eps 3

163 22 14
                                    

Sore itu Mashi sedang bermain basket sendirian di lapangan basket komplek perumahannya. Itu sudah menjadi rutinitasnya. Tidak ada siapapun kecuali dia. Karna apa? Itu karna tidak ada yang berani dekat dengan Mashiho selepas terungkapnya Ayah Mashi yang sebenarnya saat berada di Jepang.

Beberapa dari mereka mungkin mengutuk Mashi karna mengapa Mashi pindah ke Korea setelah berita itu tersebar.

Bukan karna apa, hanya saja Mashi dan ibunya ingin meninggalkan kenangan mereka bersama sang Ayah. Memang sebesar itulah Mashi membenci sosok ayahnya.

Kembali pada aktivitas Mashi sekarang.

Berkali-kali dengan lihai tubuhnya melompat dan memasukan bola ke dalam Ring. Seperti merasa dituntut tubuhnya, dia mulai kelelahan. Mashi pun berhenti untuk beristirahat sejenak. Mengatur nafasnya yang terasa pendek. Hingga hampir saat dia akan kembali mengambil bolanya, seseorang dengan cepat menendangnya.

Mashi merasa terhina. Dia pun mendongak untuk melihat, siapa yang berani melakukan itu padanya.

Ternyata Haruto.

"Bajingan ini" umpat Mashi lirih yang masih dapat didengar oleh Haruto.

Haruto memandangnya remeh.

"Berani main sama gue?" Remeh Ruto membuat Mashi terlihat emosi.

"Lo nantang gue?"

Mata mereka saling terpaut. Satu sama lain saling membenci dan menaruh tatapan sengit.

Hingga waktu bermain di mulai. Bola di lempar tinggi ke atas dan turun membuat keduanya saling bersaing merebut bola.

Mashi mendapatkannya!

Mashi mulai memantul-mantulkan bola basket nya ke tanah lapang basket. Sambil terus maju menuju ring nya. Diikuti Haruto yang mencoba untuk merebutnya.

Hingga saat Mashi hampir dekat dengan ring, Ruto tersenyum miring yang kemudian dia menyandung kaki Mashi dengan kaki jenjangnya membuat Mashi terjatuh.

Alhasil bola dapat direbut. Haruto sengaja diam dengan bola di tangannya sambil menunggu Mashi kembali berdiri.

Mashi menatapnya sengit. Yang kemudian dia berpikir akan mencoba merebutnya kembali.

Namun dengan wajah yang meremehkan itu, Haruto menjunjung tinggi bola basket di tangannya.

Mashi terhenti. Dia mengerti maksud pria itu melakukan hal itu. Sudah pasti Haruto sedang menghinanya pendek.

Mashi menatapnya dengan kesal. Apalagi senyuman Haruto membuatnya semakin emosi.

Haruto memiringkam kepalanya berniat meledek Mashi. Kemudian dia sedikit memggerakan jari-jarinya bersiap melempar bola basket di tangannya ke dalam ring yang sudah ada di belakang Mashiho.

Mashi hanya membiarkan hal itu. Karna dia tau, apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetap saja Haruto yang akan memenangkannya.

Dengan remeh, Haruto melempar bola basket tersebut hingga masuk ke dalam ring dengan mudahnya. Seperti itulah tujuannya, Haruto tersenyum puas melihat Mashiho yang sekarang terlihat lebih marah.

"Sekarang lo dah tau posisi elo dibanding gue?...gue..lebih..hebat..daripada..Elo" Haruto sengaja menekankan kata-katanya untuk mengundang puncak emosi Mashiho.

Mashiho merepalkan kedua tangannya. Dia menahan emosinya. Namun, sepertinya Mashiho tidak dapat lagi menahannya.

Dengan gerakan cepat Mashi mengambil bola basket tersebut yang tak jauh darinya. Lalu mengambil ancang-ancang untuk melemparkan dengan kekerasan penuh mengarah pada Haruto.

Baby, Cry For ME - MashiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang