KELAINAN : Seorang Pecandu

38.6K 74 1
                                    

"Jok, kowe arep nak ndi?" Tanya Paijo.

"Biasa, moro sawah. Wayahe panen ki." Jawabku, Paijo mengikuti di belakangku.
Karena Aku merasa tidak nyaman, lantas Aku menoleh. Ekspresiku penuh tanya. "Kowe jan jane kenopo toh Jo? " Tanyaku.

Paijo diam menunduk, Aku merasa ada hal aneh dengan dirinya.

Karena aku merasa kurang sabar dengan dirinya lantas aku berujar. " Jo sampean nak ono masalah ngomong wae. Sopo reti aku iso bantu, kowe iku wes tak anggep dulur dhewe. Dadi rasah sungkan karo aku." Ujarku.

Dia akhirnya mendongak dan menatapku, Aku melihat ada tanda kerutan di wajahnya menjadikan saksi bisu kerasnya perjalanan hidupnya. Parjo memang tidak setinggi Aku, akan tetapi dia memilili hal yang tidak Aku miliki dalam memuaskan hasrat Perempuan. Dia memang terkenal akan hal itu di seantero desa, bahkan waktu dulu saat Aku dan Dia rantau Di kota. Kenapa aku malah memikirkan hal lain.

Aku masih menunggu hal yang ingin diucapkan Paijo padaku.

" Jok, aku arep jujur tapi kowe ojo loro ati." Ujarnya perlahan.

" Lah kowe ameh ngomong opo toh?. " Tanyaku.

" Lah aku bingung jelaske nek sampean, iki rumit." Dengan wajahnya yang bingung Dia sambil akhirnya memegang pundakku.

" Wes aku rakuat nyimpen iki Jok, aku arep jujur karo kowe. Jan jane aku wegah ngelakoke iki. " Ujarnya serius.

" Ngelakoke opo toh Jo. " Selaku.

" Wes meneng sek Jok, aku arep jujur soal Ningsih." Tegasnya

" Ningsih ngopo toh Jok. "

" Wes wes kowe ki jan tenan angel arep di critani og. Dadi ngene Ningsih iku terkenal wes ket suwi, aku mendem iki mergo aku rapenak karo kowe, soale kowe ki wes tak anggep konco kentelku Jok. " Jelasnya

" Ningsih terkenal opo toh Jo, wong aku selama urip karo dekne apik apik wae. " Aku merasa heran dengannya, kenapa dia membawa bawa istriku Ningsih, yang sudah menemaniku hampir 15 tahun hidup bersama.

" Jo tak kandani yo, Ningsih dek bengi ngajak aku *GAWE ANAK*." Bentaknya padaku.

Bagai disambar petir pada siang hari, aku merasa hidupku hancur. Aku merasa tidak percaya dengan ucapan ya.

" Heleh Jo, kowe ojo ngapusi karo Aku. Isuk isuk ojo gawe aku nesu karo kowe cok. Ati ati nak ngomong, ningsih iku wong apik. " Ujarku penuh emosi, amarahku masih Aku tahan, tapi aku merasa memang ada sesuatu hal yang menggangguku selama aku hidup dengannya.

" Ora ngono Jok, aku cerito iki mergo aku ki peduli karo belo kowe, dekne sumpah demi Allah ngajak aku gawe anak mergo pengen duwe anak. Dekne selama iki sedih mergo pengen gendong anak. Dekne ngeroso raterimo mergo awakmu jare mandul, aku seng urip mbek kowe, lan ngerti sejarahmu ngeroso iku ra bener. Kowe iling toh karo Asih?. "Jelasnya penuh.

Asih kenapa Dia bawa bawa nama itu, nama seseorang yang sampai saat INI menghantuiku. Aku masih merasa harus mencari dia, karena sebelum Dia pergi menghilang dariku Dia sempat berucap bahwa Dia mengandung anakku.

Aku tersadar dari lamunanku sesaat dan langsung bergegas lari menuju sawah, Aku meninggalkan Paijo karena Aku merasa apa yang diucapkan nya menerutku tidak benar. Aku harus meredam amarahku ini.

***

MALAM ITU

Paijo POV

"Ngopi ndisik Jo."ajak Kosman.

" Gampang man, iki lg apik bal'e." Tatapanku terfokus pada tv kecil yang ada di pos ronda. Malam ini jatahku untuk jaga ronda, seharusnya Aku bisa menjatah si Lastri yang katanya sedang pengen-pengennya. Malah Aku terjebak karo Kosman, duh nasib urip neng ndeso emang ngeneki.

" Jo, asu tenan jane aku mau arep jatah bojoku, wes seminggu aku orang garap dekne. " Ujar Kosman

" Podo Man, iki kont*l ku wes denyut denyut, kangen karo gone Lastri haha. " Timpalku padanya sambil memegang pusokoku.

" Jancuk Jo, haha kowe enak intuk bojo enom, la aku.. Aku kangen karo memek rapet Jo. " Jawabnya.

" Wes toh syukuri wae, duwe opo anane iku seng ngeki gusti Allah, ojo kakehan paido. Raapik. " Timpalku padanya,
" Raimu Jo, rasah sok bijak. Rapatut cuk. HAHA. " Dengan tangan mengeplak pada pundakku.

"Wes Wes tak fokus nek Bal sek. "
Aku kembali fokus ke tv itu, yang sedang menyiarkan siaran ulang Liga Europa.

Ketika Aku asik asiknya fokus ke TV, aku merasa ada yang aneh dengan pos ronda, kenapa mendadak sepi. Dan aku baru tersadar kalau si Kosman sudah menghilang.
'Jancuk cah kuwi ninggal aku dewean,, mesti dekne arep nyetor' batinku

Akupun beranjak dari pos ronda, untuk mencari Dia sekalian keliling buat melihat lihat jalan desa. Aku berjalan melewati tiap demi tiap rumah. Pandanganku tertuju pada satu titik rumah tembok yang tidak berpagar, Aku merasa ada glagat sosok bayangan aneh muncul dari belakang rumah, pandanganku tertutup pada pohon mangga yang memisahkan rumah dengan wc luar rumah.

Iku sopo yo, Rasa penasaranku menghantarkan Diriku menuju rumah dari sahabatku, aku mendekat hingga pohon mangga itu, Dan pandanganku tertuju pada sosok perempuan yang sedang siram air pada depan sumur dengan hanya memakai selendang. Jakunku turun naik melihat pandanganku itu, kulit mulusnya terpantul dari cahaya kuning lampu 10watt diatasnya. Aku masih tidak tahu siapa perempuan itu, karena Dia mandi membelakangi. Aku dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan perempuan itu setelahnya, Dia melepas semua kain yang menutupi tubuhnya. Dengan bokong padat putihnya, Aku melihat Dia berdiri membelakangi ku, setelahnya itu Dia mengurut semua tubuhnya, dan mataku seketika teruju pada tangannya yang sedang menggesek gesekan memeknya, sayangnya aku hanya melihat dari belakang tubuhnya andai saja aku bisa melihat dari depan.

Kontolku yang awalnya tertidur mendadak mengeras dan membuatku merasa tidak nyaman.

Asu Aku kudu ngecrot ki, iku sopo yo putihmen kulite.

Karena Aku sudah tidak bisa menahan pandanganku dari dirinya, aku menciba mengeluarkan si otong. Ahh, akhirnya otong bisa bebas.

Memang otongku dibandingkan dengan yang lain ukurannya biasa saja, tapi ada sisi lain yang mana otongku ini dikenale dapat memuaskan semua perempuan di desa ini, dan bahkan banyak yang mengakui kehebatannya. Karena otongku memiliki biji biji yang dulu ditanamkan pada diriku waktu remaja oleh pak lik ku sebagai dukun desa yang terkenal.
Setelah asik melihat Dia sedang ngocok memeknya, sambil Aku mengurut kontolku. rasa terkejutku bertambah ketika yang kulihat memang benar dugaanku di awal kalau dia Ningsih istri Sahabatku.
.
.
.

To Be Continued...........

KELAINAN ( ISTRIKU SEORANG PECANDU SEX ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang