Under The Moonlight

Oneshoot

Horror/Tragedy

Mpreg!

.

.

❤ Gamma Satya Wiraja ❤

❤ Mahessa Zatta ❤

||

||

||

Happy Reading

||

||

||

"Sayang, jangan lupa ambilkan buah kelapa muda yang pohonnya ada di belakang rumah ibu, aku sangat ingin minum air kelapa muda," pinta Hessa sembari bergelayut pada lengan Gamma.

Pria tampan bertubuh tinggi tegap itu memeluk pundak sang istri, memutar tubuh Hessa dan menunduk untuk menatap lekat wajah pemuda yang lebih kecil, "tentu saja, sayang! kau prioritas utama dalam hidupku, jangankan memetik buah kelapa, memetik bintang sekalipun akan kuusahakan jika itu yang kau minta!"

Hessa mencibir, Gamma terkekeh, "bahkan jika aku mati sekalipun, kau tetap prioritas utamaku!" ucapnya tegas dan dalam.

"Gamma ihhhh! aku tidak suka ya kata-kata 'mati-mati' itu!" Hessa merengut kesal.

"Kkkk," Gamma terkekeh, kini ia memeluk erat tubuh istri lelakinya yang sedang mengandung empat bulan ini, "iya-iya, aku minta maaf padamu, sayang. Tunggu aku ya, aku akan segera kembali!" Gamma mengecup pipi merah merona itu.

"Jangan lama-lama ya, aku takut sendirian di sini," ucap Hessa setengah merengek.

"Aku janji tidak akan lama, secepatnya aku kembali," Gamma masih mendekapnya. Sampai akhirnya Hessa merelakan sang suami keluar dari villa megah mereka, pria itu berjalan menuju motor trailnya dan segera meluncur dengan motor itu menuju ke dermaga. Menyisakan Mahessa Zatta seorang diri di pulau terpencil itu.

***

Hujan turun gerimis sore ini. Hessa duduk di tepi balkon, di sebuah kursi rotan sambil menatap ke arah halaman di bawah sana. Suasana sangat sepi. Tentu saja ini pulau terpencil. Sejak Gamma memutuskan menikahi Hessa delapan bulan yang lalu, ia membawa Hessa tinggal di pulau ini sebagai janjinya kepada sang ayah, jika ia diizinkan menikahi Hessa, maka ia akan mengabdikan hidupnya untuk mengelola perkebunan serta pabrik keramik milik sang ayah di pulau ini.

Ya, Gamma adalah putra tuan tanah terkaya di desa Kencana, sebuah desa cantik yang hanya berjarak sekitar lima kilometer dari pulau ini. Dan pulau ini adalah milik Tuan Wiraja, yang sekarang dikelola oleh Gamma Satya Wiraja, suami Hessa.

Hessa diberi anugerah dalam pernikahannya, ia ternyata bisa mengandung selayaknya wanita. Kedua mertua yang tadinya hanya setengah hati menerimanya, kini menjadi teramat mencintai dirinya. Hessa kini menantu kesayangan. Ia mampu mengubah sifat keras Gamma. Gamma yang tadinya adalah anak berandalan, playboy dan tidak takut pada orang tua. Semenjak bertemu Hessa di bangku kuliah, perlahan ia melunak dan menjadi anak penurut. Nilai-nilai mata kuliahnya perlahan membaik, ayah dan ibunya tentu merasa sangat bahagia walau awalnya mereka sedikit sulit menerima jika putra mereka jatuh cinta kepada sesama pria.