⌗O1៹

8 1 0
                                    

Hari Sabtu yang cerah. Rarasati mematikan alarm nya dan melihat sekitar dengan malas, ia baru tidur 4 jam, itu kurang jelas!

Yaa tidak ada yang menyuruhnya untuk tidur terlalu larut, dia yang terlalu asik dengan tugasnya.

"De, Rara, atos gugah?" ucap bunda lembut dengan kepala yang sedikit muncul di balik pintu.

trans ; de, rara, sudah bangun?

Dengan senyum dan mata yang sayu Rara mengangguk lemah. Dia masih mengantuk, muka lelah, mata panda. Bagaimana cara Rara mempunyai pacar jika memiliki kebiasaan buruk?

“ibak, ku bunda di tunggu di handap sarapan jeung kaka, cepet ya."

trans ; mandi, sama bunda di tunggu di bawah sarapan sama kaka, cepet ya.

Ah terlalu sayang Rara dengan bundanya. Sangat spesial!

***

Rara sudah selsai dengan kegiatannya sekarang sudah di bawah dan sarapan dengan Bunda dan Kaka nya.

"Heh Rara! Laper gue daritadi nungguin lo, gue mau makan duluan ga boleh sama Bunda!" protes kakanya, Bima.

Rara hanya menatap Kakak nya malas.

"Gandeng!" ucap Rara sambil membawa nasi goreng di piringnya.

trans ; brisik!

Bunda udah bosen liat kejadian ini setiap hari. Udah biasa, kata Bunda.

Setelah acara makan, mereka bubar jalan. Bunda yang belanja di pasar diantar sang kaka Bima, dan Rara yang memainkan handphone nya di ruang tamu sambil meminum jus mangga kesukaannya.

Rara cukup kesepian dan memutuskan untuk menyalakan musik sekedar meramaikan suasana rumah.

Lantunan lagu sudah memenuhi rumahnya yang sepi, Raras sedikit bergumam menyanyikan lagu yang ia sukai belakangan ini.

“Ku bahagia kau telah terlahir
di dunia, dan kau ada di antara
milyaran manusia.”

Rara tertawa kecil, gila. Mana ada seorang Rarasati mempunyai pacar! Lelah untuk sekedar mengaggumi orang lain, terkecuali untuk kaka tingkatnya, Jefri.

dan ku bisa, dengan radarku
menemukan mu.”

Siapa yang tidak jatuh hati dengan Jefri ; senyum manis, tinggi, putih bersih, dimple yang menghiasi pipinya. Ah! Sudah! Nanti kalian naksir lagi dengan kaka tingkat Raras.

“Tiada lagi yang mampu berdiri
halangin rasa ku, cinta ku padamu.”

Raras mematikan musicnya. Sudah cukup dia senyum senyum sendiri membayangkan ketika Jefri menyatakan per—

“RARAS!!” ucap ka Bima

Sialan! Raras baru saja membayangkan yang indah-indah. Kenapa malah lelaki dingin, sedikit berisik, suka iri dengan pintarnya Raras yang muncul!?

"APA!" ucap Raras sewot, iyalah! Kalian tau menghalu itu enak, bukan??

"Sewot teuing, ini lo mau ga cilok amang amang pasar?" tawar sang kaka

143, SOON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang