Part 6

48 2 5
                                    

"Keeeennaaaannn" Aku masuk ke supermarket dengan penuh semangat dan senyum mengembang di wajahku.

"Halooo, seneng banget kayaknya, ada apa nih?" Keenan tersenyum lebar.

"Abis jalan-jalan sama Faza, kok seneng banget ya?"

Keenan tersenyum licik kali ini, sambil memandang ku dengan alisnya yang naik sebelah dan tangan nya mengetuk-ngetuk meja kasir.

Aku yang diperhatikan seperti itu jadi salting.

"Apa?" Tanyaku sambil memandangnya lekat-lekat.

"Pake nanya lagi, emang nya masih harus gue jawab kenapa lo tiba-tiba seneng gitu?"

"Hehehehehe"

"Udah lah akuin aja kalo emang suka" Keenan mengalihkan pandangan nya ke kertas-kertas dihadapan nya. Mungkin data barang-barang di supermarket.

"Engga suka, gue cuma mau temenan aja. dan gue nyaman dengan itu"

"Mana ada kata 'cuma mau temenan aja' nanti juga lama-lama jatuh cinta" Keenan langsung nyeletuk. Duh. Tiba-tiba semangat ku kabur entah kemana.

"Ada. liat aja. Gue...." Tiba-tiba suara pintu supermarket terbuka, seorang cewek berkerudung masuk. "Gue buktiin kalo laki-laki dan perempuan itu bisa kok cuma temenan aja!" Kataku setengah berbisik di kalimat terakhir.

Keenan melihatku dan hanya menaikan bahunya lalu kembali sibuk dengan kertas-kertas nya. Rese!

Ada keheningan sesaat di antara kami.

"Keenan kok rese banget sih???!!" Aku menghentakan kaki ku.

"Rese kenapa sih sayang? Gue lagi sibuk ngurusin data-data di supermarket nih." Dia menjawab tanpa melihatku.

"Tapi kan gue mau cerita, ah gimana sih"

"Ih baper banget sih, manisnya hilang loh" Keenan melihatku lalu mencolek daguku. Wah.

"Keenan! Jangan rese please."

"Yaudah kalo mau cerita ya cerita aja sih"

"Ya tapi lo nya dengerin"

"Hmmmm... Gimana ya..."

"Keen..."

"Permisi"

Suara ku berbarengan dengan sosok cewek disamping ku. Oh dia yang tadi masuk ke supermarket.

Aku minggir sedikit memberikan dia celah untuk berdiri di depan kasir, Keenan dengan senyum manisnya siap melayani. Ah lagi ngeselin tetep aja ganteng. Eh pikiran macam apa itu? Iwh.

"Lo Viana kan?" Tiba-tiba cewek disamping ku bertanya.

Aku kaget.

"Lo siapa?" Jawabku agak ketus.

"Gue Sandra" Dia mengulurkan tangan nya "Gue temen nya Hazza" Tambahnya, kali ini dengan senyuman di wajahnya.

Aku menyambut uluran tangan nya "Temen nya Hazza? Kok lo kenal gue?" Tanyaku. Aku melirik Keenan sedikit, dia juga memperhatikan.

"Ceritanya panjang, lo tau keadaan dia sekarang?" Tanyanya langsung cus to the point.

"Engga, kenapa dia?"

"Dia masuk rumah sakit"

"Kkookk bbiissaa?"

"Ya dia sakit soalnya. Lo mau jenguk dia?"

"Tapi gue.. gue gak kenal-kenal banget"

Cewek itu mengeluarkan dompet dan membayar belanjaan nya, lalu sebelah tangan nya mengangkat kantung belanjaan dan menengok ke arah ku.

"Yasudah kalo ngga mau. Gue cabut dulu ya. Bye. Oiya mas makasih ya." Dia menatap Keenan dan tersenyum.

Sudah berjalan beberapa langkah keluar Keenan mengangkat tangan nya.

"Eh tunggu dulu" Keenan angkat bicara, dia menahan Sandra. Dengan tangan nya yang melayang diudara, persis seperti di film-film. "Gue minta alamat rumah sakitnya"

Aku menatap nya dengan bingung, Sandra menatap ku lalu menatap Keenan.

"Ya.. gue mau jengukin, dia sering belanja disini soalnya. Yang bule kan? Yang matanya ijo? Tinggi, Putih, Atletis dan wangi banget"

Aku makin bingung.

"Lo gay?" Celetuk Sandra. Aku rasanya mau ketawa keras-keras.

"Hah enggak kok! enggak! bener deh suer!!" Keenan gelagepan. Hmmm.

Sandra menggangguk pelan "Okay, gue minta kertas sm pulpen"

"Ini ini" Keenan menyodorkan kertas dan pulpen dengan semangat "Sekalian tulis nomer hape lo ya. Biar kalo ada apa-apa gue bisa ngehubungin"

ALAH TERNYATA MANUSIA SETENGAH VAMPIR INI MAU MODUS TOH. PANTESAN AJA SEMANGAT GITU. HALAH KEENAN BISYA BET BISYAAAAA.

Setelah sandra pergi dari supermarket aku langsung menatap Keenan tajam.

"Dasar tempe asin, ngapain lo modus modus"

"Sirik aja lo tahu busuk. Besok kita jengukin cowok lo nih ya" Keenan mengibas-ngibaskan kertas alamat di hadapanku.

"Gak mau. Jenguk aja sana sendiri. Lagian dia bukan jodoh gue" Aku teringat kata-kata Hazza saat itu, itu loh yang dia bilang kalo kami ini jodoh karna udah ketemuan 3x tanpa sengaja. Jadi kata-kata itu tiba-tiba saja meluncur dari mulutku.

"Deehhhh siapa yang bilang jodoh!?!?!"

Mak, Mati aku.

"Ah gatau, udah ah gue mau balik. Bye, Sikil Ayam"

"Bye, Kutu Kuda"

Ah.. Keenan. Untung temen.

==========================

hi guys, gue cuma mau update cerita terakhir ini. karna inspirasi bikin cerita ini hilang gara-gara yang jadi inspirasi juga hilang. cerita ini terakhir dibuat tanggal 18 february, dan tanggal 19nya hape gue rusak total :) dan sekarang baru bisa di apdet. tapi sayangnya cerita ini ga akan gue lanjutin, justru gue bakal bikin cerita yang baru yang kemungkinan bergenre Science Fiction. bagi yang ingin bertanya kenapa gue gak mau ngelanjutin karna si pemberi inspirasi hilang adalah karna gue gak mau bikin sesuatu yang teringat sama si pemberi inspirasi dan gue gamau saat si pemberi inspirasi itu baca, dia malah inget gua. pesan gua dari keseluruhan cerita ini adalah, kalian hanya bisa mencintai satu orang. namun kalian tidak bisa menentukan yang mana karna waktu yang akan memilihkan nya. saya berdoa untuk si pemberi inspirasi semoga dia selalu bahagia dan begitupun saya.

Bye.

Love, A.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Other FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang