1

15 3 0
                                    

Bacanya perlahan biar feelnya dapat hee,,

haapy reading,

Arsan melemparkan bantal sofa tepat mengenai kepala seorang gadis yang sedang berbaring di atas sopa. Hal itu membuatnya menjerit kaget.

"Aaaaaaaa"

Bughh

Nesya mendelik "ihh, Arsan!"

"gak usah teriak!"

"Gue bingung."

Arsan mendesah lelah "sekarang kenapa lagi? Bosan? Putus?" tanya Arsan dengan nada penasaran yang dibuat-buat.

Sebenarnya Arsan sudah bosan mendengar kata bingung yang selalu Nesya ucapkanp. Entah mau sampai kapan ia terus bergonta-ganti pasangan. Nesya tidak pernah menjalin hubungan lama. Semua cowok Nesya perlakukan sama, baik di awal tapi tidak di akhir. Ia mudah bosan, dan menurutnya semua cowok sama aja, terlalu monoton dan membosankan.

"ihhh, sekarang beda," sahut Nesya kesal.

Arsan tidak membalas, ia hanya menatap Nesya dengan ekspresi datar miliknya.

"Dion nembak gua!"

"Ya, terus apa masalahnya?"tanya Arsan bingung. "bukannya ini yang lo tunggu?"

"Tapi, Mahesa gimana?"

"Putusin aja gampang," sahut Arsan santai.

"Ish, kok, lo jahat sih!"

"yang jahat lo bukan gua,"

"Kok gua?"

"Yang jalanin kan lo bukan gua!"

Arsan tak menjawab, ia bangkit mengambil jaket yang terletak di atas meja.

"Gua balik udah mau malem. Lo hati-hati di rumah jangan lupa kunci pintu. Kalau ada apa-apa telpon gua!" Lalu ia ia keluar rumah dan di ikuti Nesya.

"Arsan," Panggil Nesya.

"Hmm," Guma Arsan. Tanpa berbalik melihatnya.

"Gua harus gimana?" Nesya berucap lirih.

Arsan melanjutkan jalannya menuju pintu pagar rumah Nesya.

"Gak usah pacaran kalo gitu," Balas Arsan. Yang entah di dengar atau tidak oleh Nesya. Kemudian ia berlari menuju rumahnya yang berada tepat di depan rumah Nesya.

***

Seperti biasa, pagi ini Arsan dan Nesya berjalan beriringan menuju kelas Nesya. Kelas 11 Ipa 2. Mereka berjalan layaknya sepasang kekasih. Meskipun satu sekolah tau mereka hanya bersahabat tetapi hampir semua cewek iri kepada Nesya. Si cewek manja serta pemalas yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata , yang beruntung memiliki paras sangat cantik. Sehingga banyak di sukai siswa laki-laki SMA BINA SAKTI serta anak-anak sekolah lain. Sedangkan Arsan cowok ganteng bertubuh tinggi tegap berkulit hitam manis yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sehingga ia menjadi kebanggaan semua guru dengan prestasi yang ia raih. Arsan juga menjabat sebagai ketua OSIS.

"Dah, masuk sana," ucap Arsan setelah sampai di depan kelas Nesya dan mendorong bahunya pelan.

"Terimakasih sudah mau nganterin," Ucap Nesya sok manis.

Arsan memutar bola matanya malas. Lalu pergi meninggalkan Nesya begitu saja.

"Dah, Arsan belajar yang rajin ya biar makin pintar," Teriak Nesya Tanpa tahu malu.

Pelajaran pertama telah dimulai dan yang mengajar di kelas Nesya adalah Pak Hasan guru paling sabar serta humoris. Tapi entah kenapa Nesya merasa bosan, teman sebangkunya Andin tidak masuk sekolah dan ia ingin cepat-cepat istirahat. Nesya memainkan handphonenya secara diam-diam di bawah meja, lalu membuka Aplikasi chat.

Tukang Nyuruh

Ar

Ar

P

P

Berisik lo!!

Kok bales nya lama?

Belajar sya!!

Tapi Gua bosen.

Sudah lebih dari dua menit Nesya masih belum mendapatkan balasan dari Arsan. Hal itu membuat nya kesal lalu memfokuskan diri kembali ke dalam pelajaran.

Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Nesya masih duduk di bangkunya sambil memandangi chat yang tak kunjung mendapat balasan dari Arsan.

"Kantin yu neneng," Ajak Sefti salah satu teman sekelas Nesya.

"Gak, deh, lagi males."

"Ok deh," jawab Sefti. Lalu pergi meninggalkan Nesya.

Di kelas tinggal Nesya sendirian

Tukang nyuruh

Ar, makan bareng yuk?

Ar, kok gak di bales?


Sorry sya, lo makan sendiri dulu.


Tapi gua males ke kantin kalo gak ada lo.

Ya udah nanti gua suruh Deri bawain makanan ke kelas lo.

Nesya memandangi chat dari Arsan lama tanpa berniat membalasnya.

"Ck, menyebalkan," gumam Nesya.

"Siapa yang menyebalkan?" tanya Deri yang baru datang dan mendengar Nesya bergumam.

"Kepo lo," sewot Nesya.

"Dih, Galak banget bund."

"Ngapain lo kesini?"

"Nih,"ucap Deri memberikan sebuah plastik di depan muka Nesya.

"Apaan nih?"

"Dari si Arsan."

"Oh... Thanks."

"Oke,"ucap Deri lalu berbalik meninggalkan Nesya.

"Deri emang Arsan kemana?" Tanya Nesya sedikit berteriak.

"Lagi sibuk sama anak-anak Osis."

"Oh... gitu."

"Hooh."

Setelah menghabiskan makanan yang di berikan Arsan, Nesya keluar kelas. Ia berniat pergi ke toilet, tapi ketika sampai di dekat ruang OSIS Ia mendengar suara Arsan yang sedang tertawa bersama seorang perempuan. Nesya penasaran siapa perempuan yang bersama Arsan di dalam sana. Nesya berjalan perlahan ke Arah pintu ruang OSIS yang sedikit terbuka sehingga mempermudah caranya mengintip.

"Hahaha,, lo salah Ar," Kata Jesica. Lalu menggeser duduknya lebih dekat dengan Arsan.

"Masa sih, haha," Tawa Arsan yang biasa aja ketika didekati Jesica.

Arsan terlihat senang.

"Sini gua benerin," kata Jesika mengambil sesuatu yang sedang di pegang Arsan dan sayangnya Nesya tidak tau itu apa.

"Cih, katanya sibuk. Sibuk apaan orang ketawa ketiwi gitu," Gumam Nesya lalu kembali ke kelasnya dengan sedikit berlari. Ia tidak jadi pergi ke toilet.

Ting

Nesya memelankan jalannya, lalu melihat siapa yang mengirimkan nya pesan

Tukan nyuruh

Pulang sekolah gua tunggu di parkiran.

Nesya hanya memutar bola matanya kesal.

Tukang nyuruh

Gak bisa, gua balik bareng Dion.

JUST A FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang