|Mangsa|{4}

4.5K 427 32
                                    

«JohnTen»
∆∆∆

Dini hari Ten tersentak dari tidurnya. Lampu kamar yang padam membuat Ten tak dapat melihat dengan jelas. Ia hendak beralih ke arah samping, tapi sesuatu yang melingkar di pinggangnya membuatnya tak bisa bergerak. Ten menoleh ke samping. Ia terkejut mendapati wajah Johnny yang begitu dekat dengannya. Tangan Johnny lah yang ternyata melingkari pinggangnya.

Ten akhirnya memutuskan untuk tetap diam dengan posisi telentangnya saat ini. Ia mencoba memejamkan mata untuk kembali tidur. Namun, lelaki kekar di sebelahnya membuat Ten kembali terjaga. Johnny menyingkap baju Ten dan mengusap permukaan perut rata Ten dengan sensual.

"Kenapa bangun?" tanya Johnny dengan suara seraknya.

"Ti-tidak, tidak apa," cicit Ten.

Johnny bangkit dari tidurnya. Lelaki bersurai hitam itu kini berada di atas Ten. Memandang Ten dengan mata elangnya. Membuat lelaki manis di bawahnya tak berani menatap ke atas.

"Look at me!" Johnny mengangkat dagu Ten dengan jarinya. Mata mereka bertemu sepersekian detik.

Johnny melepas atasan Ten dengan satu tarikan. Memperlihatkan tubuh Ten yang selalu Johnny suka. Lelaki dominan itu mencumbu Ten dengan ganas dan penuh gairah, seperti biasanya. Ten tak dapat menolak. Ia hanya pasrah dengan apa yang Johnny lakukan dengan tubuhnya.

"Hhyunggh ... Ahh ...." Ten mendesah kala Johnny menjilati telinganya.

Dalam gelapnya kamar itu, Johnny terus memainkan tubuh Ten. Menjilati telinga Si Manis, menghisap nipple Sang Submisif, dan menyentuh punggung Ten dengan sensual.

Dia pun menyatukan bibirnya dengan Ten dalam ciuman panas berkali-kali. Desahan Ten semakin membuat Johnny bersemangat menghajar lelaki di bawahnya.

Johnny bermain dengan tubuh atas Ten selama satu jam lebih. Ia mengecup leher Ten sebagai akhir dari kegiatannya malam ini. Johnny kembali berbaring di samping Ten yang masih terengah. Tangan Johnny kembali melingkar di pinggang Ten. Namun, kali ini dia menarik Ten untuk berhadapan dengannya. Dalam posisi saat ini, Johnny dapat melihat Ten dengan jelas, meski dalam kamar yang gelap.

"Kau hanya milikku," bisik Johnny sebelum mengecup bibir kenyal Ten.

Ten ditarik ke dalam dekapan Johnny. Si Dominan membiarkan Ten yang bertelanjang dada untuk ia peluk. Ten yang sudah bisa mengatur napas perlahan memejamkan matanya.

Napas Ten yang teratur menguasai pendengaran Johnny. Ia melihat lelaki manis di dekapannya yang terlelap.

'Cepat sekali tidurnya,' batin Johnny.

Dia selalu mengagumi wajah Ten yang terpahat sempurna. Ia jatuh dalam pesona lelaki manis itu, hingga melakukan berbagai macam cara untuk selalu bersama Si Manis.

Si Dominan itu tersenyum tipis untuk pertama kalinya. Mengingat kembali masa lalunya yang kelam dan bagaimana ia mendapatkan sumber kepuasan dalam hidupnya. Bahagia? Entahlah, yang Johnny rasakan hanya sebuah kepuasan.

Pikiran Johnny kembali pada puluhan ribu tahun lalu. Dimana hunter dan manusia masih hidup berdampingan.

Hunter yang merupakan sahabat alam selalu membantu manusia untuk mendapatkan hewan buruan. Membantu manusia ketika terjadi bencana alam, seperti gunung meletus, gempa, dan bencana lainnya. Hunter yang selalu baik hati menolong manusia pada akhirnya kebaikan itu hanya dimanfaatkan oleh manusia yang serakah.

Manusia tak beradab itu mengetahui kelemahan hunter yang abadi. Mereka membantai hunter tak bersalah hanya demi mendapatkan kekuatan alam. Manusia-manusia itu melawan takdir alam dengan merebut paksa kekuatan alam yang dianugerahkan kepada para hunter.

Sampai hunter tak lagi mendapatkan tempat hidup di bumi ini. Di antara jutaan hunter yang dibunuh, ada kedua orang tua Johnny di sana.

Orang tuanya dibantai di depan matanya. Johnny kecil tak bisa berbuat apa-apa selain menangis tersedu-sedu di samping mayat orang tuanya. Luka akibat kematian orang tercinta, menimbulkan kebencian yang begitu besar di hati Johnny.

Ribuan tahun Johnny habiskan dengan terus melatih kekuatannya. Dalam hutan yang tak dapat dijangkau manusia biasa, ia terus menempa dirinya untuk aksi balas dendam pada manusia.

Dalam pelatihan itu dia bertemu hunter lain, Yuta dan Jaehyun. Johnny memutuskan untuk mengajak mereka berdua ikut serta dalam aksi balas dendamnya. Yuta dan Jaehyun tentu saja tak menolak.

Sampai pada waktu yang telah ditentukan. Johnny, Yuta, dan Jaehyun melancarkan misi mereka. Membantai habis manusia dalam satu desa. Kemudian berpindah ke desa lainnya dan melakukan hal yang sama. Yuta dan Jaehyun puas dengan darah manusia yang membalut kuku panjang dan taring mereka. Namun, tidak dengan Johnny. Lelaki itu masih ingin membunuh dan menyiksa manusia lagi.

Johnny putuskan untuk melakukan hal keji lainnya seorang diri, tanpa Yuta dan juga Jaehyun. Kedua temannya menuruti kemauan Johnny setelah menolak mentah-mentah usulan itu pada awalnya.

Rasa ingin balas dendam di hati Johnny belum padam, karena ia belum menemukan manusia yang membunuh orang tuanya. Lelaki dominan itu tak tahu bahwa tak ada manusia yang hidup panjang seperti hunter.

Begitu tau kenyataan manusia yang membunuh orang tuanya telah mati, lelaki dengan nafsu membunuh itu tiba-tiba mendapat sebuah ide gila. Ia membeli manusia di tempat perdagangan gelap. Membawa manusia itu ke rumahnya dan membunuh mereka dengan sadis. Kegiatan itu ia lakukan cukup lama, hingga Yuta dan Jaehyun mencoba menghentikan perbuatan Johnny. Bisa saja manusia kembali memburu mereka karena ulah gila Johnny ini. Namun, lelaki keras kepala itu tak mendengarkan ucapan temannya.

Sampai suatu waktu, saat dia pergi ke pasar manusia, dia melihat sosok lelaki mungil dalam salah satu sel. Tanpa pikir panjang, Johnny membeli lelaki yang meringkuk ketakutan itu dan membawanya pulang.

Niat awal Johnny adalah membunuh Si Lelaki. Namun, tubuhnya tak mau diajak kerja sama. Johnny tak munafik, bahwa dia mengagumi lekuk tubuh lelaki mungil itu.

Rasa yang seumur hidupnya tak pernah ia rasakan, kini membalut utuh hatinya. Dia bergairah melihat tubuh Si Manis. Persetan dengan hasrat membunuhnya, Johnny lebih berhasrat untuk menjamah tubuh lelaki manis itu.

Dia tau nama lelaki itu adalah Ten. Johnny mengurung Ten dalam jeruji di ruang bawah tanahnya. Setiap hari ia akan selalu menyiksa Ten dan menjamah lelaki itu. Namun, Johnny tak pernah sama sekali menyentuh bagian bawah tubuh Ten. Entah mengapa, dia hanya lebih menikmati tubuh atas Ten saja.

Semenjak hadirnya Ten sebagai penghuni jerujinya yang tetap hidup, Johnny jarang sekali melakukan pembunuhan keji. Menyiksa Ten dan melihat ketakutan dari dalam bola mata indah itu sudah membuatnya mendapatkan kepuasan.

Yuta dan Jaehyun sudah Johnny beritahu. Ia memelihara manusia dalam rumahnya. Meski kedua hunter itu tak suka, mereka tak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan Johnny.

Johnny kembali ke masa sekarang. Di mana ada Ten dalam pelukannya. Lelaki itu tersenyum samar. Menyiksa lelaki manis ini adalah candunya.

∆∆∆

To be continue

Mangsa [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang