Lagi. Naruto tersadar dalam ruang serba putih dan bau khas rumah sakit. Entah sudah yang keberapa kali ia kembali terbangun di ranjang rumah sakit. Ia mencoba menyesuaikan matanya dengan silau cahaya lampu disekitarnya. Matanya memicing mencoba melihat jarum jam yang tertempel disalah satu sisi dinding. Sudah lewat tengah malam. Ia melihat sekeliling dan mendapati kepala keamanan keluarga Uchiha duduk disampingnya. Ia kaget, hanya saja tubuhnya lemas sekali sehingga ia tak dapat terlalu bereaksi akan keterkejutannya. Ia masih melihat sekeliling ruangan dengan waspada. Mencari sosok orang yang terakhir kali dilihatnya sebelum kegelapan menguasai kesadarannya.
"Anda sudah bangun, nona Naruto" sapa Kakashi saat pandangan mereka bertemu. Naruto hanya berkonsentrasi mengatur napasnya. Ia harus tenang. Reflek ia melingkarkan tangannya diatas perutnya melindungi buah hatinya posesif.
"Kenapa anda disini, tuan Hatake?" Tanya Naruto penuh selidik. Kakashi hanya membalas pertanyaan Naruto dengan sebuah senyuman dan membiarkan Naruto mengartikannya sendiri.
"Tolong jangan beritahu tuan muda. Tolong jangan beritahu keberadaan saya padanya" ucap Naruto sambil memelas. Ia masih tak sanggup jika harus bertatap muka dengan mantan tuan mudanya itu. Kakashi melirik ke arah pintu yang sedikit terbuka. Ia bisa melihat Sasuke mendengarkan percakapannya dengan Naruto.
"Bukankah anda sudah bertemu dengannya?" Tanya Kakashi mengingatkan.
Ya. Naruto ingat bahwa orang yang terakhir kali ia lihat adalah Uchiha Sasuke dan ia berakhir menggila, tak dapat menguasai emosinya. Naruto bingung. Ia terus berpikir bagaimana cara agar ia bisa melindungi dirinya dan buah hatinya dari Sasuke. Jika ia harus kabur lagi, ia tak memiliki cukup uang untuk melakukannya kini. Hampir semua tabungannya telah ia gunakan untuk keperluan sehari-harinya. Naruto tak bisa senekat dan sesembrono dulu karena kini ada nyawa yang harus ia jaga.
"Jangan terlalu dipikirkan, nona. Anda harus menjaga kesehatan anda demi bayi anda"
Naruto membelalak. Ucapan Kakashi seperti alarm tanda bahaya baginya. Bisa saja keluarga Uchiha akan membunuh bayinya jika mengetahui bahwa bayi yang dikandung Naruto adalah hasil perbuatan Sasuke. Mereka pasti berusaha menjaga nama baik Keluarga Uchiha. Naruto semakin memeluk perutnya erat. Baru saja ia menyayangi sikembar dan kini ada jurang pemisah didepannya. Ia tak sanggup membayangkan jika kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam pikirannya terjadi. Ia benar-benar akan gila.
Naruto menangis. Ia merasa tak berdaya dengan kedigdayaan keluarga Uchiha. Tapi jika ia harus menghadapinya untuk menyelamatkan sikembar, ia pasti akan lakukan. Ia harus kuat demi buah hatinya.
"Tuan hatake, apakah anda tahu bahwa saya bekerja di club malam?" Tanya Naruto kemudian. Ia sudah tahu bagaimana kinerja kepala keamanan keluarga Uchiha. Tak mungkin jika Naruto tidak dalam pantauan mereka selama ini.
Kakashi hanya membalas dengan anggukan dan senyum tipis. Ia sudah bisa menduga arah pembicaraan Naruto saat ini.
"Saya bekerja di club malam dan menjajakan tubuh saya disana. Ternyata menjual diri bisa dapat uang lumayan banyak dalam waktu singkat dan tidak perlu terlalu capek bekerja. Yah, meski tak sebanyak gaji yang saya terima dulu" Naruto memaksa membuat sebuah senyum untuk guyonan yang sama sekali tidak lucu itu.
"Saya juga memiliki beberapa teman lelaki dan melakukan sex dengan mereka. Jadi bayi ini tidak ada hubungannya dengan keluarga Uchiha"
Kakashi tersenyum mendengar pernyataan Naruto. Semakin Naruto menyangkal, semakin yakin Kakashi bahwa bayi itu adalah anak Sasuke. Ia tahu bahwa Naruto panik dan takut kehilangan bayinya.
"Saya mengerti. Anda tak perlu menjelaskan semua itu. Istirahatlah nona. Anda membutuhkannya saat ini. Jika anda memerlukan sesuatu, panggillah perawat untuk membantu. Saya harus pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Rumput Liar
FanfictionSekuel dari oneshoot Rumput Liar. Ada baiknya kalian baca one shootnya terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini. 😘😘😘 Naruto kembali terjatuh. Merasakan bagian sakitnya kehidupan. Ia merasa hancur. Namun janji rumput liar dengan mendiang ibunya...