NAY DAN RANGGA
03 | RANGGA
Assalamu'alaikum ... balik lagi sama aku!
Sebelum bacaa, yuk vote, coment dan follow dulu ^^. Biar nggak ketinggalan. Ehehhe😄
Happy reading 💖
***
"Eh ... Rangga, sudah besar aja," ucap Bunda tanda menyapa. Dia mengelus-elus pundak Rangga lalu tersenyum ke arahnya. Aku hanya bisa tersenyum kecut saat melihatnya, baik di luar buruk di dalam. Tak malukah?
"Yuk, pergi!" Aku menghampirinya lalu mendorong Rangga ke arah mobil tanpa memperhatikan Ayah, Bunda dan Kia di belakangku.
"Eh-eh, pergi dulu, ya, Om, Tante, Kia!" Rangga mencoba untuk menengok ke belakang dan melambaikan tangan tapi aku tahan. Jiji melihat Rangga yang baik bertingkah dengan orang-orang yang munafik. Entah, mereka tersenyum atau tidak itu bukan urusanku.
"Kok gitu, sih, Nay. Gak sopan tau, ih ..." ujar Rangga sambil memasang pengaman.
"Gak suka!"
"Tapi, kan, dia juga or--" ucapnya terpotong olehku.
"Stop bahas itu! Atau gue turun," ucapku mengancamnya sambil mencoba membuka pintu mobil.
"Oke, oke. Ih ... cantik, jangan marah," ujar Rangga membujukku. Aku hanya tersenyum lalu fokus ke arah depan.
Saat ini aku mengenakan baju lengan panjang dan celana di atas mata kaki serta hijab pashmina yang aku lilitkan dan rapikan begitu saja. Sedangkan Rangga saat ini mengenakan kemeja berwarna biru dan celana jins berwarna hitam. Entah mengapa dia terlihat cool seperti ini. Biasanya, dia hanya mengenakan celana longgar dan baju di atas siku serta kacamata yang menempel. Sekarang tidak, sampai mata ini lekat menatapnya tak percaya. Sedangkan Rangga hanya terlihat risih.
"Apaan, sih. Ngeliatinnya begitu banget, ih," ujar Rangga malu.
"Haha. Gak papa, gue kasih tahu, ya sama lo. Kalau mau berubah, jangan setengah-setengah aja. Kelakuannya juga dong. Disesuain sama penampilan kamu malam ini," ucapku.
"Gitu, ya? Terus aku harus gimana?"
"Kaya gue," ujarku sambil menaikkan alis ke atas.
Rangga hanya tersenyum lalu membenarkan posisi duduknya layaknya seorang tentara yang sedang menyupir. Pandangannya lurus ke dapan, dadanya dicondongkan ke depan, dan mukanya terlihat sangar. Aku terkekeh dibuatnya.
"Nanti di mall, kamu harus kaya gini, gak boleh ngeluh nunggu antrian panjang." Aku membuka pengaman lalu kembali menatapnya. Pandangan dia lurus ke dapan kaca mobil dengan telinga yang bekerja mendengarkan pantulan bunyi suara. Kemudian, dia melakukan hormat ke arahku dengan wajah yang sangar. Aku kembali terkekeh lalu mencoba untuk membuka mobil.
"Stop! Biar aku saja!" Rangga menghentikan pergerakan tanganku. Aku biarkan saja dia melakukan apa yang�� diinginkannya. So, ini demi kebaikan dia, agar tidak diremehkan oleh temannya.
Rangga membukakan pintu dengan sangat semangat dan terus memandang lurus ke depan. Orang-orang yang ada di sekitar melihat Rangga aneh. Ada yang terkekeh, ada yang berbisik, dan ada yang menatap aneh kepada kami. Aku abaikan saja lalu mengajak Rangga masuk ke dalam mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nay dan Rangga
Teen FictionKayaknya follow dulu, deh sebelum baca >< And yaa, jangan jadi pembaca gelapp. Okee?! *** Kata orang, keluarga utuh belum tentu bahagia. Entah bagaimana orang akan beropini tentang gadis ini. Gadis yang kuat hidup di dalam rumah yang berantakan itu...