TeuHaii!!
Tanpa basa-basi langsung di next aja ya!!••••
Sesampainya di rumah kedatangan Robin di sambut kucing Persia kesayangannya. Kucing berwarna abu-abu itu adalah hadiah dari ayahnya untuk Robin di hari ulang tahunnya yang ke 15, lebih tepatnya 2 tahun lalu.
"Buma.. Buma..." panggil Robin sambil menggendong kucing abu-abu itu seperti sedang mengendong bayi.
Nama kucing Robin adalah Buma. Entah kenapa ia ingin menamai kucing lucu ini Buma. Sebenernya ingin dinamai Bima, tapi ternyata kucingnya ini berjenis kelamin perempuan, jadi ia memutuskan untuk memanggil nya Buma alih-alih Bima.
"Dari mana aja lo?" tanya Ken sambil membawa secangkir teh hangat di tangan kanannya.
"Kerja," jawab Robin sambil menurunkan Buma dari gendongannya.
"Apa uang dari bunda masih kurang? Kenapa harus kerja?" tanya Ken tak mengerti. Padahal mereka sudah mendapatkan uang setiap bulan nya dari orang tua mereka, tapi kenapa Robin masih tetap bekerja untuk mencari uang?
"Bukan urusan lo!"
Ken mengembuskan nafas panjang, kemudian ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dan menyerahkannya pada Robin. Sedangkan Robin hanya menatap ponsel itu dengan alis terangkat sebelah.
"Bunda tadi telpon. Katanya sejak kemarin lo nggak angkat telpon dari bunda, telpon bunda sekarang." suruh Ken yang masih setia menyodorkan ponselnya.
"Gue sibuk. Lagian lo doang yang telpon kan udah cukup, gue nggak usah."
"Tapi bunda pengen ngobrol sama lo."
Robin berdecak malas mendengar Ken yang terus saja memaksa dirinya, "Iya, nanti gue telpon. Sekarang gue mau mandi, capek." kata Robin sambil berjalan masuk ke kamarnya bersiap untuk mandi.
Selagi Robin mandi, Ken terlihat sibuk membereskan beberapa barang yang belum tertata rapi. Pasalnya mereka baru pindah ke sini sejak 1 Minggu yang lalu, sebelumnya mereka menginap dirumah Tante mereka, tapi karena mereka merasa tidak nyaman, mereka berdua pun meminta Tante mereka agar mencarikan rumah untuk mereka tinggali sementara. Jadi, berakhirlah mereka disini.
Orang tua Ken dan Robin sekarang sedang berada di London karena urusan bisnis ayahnya. Dan London adalah asal negara ayahnya, marga mereka yang terdengar asing berasal dari ayahnya itu. Mereka berdua sudah di tinggal pergi hampir 3 bulan lamanya, dan selama orang tua nya pergi mereka disuruh untuk tinggal di rumah Tante mereka. Tapi karena tidak nyaman mereka pun pindah ke perumahan ini.
Sebenernya ingin tetap tinggal di rumah asli mereka, tapi karena jaraknya yang sangat jauh dari sekolah membuat mereka memutuskan untuk tinggal di perumahan ini saja.
Robin keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah dan handuk kecil yang menggantung di lehernya. Ia berjalan menuju dapur untuk melihat menu makan malam, tapi saat membuka tudung saji yang ada di sana hanyalah nasi putih saja.
"Lo belom makan?" tanya Robin pada Ken yang tengah menyapu itu.
"Udah tadi, makan roti." jawab Ken.
"Makan roti doang mana kenyang," gumam Robin sambil membuka lemari es untuk mencari bahan makanan agar ia bisa memasak.
Robin memang lah laki-laki, tapi kemampuan nya dalam memasak sangatlah hebat. Apalagi jika sudah memasak kue, beuhhh enak sekali rasanya. Robin yang melihat hanya ada daging ayam yang tersisa pun memutuskan untuk membuat semur ayam.
Saat hampir selesai memasak, Ken yang yang tengah megepel lantai itupun dibuat berhenti sejenak untuk menghirup aroma masakan Robin yang sangat enak. Ken bahkan dibuat menelan ludah nya sendiri saat melihat semur ayam Robin yang sudah terhidang rapi di atas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
25CM DIANTARA KITA
Teen Fiction[Baca sebelum follow!!!] "Memiliki perbedaan tinggi badan yang cukup jauh dengan pasangan mu? Itu bukanlah masalah besar. Karena tinggi badan hanyalah sebuah angka saja, bukan hal yang penting untuk dipermasalahkan." -Kendra Ethan Gebauer. "Kamu har...