tidak mau BeaconCream harus menerima keputusan itu. Dalam kekesalan ia berencana untuk berbuat senakal dan setidaksopan mungkin di acara nanti agar Ayahnya tahu kalau memisahkan mereka adalah ide paling buruk yang pernah terlintas. Tidak lama ia keluar dari ruang kepala sekolah dan menutup pintunya dengan keras. BeaconCream berjalan dengan amarah yang perlahan berubah menjadi sebuah kesedihan. Ia bergerak menuju perpustakaan. Tempat di mana seseorang akan selalu menunggunya sebelum mereka pulang bersama.

Kakinya melangkah lesu masuk, menghiraukan penjaga perpustakaan yang keheranan. Kebiasaan membawa dirinya ke salah satu lorong di antara rak buku, menuju seseorang dengan sweater hitam berlogo petir di dadanya beserta masker hitam yang menutupi hidung dam mulutnya.

"Beacon?" sapa dan tanya orang itu dengan nada khawatir dan heran.

Mendengar suaranya kelelahan mental BeaconCream terasa perlahan hilang dan digantikan rasa nyaman. BeaconCream menegakkan tubuhnya dan melempar senyum pada sosok di depannya, sosok itu tak lain dan tak bukan adalah NightD.

"Udah lama Night?"

"Iya! Udah!..." jawab NightD dengan nada kesal namun terkesan imut, menimbulkan tawa kecil di bibir BeaconCream, "jadi gimana?" tanya NightD setelah merasa sahabatnya sudah lebih baik.

"Gak bisa. Kita emang harus pisah kelompok," jawab BeaconCream ingin berkomentar lebih banyak namun memutuskan untuk tidak terlalu berisik.

"Yah... udah aku duga sih. Yaudah, mau gimana lagi?" NightD juga terdengar kecewa dan sedih, namun ia tidak terlalu menunjukkannya.

"Ya... udah... mau main dulu?" tanya BeaconCream melihat jam dinding di perpustakaan.

"Aku udah siap-siap buat nanti sih, jadi ayo. Ayo," ucap NightD menyimpan buku yang ada di tangannya ke rak di sampingnya.

Tanpa ragu BeaconCream merangkul pundak NightD dan membawanya keluar perpustakaan lalu melepasnya setelah mereka keluar dari sekolah. Udara sejuk sore hari menyentuh jiwa mereka yang sudah kelelahan belajar. Pada dasarnya jarak antara rumah mereka tidak terlalu jauh, namun mereka tetap ingin membuat markas rahasia mereka sendiri untuk bermain dan sejenisnya.

Setelah sampai di markas rahasia mereka NightD yang tidak pernah menunjukkan keseluruhan wajahnya membuka maskernya dan melempar sweaternya, memperlihatkan keseluruhan wajahnya hanya pada sahabatnya, BeaconCream. BeaconCream sendiri melepas blazer seragamnya juga syal ungu yang menjadi ciri khasnya, menyimpannya dengan rapi di senderan sofa lalu duduk di sofa sedangkan NightD menyiapkan sesuatu di dapur kecil mereka.

BeaconCream melepas dua kancing atas kemejanya karena merasa panas dan berusaha mencari remote pendingin ruangan. Sayangnya ia tidak menemukannya, dalam sekejap ia segera berteriak.

"Remote AC di mana?!!"

"Jangan tanya aku... aku kan gak pernah pake," NightD yang ternyata sedang datang mendekati sambil membawa dua gelas jus dan kue kering langsung terhenti.

"Ih, siapa yang nanya kamu ih? Ih ih..." jawab BeaconCream yang segera disusul tawa dan ucapan maaf setelah melihat ekspresi NightD yang terlihat sakit hati.

"Mau main game?" tanya NightD ikut duduk tepat di samping BeaconCream yang masih kegerahan.

"Valorant?"

"Kuy," jawab NightD tidak bisa menahan tawa dan kembali berdiri untuk menyiapkan alatnya namun ditahan oleh tangan BeaconCream.

"Lepasin Beacon," ucap NightD ketika lengannya digenggam BeaconCream.

Tidak memedulikan ucapan NightD, BeaconCream malah menariknya dan membuatnya duduk lagi lalu segera menyerangnya dengan pelukan dari samping.

"B-Beacon?! Ada apa?!" tanya NightD dengan tawa canggung.

"Aku masih kecewa kita enggak satu kelompok..." jawab BeaconCream lesu.

"Udahlah... Ayo kita pergi kemah bareng nanti. Cuma berdua... atau sama MoenD dan Mefelz, terserah. Mau?" NightD mencoba menghibur sahabatnya.

"Gak mau sama mereka ihhh..."

"Tapi mau?"

"Berdua."

Kesunyian yang menandakan kepahaman kedua belah pihak atas keputusan akhir itu menimbulkan atmosfer nyaman dan hangat, melepaskan gerah dan kecewa. Satu janji sudah diucapkan, membuat salah satu dari mereka melepaskan pelukannya, membawa mereka menuju penghabisan waktu bersama, bermain game, lalu melewati satu malam bersama, tanpa gangguan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Total 778 kata

Aku tahu ini cringe, tapi yaudahlah.... wkwkwk

Credit gambar : @meleee.__ (Instagram)

--> https://www.instagram.com/p/CK6aVAxnf0z/?utm_source=ig_web_copy_link

Terima kasih buat yang sudah baca, jangan lupa tinggalkan jejak. Bye~

-Z

BeaconightD OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang