Pagi ini cuaca cukup cerah, jalanan sudah lumayan ramai dengan lalu lalang kendaraan karena banyaknya pekerja dan pelajar yang tengah mengawali harinya. Seperti halnya pemuda dengan motor sport yang didominasi warna hitam dan biru itu. Motor yang tadinya melaju dengan kecepatan 50 km/jam itu kini melambat dan berhenti karena lampu merah di persimpangan jalan yang menyala.
Di trotoar persimpangan, sepasang mata dibalik kaca helm fullface itu menangkap sesosok gadis dengan seragam sekolah yang sama seperti dirinya tengah melaju dengan skateboard ditengah para pejalan kaki. Pemuda itu membuka kaca helmnya, kemudian matanya menyipit karena lengkungan senyum yang terbentuk dibibirnya.
Lampu pun berganti dengan warna hijau, pemuda itu kembali melajukan motornya pelan mengikuti kecepatan dari skateboard sang gadis. Pemuda dengan senyum dibalik helm fullface yang tidak diketahui oleh semua orang itu, diam-diam memperhatikan sang gadis yang telah lama menjadi pujaan hatinya. Bagaimana gadis dengan raut wajah yang datar dan dingin itu dengan lihai memainkan skateboard nya, meski agak terhalang tudung jaket yang dikenakan gadis itu, ia masih bisa tahu bahwa gadis itu tengah meniup permen karet dimulutnya.
Melihat sang gadis berhenti didepan gerbang sekolah, mau tidak mau ia harus menyudahi pemandangan yang ia sukai. Bukan karena kemauannya, namun karena gerbang siswa memakai kendaraan terpisah dengan gerbang siswa pejalan kaki atau pun yang diantar.
Setelah sampai diparkiran sekolah, pemuda itu menghela napas kemudian melepas helmnya. Ia tersenyum mengingat bagaimana gadis pujaannya yang begitu cantik dan unik, hingga dapat membuat ia sangat tertarik. Haruskah ia mulai mendekati sang pujaan hati?
Saat ia keluar dari area parkir sekolah dan berjalan di koridor, seseorang menepuk bahunya dari belakang.
"Jun," pemuda itu menoleh ketika temannya itu berjalan disampingnya dan merangkul bahunya. Ia tersenyum manis lalu membalas rangkulan tangan dari pemuda bergigi kelinci yang akrab dipanggil Jeka itu.
Iya, benar. Pemuda ini adalah Artajuna Kalihendra. Sang Wakil Ketua OSIS Jaya Bangsa Boarding School. Hampir seluruh Jabos mengenalnya, tapi tidak semua tahu sampai sekarang bahwa sang waketos pujaan seluruh Jabos ini telah terpikat seorang gadis sejak lama. Gadis yang ia sukai dan semakin ia sukai tiap harinya. Gadis dengan aura misterius yang selalu membuat ia tertarik sedemikian rupa. Gadis yang berparas dingin dan manis menurut Juna itu sangatlah unik dan istimewa baginya.
Satu-persatu sapaan akrab pun terdengar menyapa kedua pemuda itu. Juna menanggapi nya dengan senyuman atau balik menyapa jika itu orang yang ia kenal.
"Gue jadi berasa kayak seleb kalo lagi jalan sama lo Jun, banyak banget yang nyapa." Juna tertawa mendengar ocehan random dari Jeka.
"Lah bukannya lo emang seleb Jek? Followers lo kan seribu." kata Juna sambil tertawa renyah, membuat Jeka mendengus kesal. Juna memang lah berparas tampan, Jeka pun yang seorang pria mengakui itu meski ia merasa masih lebih tampan dirinya dibandingkan Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos
Romance"Bagiku cinta itu tentang memberi, tidak melulu tentang memiliki. Mencintai kamu itu pilihan ku, dan aku tidak mengharapkan imbalan apapun dari kamu." #jabos univers #jabos #spin off OSIS #idol rasa lokal