Dia hanya singgah bukan sungguh,
Semestinya kau beri teh atau kopi,
Bukannya hati.
#ahkebiasaan
Perihal rasa, setiap orang punya kadarnya, setiap orang berbeda rasanya. Aku tidak bisa bercakap banyak tetapi aku bisa mengatakan apa yang pernah aku rasakan dan mencoba mengeluarkan apa yang aku pikirkan. Setiap kehidupan pasti ada seseorang yang datang dan meninggalkan, dan seseorang pernah berkata kepada saya jika itu bukan kebetulan tetapi semuanya telah diatur oleh Tuhan, termasuk seseorang yang ada disekitar kita ataupun yang telah meninggalkan kita. Dalam persepsi sebuah perasaan, terkadang seseorang hanya datang bersinggah bukan untuk bersungguh, dan permasalahannya kita tidak pernah tahu siapa yang akan bersungguh untuk kita, namun kita bisa mencoba untuk memilah dan membatasi diri dengan memberi standar penilaian kepada orang lain, kita masih bisa memandang sisi-sisi baik dan tidak baik, membedakan jatuh hati dan sekadar mengagumi, membedakan merasa nyaman dan memberi kepercayaan, tapi semua itu terkadang lepas kendali dan menjadi manusia yang hanya mengikuti kata hati, yang terkadang menurut kita baik tetapi masih ada hal yang lebih baik untuk kita. Tetapi kita juga tidak dapat memasang standar yang terlalu tinggi karena tak ada manusia yang sempurna tiap-tiap manusia memiliki kekurangannya masing-masing, terkadang kita hanya memerlukan manusia yang dapat memahami kondisi kita dan apa yang kita butuhkan. Ketika seseorang yang datang di kehidupan kita, kita beranggapan bahwa ialah jawaban dari pertanyaan yang selama ini kita cari, tetapi ternyata seseorang tersebut hanyalah sebuah alasan dari proses menemukan jawaban yang kita cari, dan ketika kita menaruh hati kemudian seseorang itu berlalu kita hanya dapat menyalahkan keadaan yang sebenarnya ada hal yang dapat kita lihat, jika dia bukanlah yang terbaik dari Tuhan berikan, masih ada orang yang tepat untuk kita temui, bukan seseorang yang hanya menjadi sempat dan bertamu lalu pergi.
