eps 1

272 33 18
                                    

'Tring...'

Para murid Man High School terlihat berhamburan mencari jalan menuju kelas mereka masing-masing. Namun tak jarang dari mereka juga tetap berjalan santai sambil meneteng tasnya.

Seperti namanya, sekolah ini hanya dihuni oleh murid pria. Hal itu berdampak membuat lingkungan sekolah dipenuhi dengan orang-orang pendukung lgbt. Tak heran di sekitaran lingkungan sekolah itu juga akan ada beberapa moment romantis dari antara pria dan pria.

....

Seorang pemuda manis bertubuh pendek nampak begitu santai memasuki kelasnya yang telah kemasukan sang guru. Semua murid terlihat cengo menatapnya.

"Yak! Takata Mashiho! Kayak gini caranya bikin hukuman?!..gak ngerasa kapok dihukum tiap masuk?!..keluar dan lakukan rutinitasmu!.." pekiknya kesal.

Pria bernama Mashiho itu hanya bergidik tak perduli dan melempar tas punggungnya ke tempatnya duduk. Bukannya terlihat sangar karna tasnya mendarat dengan tepat, semua siswa malah menatapnya tidak suka dan beberapa dari mereka memilih untuk mengabaikannya.

Satu lelaki muda ber name-tag Kim Junkyu, dengan garis wajah yang tampan itu terlihat menyedihkan pandangannya. Perlahan ia mengosongkan pandangannya setelah Mashiho tak ada lagi di dalam kelas.

"Haish..anak jaman sekarang mana ada sopan santun" gerutu sang guru dan kembali melanjutkan materinya.

Sedangkan Junkyu masih memikirkan beberapa hal di kepalanya. Dia tau, itu bukanlah Mashiho yang selama ini dia kenal. Namja pendek itu sudah berubah seiring berjalannya waktu. Apa ini salahnya?.

.....

Jam pelajaran masih berlangsung, Mashi terlihat berjalan santai di pinggiran lapangan basket. Beberapa siswa yang tengah bermain basket itu tak menghiraukan keberadaan Mashi. Mereka sudah tau watak Mashi akhiran ini. Apalagi banyak yang tidak terlalu mengenal Mashi sejak awal membuat kebanyakan dari mereka hanya tau bahwa Mashi anak yang nakal.

'Bukh..'

Bola basket menimpuk kepala Mashi cukup keras. Mashi mengumpat lirih sebelum pada akhirnya dia mengambil bole tersebut. Dengan raut yang tampak menahan kesal, Mashi berbalik untuk melihat si pelaku.

Seorang adik kelas yang lebih tinggi darinya itu berlari kecil ke arahnya. Sepertinya dia lah pelakunya.

"Anak ingusan ini..chshh!"

Bocah itu refleks melindungi kepalanya dengan tangannya sendiri saat ia sadar bahwa kakak kelasnya itu akan menimpuknya balik dengan bola basket tersebut.

Namun tanpa dugaan seseorang berhasil mencegahnya dengan menahan tangan serta bola yang siap Mashi layangkan sebagai tinjuan keras nantinya. Pria itu bername-tag Park Jihoon. Pria dengan parasnya yang sempurna, apalagi tahi lalat berwarna coklat menyerupai bentuk heart di bawah kantung mata kanannya.

Mashi menoleh ke belakang. Dia langsung menepisnya kasar dan pergi meninggalkan semuanya sembari merapikam jas seragam sekolahnya yang memang sedikit berantakan.

Jihoon berlari kecil ke arah hobae nya.

"Gak papa?" Tanyanya dengan raut cemas.

"Iya, gak papa Kak Jiun..tapi, kenapa Kak Mashi sekarang mudah banget emosi?" Tanyanya polos.

Jihoon menunjuk seseorang dengan melirik pria Jepang yang masih asik memasukan bola basket ke ring. Adik kelas bername-tag So Junghwan itu pun ikut menolehkan pandangannya ke belakang. Merasa tidak paham dengan maksud kakak kelasnya, Junghwan kembali menatap Jihoon.

"Junkyu baru jadian sama Haruto sekitar  2 minggu ini" kata Jihoon mengerti ketidakpekaan Junghwan.

Junghwan terkejut. Bagaimana tidak? Haruto dengan nama lengkap Watanabe Haruto itu baru masuk ke lingkungan sekolah ini sekitar  bulan. Bagaiaman bisa, dia sudah dapat merebut hati seorang Kim Junkyu.

Baby, Cry For ME - MashiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang