dua

2.4K 480 6
                                    

fallin' flower

dua: sakura



Musim semi baru saja datang. Katanya, musim semi adalah musim penuh cinta. Dengan banyak sakura berguguran, terbang bersama rasa gembira menghilangkan segala rasa gundah.




Dan di sini Jeongwoo, mengeratkan tangannya yang menggenggam hotpack, menatap acak warga lulu-lalang, berdiri di depan kafe menunggu sang sahabat membelikannya minuman hangat.





"Junkyu hoi di belakangmu ada--"





bruk





"aw.."





Jeongwoo merintih kesakitan saat tubuh besar yang menabraknya mulai panik dan menunduk minta maaf.






"m-maaf! aduh, maaf ya.."





"hah, Kim Junkyu kau ini. Maaf ya dik, temanku memang ceroboh.." ucap temannya, membungkukan tubuh lalu memukul Junkyu.





Jeongwoo menggeleng, melambaikan tangannya. "ah, tidak. Saya juga tadi tidak melihat-lihat.."





"bantu dia.." bisik temannya.






"oh, iya! Aduh, maaf ya.." ucap Junkyu lalu mengulurkan tangan.





Jeongwoo tersenyum kikuk, menerima uluran tangan namun ia terhenti sebentar, maniknya menatap milik Junkyu yang menatapnya kebingungan.






"ada apa? Apa ada yang terluka?" tanya Junkyu.





Jeongwoo diam. Lalu menepiskan pikirannya dan menggeleng, menerima tarikan Junkyu yang membantu mengangkat tubuhnya.






"maaf sekali lagi ya, semoga harimu menyenangkan.."




"a-ah.. iya.."





Ada friksi aneh yang datang setelah pemuda bernama Junkyu itu pergi. Jeongwoo rasakan jantungnya berdegup kencang.





Maniknya mencari punggung yang menghilang di balik ramai, lalu jatuh pada satu kepala tinggi yang sedang merintih kesakitan.





Angin menghembuskan hawa dingin yang mulai menghangat. Helai kelopak sakura berguguran jatuh pada telapak tangannya yang terbuka.





Maniknya menatap ke bawah, pada kelopak bunga, juga pada tato kecil yang mulai muncul dengan perlahan.




.
.
.




Jeongwoo membuka mata.





Ia menghela napas. Berangkat untuk duduk di kasurnya.






Sinar matahari masuk malu-malu. Bau basah embun dan kicauan burung terdengar nyaring.






"ternyata memang Hyung itu..." ucapnya pelan.





"tapi di mana aku harus menemukannya.."




.
.
.




"Kim Junkyu!"





Junkyu menggeram protes saat gorden kamarnya dibuka paksa, membuat cahaya masuk tanpa permisi lewat maniknya.





"ini hari sabtu.." Junkyu protes dengan suara khas bangun tidurnya.




Tapi itu tidak menutup rasa semangat pemuda bernama Park Jihoon untuk membangunkan dan melemparkan handuk mandi milik sahabatnya itu.




"dan itu artinya kau harus tepati janjimu, anak muda.."





"hah?"





Jihoon berkacak pinggang, "wah, lihat anak ini.."






Junkyu mengerutkan dahi, "apa maksudmu?"





"kau janji akan menemaniku sebagai ganti kado ulang tahun?"





Junkyu semakin mengerutkan dahi, "ulang tahun?"





Jihoon berdecak, mengibas selimut Junkyu ke sembarang arah, menggantikannya dengan handuk.






"kau bahkan lupa ulang tahun sahabatmu sendiri,"






"hah?? Kan itu satu bulan yang lalu??"






"sstt diam, cepat mandi!!"




.
.
.





Bibir Junkyu mengerucut saat sahabatnya itu mendorong mangkuk berisi nasi goreng untuk sarapan mereka.





Jihoon hanya menggeleng. Tahu benar tabiat sahabatnya ini ketika tidurnya diganggu, tapi mau bagaimana lagi kan, janji harus ditepati.






"omong-omong, Kyu.." panggil Jihoon






"hm?" jawab Junkyu dengan malas.





"belum menemukan si sakura?"






Junkyu berhenti mengunyah. Ia melirik tatonya yang masih kuncup bunga, lalu ia menggeleng.







"Kyu, ingat tempo hari saat kau menabrak anak SMA di Namsan?"






Junkyu mencoba mengingat-ingat. Ah, itu sangat memalukan. Ia mengangguk pelan, menatap Jihoon dengan bingung.






"dan sakura di Namsan saat itu sedang mekar-mekarnya.."






Junkyu mengerutkan dahi, "lalu, apa yang ingin kau katakan?"






"apa mungkin ternyata anak itu adalah soulmate-mu?"




"..... huh?"






fallin' flower

tbd

[✔️] fallin' flower ; jeongkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang