Part 1

178 5 4
                                    

Sebenernya bahagia itu yang kaya gimana sih? Kayaknya orang mau bahagia susah banget gitu. Khusus buat gue sih, gue Cuma mau orang-orang disekitar gue itu seneng karna gue, ketawa karna gue, senyum karna gue dan mereka juga bahagia karna gue, gue pengen kehadiran gue selalu di nanti setiap orang, dengan itu gue tau kalo gue itu ‘berarti’ dan ada gunanya  buat orang lain.

====================================

“Gue benci jatuh cinta” kata ku sambil menahan emosi.

“Lo ga akan bisa menghindari nya, lagian dia lumayan juga kok”

“Oh, tolong berhenti mengingatkan gue tentang itu” aku mencoba mengalihkan perhatian dengan mengambil beberapa gambar dengan kamera di tangan, mencoba supaya obrolan ini tidak berlanjut, namun pikiran ku hanya tertuju pada hal ini, jadi usaha ku terasa  sia-sia.

“Yha, kenapa sih ga nyoba buka hati lo?”

Aku hanya terdiam dan menurunkan kamera ku, melihat keluar jendela dengan tatapan lurus.

“Nggak, perasaan ini bakal mati, sama kaya dulu” Aku menunduk.

“Masa lalu ya masa lalu, liat lah sekarang buat masa depan lo”

Aku tau gak akan ada gunanya Aku berdebat dengan sahabat ku, Shela. Aku tahu betul Shela akan terus mendukung si cowok itu. Ya, cowok itu yang sekarang lagi berusaha mendekati ku.

“Yaudahlah, sekarang gue mau pergi” Shela mengambil tas nya dan berjalan menuju pintu kamar Ku.

“Mau kemana?” Tanya ku menatap lekat-lekat sahabat ku.

“Kemana aja, asal ga disini. Gue bosen” Sebelum membuka pintu kamar Shela berbalik menghadap ke arah ku.

“Apa?” kata ku.

“Gue Cuma mau lo Happy, Na. Dan gak stuck sama kejadian yang dulu-dulu”

Shela tersenyum dan membuka pintu dan sekejap sudah hilang dari pandangan ku, apa dia benar?

Aku berbalik menghadap jendela, Tersenyum. Aku senang masih ada yang perduli padaku apalagi orang yang menurut ku penting di hidupku.

Setelah 10 menit dilanda kebosanan, Aku memutuskan untuk pergi keluar Asrama. Aku butuh udara segar dan tentu saja pikiran yang segar juga.

Ku kalungkan kamera kesayangan ku, aku pun keluar asrama. Selama perjalanan singkat itu aku mulai mengambil gambar  yang menurut ku mempunyai arti-arti tertentu, saat tiba-tiba mata ku tertuju ke

laki-laki yang berdiri sendirian dengan Topi dikepala nya, kemeja hitam pekat dan celana hitam panjang, Aku hanya bisa melihat dia dari belakang saja. Tapi aku tau kalo laki-laki yang berdiri disana itu pasti punya tampang yang gak mengecewakan hehehe

Yah, bicara soal tampang ganteng, aku ingat seorang Cowok yang sekarang sedang mendekati ku. Faza.

Murid pindahan dari Pakistan. Dia benar-benar menawan, hidung nya runcing bak tombak yang udah di asah, bibirnya seperti  terlukis indah di wajahya dengan lekukan yang begitu jelas, dan  mata yang mampu menghipnotis siapa-siapa saja yang melihat nya. Hampir sempurna!

Tapi Bahasa Indonesia nya bisa dibilang cukup buruk. Mungkin karna lingkungan nya juga, aku mengerti kalo Indonesia sangat berbeda dengan di Pakistan.

Awalnya aku gak bergitu perduli dengan Cowok itu, tapi aku ngerasa ada sesuatu dari cowok itu yang aku gabisa hindari dan aku gatau itu apa. Pernah suatu hari aku mergokin Cowok itu lagi ngeliatin aku dari jauh, dan saat aku tatap balik cowok itu, dia malah buang muka. Yah, gak masalah sih.  Sampai suatu saat cowok itu ngajak ngobrol aku, dia nanya siapa nama ku dan beberapa pertanyaan gak penting.  Karna aku gak suka jadi ya ku tinggal gitu aja deh, tapi tetep sih aku ketar-ketir ngomong sama cowok secakep itu hehehe

The Other FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang